Kamis, 11 Agustus 2011

Birahi Mbak Rofikah 2

Dengan penuh kerakusan Mbak Rofikah melakukan oral seks dengan mengulum penisku, lidahnya sangat piawai bermain dengan batang pisang yang hidup. Kepalanya aku remas remas aku batangku bisa melesak sampai mentok di mulutnya, setiap tekananku ketika Mbak Rofikah memasukan penisku, kepalanya aku tekan, ini membuat Mbak Rofikah sampai hendak melawan tekananku. Saking kesalnya sehingga penisku dikeluarkan dari mulutnya dan dibetot dengan tangannya, aku mengaduh tak karuan.

“Nakaaaaaaal aaaaaaaaaaaaah “ sungut Mbak Rofikah dengan kesal kemudian kembali bermain dengan batangku, disepongnya batangku kuat kuat membuat aku sampai menahan nafas berdegup. Kembali batangku dijilati mulai dari kepala penis, kemudian dimasukan dan dimainkan dengan lidahnya menggoyang kepala penisku. Habis itu bantangku disusuri dengan lidahnya sampai ke telurku. Pelan pelan batangku terasa geli ketika lidah Mbak Rofikah menyentuh telurku, disentuhnya berulang ulang batangku kemudian dijilati.

“Penisku luar biasa, Han .. sayang .. aku suka deh “ timpal Mbak Rofikah dengan kembali menjilati batangku lagi naik, kemudian dirinya mempermainkan batangku lagi dengan diemut dalam mulutnya, bak es krim dinikmati setiap inchi dan centi serta mili batangku yang ngaceng itu. Buah dadanya lumayan besar dan kencang sehingga aku semakin gatal untuk meremasnya, kuremas buah dadanya itu dan kupermainkan puntingnya. Mbak Rofikah menggeliat tak karuan merasakan remasan tanganku sehingga tangannya mencegah kenakalan tanganku yang meremas remas toketnya itu.

Tanganku menyingkir namun kemudian berpindah ke pantatnya dan kuremas remas pantat membuat itu dengan posisi nungging bermain dengan penisku, tampak rakus dan asyik Mbak Rofikah bermain dengan penisku, berulang ulang batangku dijilat jilat, keluar masuk mulutnya.

Tampaknya Mbak Rofikah memang lama tidak digauli atau disetubuhi sehingga sampai menikmati batangku sepuasnya, aku menarik kepalanya agar berhenti lalu kulumat bibir itu sebagai tanda senang dan sayang. Kami berdua kembali terlibat dalam lumatan itu

“Hhhhmmmmmmm …hhhhhhhhfffffffff …. sleeeeeeeeeeep “ kami bersuara sampai bibir kami berlepas

“Trim .. mau bermain dengan penisku .. gantian deh .. aku mainin ininya Mbak Mbak Rofikah “ kataku sambil mengelus vagina milik Mbak Rofikah

“Nakal aah .. ngeraba kemaluan milik orang lain .. “ goda Mbak Rofikah dengan nakal lalu mengedipkan matanya padaku.

“Cepatan deh .. nih lihat penisku sudah nggak tahan mau masuk sarang Mbak Mbak Rofikah .. please aaah “ ungkapku dengan kesal sambil mendorong tubuh Mbak Rofikah agar berebah, ketika badanya dengan gemulai tiduran dan diganjal dengan bantal, pahanya dibuka selebar mungkin.

“Luar biasa sempit tempekmu, sayang “ godaku dengan kata jorok dan disambut dengan jambakan tangan Mbak Rofikah di rambut kepalaku

“Jangan jorok aaaaaaaaaaaah .. saruuuuuuuuuuuu “ ucap Mbak Rofikah dengan gemas.

“Sudah berapa kali kepake pacarmu, sayang ?” tanyaku

“Aaaaaaaaaah .. jangan tanyakan itu .. rahasia aaah .. segera donk .. nggak tahu pengin dikerjai “ kata Mbak Rofikah dengan tak sabaran sehingga langsung membenamkan kepalaku ke vaginanya. Terasa harum wangi semerbak di vaginanya yang ditumbuhi jembut halus dan rambut tipis itu. Vaginanya membasah dan membuka karena Mbak Rofikah sering tak sabaran, ketia mengoral penisku, tangannya juga ikut sesekali mempermainkan vaginanya sendiri. Aku menjilati dan membuka lubang itu dengan lidah dan tanganku

“Haaaaaaaaaaaaan ………..aaaaaaaaaaaaah .. nakaaaaaaaaaaal aaaaaaaaaaaaaah “ teriak Mbak Rofikah dengan mencoba untuk bangkit namun tanganku segera menahan di buah dadanya dan kuremas membuat Mbak Rofikah sampai menggeleng geleng tak karuan, aku menyedot vaginanya dengan kuat sehingga Mbak Rofikah sampai hendak berontak ke kanan dan kiri.

Lidahku menjulur mencari klitorisnya dan lidahku kutekuk melesak masuk menjilati labia mayoranya kanan kiri, setiap lidahnya menjulur dan menjilat di lubangnya itu, remasan tangan Mbak Rofikah di sprei kuat sekali hendak merobek sprei.

“Haaaaaaaaan ….sayaaaaaaaaang …..aaaaaaaaaah .. pinteer kamu .. “ puji Mbak Rofikah dengan hendak melihatku namun kemudian kepalanya berebah lagi dan menggeleng geleng tak karuan, matanya dipejamkan dengan erat merasakan nikmatnya oralku

“Jangaaaaan buat orgasme yaaaaaaaaaa “ ingat Mbak Rofikah dengan suara mendesah dan kemudian melenguh merasakan jilatan dan sedotanku.

Aku menyelusupkan tanganku ke pantatnya dan kuremas remas, bibirku tetap berada di depan vaginanya memeprmainkan lubang itu

“Sayaaaaaaaaang ..aaaaaaah … nakaaaaaaaaal sekaliii .. waduuuuh … enaaaaaaaaak “ seru Mbak Rofikah dengan bertalu talu. Gerakan pantatnya bergerak seiring remasan tanganku yang nakal itu. Aku merasakan bau amis dan wangi bercampur di vagina Mbak Rofikah, namun bagiku itu merupakan bau yang sangat nikmat. Kuperhatikan dengan ekor mataku kalo Mbak Rofikah masih menggeliat tak karuan sehingga kakinya sampai menopang ke punggungku

“Sudaaaaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaaaaaah .. nggak tahaaaan nich “ teriak Mbak Rofikah dengan bangun dan langsung memegang kepalaku, kemudian dilumat dengan rakus dan disedot sedot, aku meladeni lumatanku dan kami sampai ngos ngosan dengan nafas tak karuan

“Masukin yaaaaaaa … gimana ya cara masukin .. gedhe banget nich .. aku pengin kamu genjot dulu yaaa .. sini aku naikin kamu .. kalo sudah masuk kamu tindih aku ya “ kata Mbak Rofikah dengan langsung bergerak naik ke selakanganku.

“Nggak sabarain nich “ godaku yang disambut rangkulan Mbak Rofikah ke pundaku lalu tangan kirinya memegang batangku dari belakang tubuhku lalu menekan ke arah batangku penisku. Pelan pelan Mbak Rofikah menekan

“Duuuuuuuuuuh …. rasanya nggak karuan sayang “ ucap Mbak Rofikah dengan tertawa padaku dan kemudian mencium bibirku dengan mesra

image1 Pantatnya turun menekan, Mbak Rofikah sampai menggigit merasakan batangku mili demi mili masuk ke vaginanya. Penisku masuk pada bagian kepalanya, Mbak Rofikah menarik lagi dan menekan dengan kuat, matanya sampai terpejam merasakan batangku hendak menembus lubang surgawinya. Aku pun merasakan jepitan itu seakan hendak melumat dan meremas habis.

“Gilaaaaaaaaaa” umpatku merasakan sedotan dari dalam vagina Mbak Rofikah itu.

Penisku lama lama berjalan dengan pelan masuk pada vaginanya, sudah separo batangku tenggelam dalam lubangnya yang becek itu, Mbak Rofikah sampai mengelus elus bagian atas vagina merasakan batangku yang keras itu mencoblos lubang vaginanya.

“Haaaaaaan .. rasanya enak sekali .. trim .. penismu benar benar perkasa” kata Mbak Rofikah dengan kembali melumat bibirku dan kemudian menekan lagi, aku hanya memegang pinggangnya dan sesekali meremas pantatnya.

Mbak Rofikah terus berjuang dengan menarik pantatnya kemudian menekan ke bawah dengan kuat, sehingga lama lama batangku tenggelam dan tinggal menyisakan beberapa centi lagi. Nafas Mbak Rofikah sampai memburu tak karuan, pegangan di pundakku dirangkulkan, pelan pelan ditarik lagi dan kemudian ditekan lagi dan dengan sekali hentak penisku amblas

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ jerit kami berdua dan kemudian kami saling tersenyum dan berpagutan dengan mesra

“Ntaaar .. biar penismu lancar … aku genjot pelan saja ya “ kata Mbak Rofikah dengan mulai bergerak naik turun dengan pelan, awalnya penisku terasa seret, gesekannya sampai membuat aku menahan rasa sakit dan juga rasa nikmat luar biasa. Gerakan Mbak Rofikah yang naik turun itu lama lama membuat penisku lancar keluar masuk vaginanya.

“Enaaak Han .. pleasee .. rasanya aaah .. luar biasaaaaaaa .. “ ungkap Mbak Rofikah dengan merem melek merasakan batangku keluar masuk vaginanya menyodok nyodok sampai mentok. Kami kemudian saling berpagutan lagi dan kedua tangan Mbak Rofikah merangkulku erat. Aku ditariknya sehingga aku menindih Mbak Rofikah, kedua kakinya menjepit pingangku, kami berdua saling melumat dan memagut dengan penuh nafsu

“Gerakin .. sodok aku “ kata Mbak Rofikah dengan menahan kepalaku ketika kami sedang saling melumat itu, aku langsung bergerak menggenjotnya.

“Ooooooooooh .. Haaaaaaaaaaan .. “ seru Mbak Rofikah dengan nafas tak karuan. Aku melumat habis bibirnya dan tanganku turun lalu meremas buah dadanya membuat Mbak Rofikah menjadi kewalahan. Pantatku bergerak naik turun menggenjot vaginanya. Mbak Rofikah meronta, menggeliat dan hendak berguling namun tenagaku lebih besar. Hanya lenguhan, erangan dari mulut Mbak Rofikah yang terdengar

“Hhhhhhhhhhsssssssss. hhhhhhhhhhhsssssssss “ desis Mbak Rofikah ketika aku memberi angin untuk bernafas, aku kemudian kembali menyerbu bibirnya, penisku keluar masuk vaginanya dengan lancar dan tanganku meremas buah dadanya sekuatku membuat Mbak Rofikah tidak tahan, sehingga aku dicekal di kepala.

“Pleaseeeeeeeeee .. nggak kuaaaat … bentar aaaaaaaaaaaaah “ lenguh Mbak Rofikah dengan nafasnya yang menerpa mukaku, muka kami penuh dengan air liur. Sodokan demi sodokan aku lakukan membuat Mbak Rofikah mengikuti gerakanku.

Menit demi menit kami bertempur dan Mbak Rofikah sudah tidak tahan lagi, merapatkan kakinya lebih erat dan pasrah bibirnya aku lumat dan buah dadanya aku remas remas. Ditahannya kepalaku dengan kuat dengan tangannya, matanya yang merem melek itu kini terbuka dan tubuhnya menegang dengan kaku

“Saaaaaampaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaiiiiiiii “ teriak Mbak Rofikah dengan keras dan vaginanya menyempit dengan cepat. Aku menggenjotnya dengan tenaga besar dan akhirnya setelah menegang itu Mbak Rofikah langsung berkelonjotan bak disetrum listrik. Dari vaginanya mengucur cairan panas membasahi batangku. Tubuhnya kemudian melemas dengan cepat dan kubiarkan dengan mengelus elus dahinya yang penuh keringat, jepitan di pinggangku mengendor, pinggangku merasa sakit luar biasa, sudah terbentur body mobilnya, masih juga menggenjot vagina Mbak Rofikah, lengkap sudah pinggangku terasa mau hancur. Namun kutahan semua itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar