Kamis, 11 Agustus 2011

Bu Fenny 1

Perkenalanku dengan Royhan terjadi ketika aku secara tak sengaja bertemu di sebuah rumah produksi iklan, pada awalnya aku tak mengira kalo lelaki ini ternyata memiliki gairah seks yang tinggi, bahkan aku akhirnya harus terkapar disetubuhi olehnya, gilanya lelaki ini semakin lengket padaku, suka mengawasiku ke mana mana, jika ada waktu senggangku dia datang langsung mengajakku bercinta, lama lama aku menjadi terbiasa, aku sendiri juga tidak menyangka kalo akhirnya menjadi lawan bercinta yang sama sama mengejar nikmatnya reguk birahi, ketika dia mengendorkan kejaran padaku, justru malah aku yang mengejarnya. Aku menjadi ketagihan bercinta dengannya. Terkadang aku menyalahkan diriku yang tidak bisa mengontrol nafsuku, malah aku gantian yang sering menagih dikontoli.

Hari masih pagi ketika aku diundang dalam rapat untuk mencari figur bintang iklan, pihak produksi iklan katanya hanya ingin memakai jasaku saja. Aku datang pagi itu, beberapa pegawai di kantor itu minta tanda tanganku, ada lelaki yang pengin kenal denganku, siapa tidak kenal Ibu Feny ? kalangan olah ragawan terutama penggemar Formula pada tidak asing denganku. Yang kuherankan, jika seluruh pegawai kantor itu pada mengerubungiku, namun tidak dengan satu lelaki yang masih memandang dari kaca jendela duduk dan arahnya ke arahku, jaraknya juga tidak jauh. Aku balik menatapnya, lelaki itu tersenyum padaku. Aku pun mengangguk dan menuju ke ruang pimpinan, namun setelah aku diterima, aku malah diberikan surat lagi agar menghadap pada orang bernama Royhan itu. Pada awalnya aku tidak tahu kalo lelaki yang memandangku tadi adalah Royhan, setelah ditunjuk ruangannya barulah aku masuk.

“Pagi Pak Royhan “ sapaku dengan sopan, lelaki itu menyapaku balik

“Pagi Bu Fenny .. silakan duduk “ jawab lelaki itu dengan sopan, namun aku tercekat dan mendapatkan suatu yang aneh, tatapan lelaki itu sampai membuat hatiku tergetar, walau tidak begitu ganteng namun aku menyukai tatapan mata itu, aku langsung kepencut dengannya, aku sampai tersenyum malu ketika memandangnya bak patung.

“Silakan duduk bu Fenny .. eeeh .. panggil saja saya Han .. “ sahut pemuda itu dengan duduk mendahului aku.

Aku menjadi tergagap mendengar betapa lelaki ini clear, aku menyukai gaya santai pemuda ini, beda dengan atasannya, kaku dan sok ngatur ngatur.

“Nggak keberatan khan, saya panggil bu Fenny atau bu Rose ?” tanya dia lagi padaku, aku mengiyakan tapi aku tidak berani menatap matanya itu, tatapan mata itu kemudian beralih ke dadaku, kubusungkan dadaku sedikit, namun lelaki itu tidak bereaksi lebih, memberikan senyum pun tidak.

“Eh .. iya .. tapi .. “ kataku tergagap, baru kali ini tergagap menghadapi lelaki, biasanya justru aku yang mendominasi pembicaraan, namun aku kali ini harus mengakui lelaki di depanku ini, masih muda dan kupastikan belum menikah. Karena aku berkata gagap, lelaki tersenyum padaku

“Apakah yang saya hadapi ini Ibu Feny yang ada di televisi itu ? “ tanyanya karena aku malah diam.

“Maaf Mas … hari ini saya tidak enak badan .. “ jawabku dengan terpaksa karena aku kalah dengan tatapannya, aku pengin membintangi iklan itu, lagian aku memang terbentur kasus Silet yang membuatku harus vakum. Aku susah mencari pendapatan.

“Nggak apa apa bu .. saya faham kok .. tapi tumben seorang Ibu Feny tidak pede di hadapan saya, padahal saya sering mengagumi penampilan Ibu Feny, piawai mengolah kata, cantik, seksi dan aku berharap bisa mendapatkan istri seperti bu Fenny .. “ ucap pemuda ini sampai membuatku tercekat, oh ya dia mengagumiku .. padahal akulah yang mengagumi kini, gaya bicaranya lugas, tidak meledak ledak, pintar namun jahil, ini tipe lelaki yang kusuka, tinggi badanku kalah jauh, namun aku mencoba menguatkan diriku agar tidak mengecewakan lelaki ini, katanya keputusan final ada pada Royhan.

“Terus terang bu .. saya bukan pegawai sini .. tugas saya adalah audit dari pemilik kantor ini .. karena perusahaan ini sedang mengalami masalah, maka saya pegang sementara, jadi keputusan siapa yang membintangi iklan ini dengan bayaran yang telah diusulkan pada bu Fenny “

Kubatin usulan kontrak, sampai membuatku tak habis pikir, bayaran itu melebihi honorku di RCTI, namun tidak mudah bagiku mendapatkan peran itu, karena setiap aku mengutarakan kepiawaianku lelaki ini mudah menjebakku, sampai aku berpikiran kotor “apa dia hanya bisa disuap dengan seks”. Aku tak pernah selingkuh, namun aku membuang sementara pikiran kotorku. Aku harus membintangi iklan itu, itu sangat berarti mengembalikan pendapatanku, rumah, villa, bisa melayang jika aku tidak membayar angsuran, padahal sepi order, bahkan tv lain banyak menolakku. Pemuda ini seolah kecewa ketika membaca berkasku.

“Baiklah bu .. kalo bisa besok siang ke sini lagi .. kalo perlu apa apa hubungi saya lewat telepon “ ujar pemuda itu dengan tersenyum.

“Apa Mas Han kecewa pada saya ? “ tanyaku terus terang.

“Kecewa sih tidak, hanya sayang yang di hadapan saya adalah adiknya Ibu Feny “ ucap pemuda itu tersenyum menatapku, aku tidak berani melawan tatapan itu. Aku berdiri dan kuberikan tanganku menyalami, ketika tangan dia menyalami, kutangkupkan juga tangan kiriku menggenggam.

“Berusahalah lebih baik bu besok .. “ sahut pemuda itu dengan melepaskan tanganku, kurasakan kehangatan tangan pemuda itu, aku merasa dialiri kekuatan, entah aku tidak bisa merasakan dengan logika, aku pun keluar, kutatap sejenak pemuda itu, aku merasa menjadi suka dengan pemuda itu, berkali kali aku memalingkan mukaku padanya memberikan senyumku. Namun lelaki itu hanya tersenyum lalu kembali membuka laptopnya. Sial ! bisa gagal aku.

Aku sengaja tidak pulang, aku menguntit pemuda itu ketika bubaran kantor. Ketika dirinya mampir di sebuah rumah makan, aku pun ikut masuk. Royhan terkejut melihatku, aku juga pura pura terkejut.

“Duh .. ketemu lagi nih dengan bintang pujaanku “ sahut Royhan dengan tersenyum

“Hus .. jangan keras keras “ balasku dengan duduk di depannya.

“Kau luar biasa cantik bu .. “ pujinya, aku merasa terkejut, sikap dia berbeda dengan dikantor.

“Han .. tolong ya .. aku benar benar pengin memegang pemeran bintang itu .. apapun akan kulakukan asal aku bisa memerankan .. aku butuh dana untuk membayar rumah dan villaku .. “ kataku dengan hati hati. Walau aku terlanjur sengaja mau melakukan apapun, aku tetap was was jika lelaki ini minta tidur denganku.

“Bener ?” tanyanya dengan nada lemah

Aku mengangguk.

“Termasuk di dalam kamar ? betapa senangnya jika aku bisa berduaan dengan Ibu Feny tanpa busana” tanyanya dengan ketawa terpingkal pingkal. Aku menjadi syok benar juga anggapanku, pemuda ini minta tidur dan bercinta denganku. Tak mungkin, aku tak mau. Aku mengeleng geleng. Makanan datang diberikan ke meja kami. Aku menjadi panas dingin.

“Ayo di makan .. jangan mikir tadi .. khan cuma joke .. “ sahutnya menepis dengan tangannya di depan wajahku, aku bukan perempuan murahan yang bisa diajak bercinta. Aku punya harga diri. Aku mencona bersikap santai dan aku kembali normal menanggapi setiap candaannya. Guntur tiba tiba menggelagar sampai aku menutup telingaku. Kami cepat menghabiskan makan.

Hari sudah gelap ketika pemuda itu mengantarku sampai di parkiran basemen, namun aku tak menyangka ketika pemuda itu tiba tiba mendekapku dan membekap mulutku, sontak aku kaget dan hendak berontak.

“Kau boleh perankan iklan itu .. tapi aku butuh tubuh molekmu, sayaang “ bisiknya dengan halus ditelingaku. Kurasakan tangan itu nakal masuk ke dalam rokku dan mengelus memekku, aku hendak beontak namun tidak mampu, aku hanya bisa memejamkan mataku, bekapanku dibuka dan aku pun langsung dilumat bibirku.

“Ya Tuhaaaaaaaan “ keluhku dalam hati, aku tidak menanggapi lumatan itu, namun lama lama aku terbawa.

“Ayo Fen .. ayoo .. aku yakin kamu doyan seks “ sahut pemuda itu dengan gemas membawaku dengan memondong ek arah mobilku yang jaraknya tinggal beberapa meter. Aku hanya memejamkan mataku. Aku diturunkan. Aku langsung ditekan di body mobilku dan aku pun terangsang ketika tangan Royhan meremas bukit kembarku

“Ya Tuhaan .. lelaki ini nekad meremas buah dadaku .. “ batinku berteriak, aku merasakan kenikmatan dan terangsang, dengan dipepet di body mobilku, kepalaku bersandar pada kaca, bibirku kembali dilumat dengan rakus, kubalas lumatan itu dan kami pun saling terangsang. Royhan mendaratkan bibirnya dengan menyedot habis bibirku, kenikmati bibirnya itu, luar biasa piawai pemuda ini cepat sekali membuatku terangsang. Aku langsung memeluknya dan lidah kami saling bertaut, desakan tubuh pemuda ini membuatku semakin hanyut dalam buaian birahinya.

Aku terpaksa memegang kepala Royhan karena tidak tahan akan lumatannya itu, aku sampai ngos ngosan

“Sssssssssssssh hhh sssssssssshhh “ dengusku tak karuan

“Mari bu Fenny .. aku kontoli dirimu “ ajak Royhan dengan bernafsu, luar biasa joroknya pemuda ini, bilang kontol seenaknya. Belum sempat aku menjawab, tangan nakalnya langsung mencolek lewat celah celana dalamku dari sebelah kiri

“Aaaaaaaaauh .. nakaaaaaaal “ erangku merasakan kenakalannya. Kunci mobil ditanganku direbutnya, lalu dimasukin ke lubang kunci di sampingku. Habis itu pintu mobil terbuka, aku digiringnya masuk ke dalam, sesampai di dalam, pintu mobil ditutup, dan aku kemudian ditindih

“Haaaaan sabaaaaaaaaar aaaaaaaaah “ cegahku merasakan kenakalan tangannya yang menarik celana dalamku, kulihat gudukan besar di cetakan celananya, aku tak bisa mengukur seberapa besarnya, celana dalamku pun melorot sampai ke lutut, pahaku dielus elus dan dirangsang, kurasakan dari selakanganku merasa basah. Royhan memandangku penuh nafsu.

“Pengin emut kontolku, sayaaang “ tawarnya dengan membuka kaitan celana kemudian membuka resluting, aku sampai berdegup kencang melihat celana dalam itu menggelembung sangat besar, tak bisa kubayangkan seberapa besarnya.

“Asal bu Feny nyebutnya kontol .. bukan penis, memekmu indah bu .. jembutmu rapi sekali “ sahutnya dengan membuatku geleng geleng kejorokannya, ketika celana dalam itu ditarik, aku sampai menutup mulutku, tak mengira besar sekali. Bahkan aku malah menyingkirkan tanganku karena takut kontol besar itu, ketika tanganku menyingkir itu namun terlambat Royhan sudah mencekal tanganku dan memaksa aku memegang benda besar itu, aku kuat bertahan namun aku akhirnya luruh juga.

“Jangan kau ingkari bu Fenn .. kau pasti doyan kontolku .. ayo emut donk … tuh lidahmu menjilati bibirmu sendiri .. apa yang kau tunggu bu .. ayo donk .. tunjukan Ibu Feny ternyata doyan konto dan diewe .. “ sahut Royhan sampai membuatku semakin panas nafsuku. Melihat kontol besar yang ngaceng itu naluri kewanitaanku mulai meliar, kupegang kontol itu dan kugenggam, kuberikan senyum padanya.

“Haaan .. loloskan aku yaaa .. aku yakin kamu pasti minta seks .. “ candaku dengan gemas.

“Belum tentu bu .. “ sergah pemuda itu sampai membuatku jengkel.

“Aku tak mau sekali bercinta denganmu bu .. malah pengin aku mengkontoli bu Feny “ sahutnya membuat menjadi geleng geleng, pemuda ini meminta lebih dari yang dimauinya, tanpa menunggu komando aku langsung menjilati rakus kontol besar itu.

“Yaaaaaaaaa uuuh .. jilat bu .. benaar juga Ibu Feny doyan kontol “ sahut Royhan dengan mengelus elus kepalaku, kemudian dengan nakal,. kancing kancing bajuku dibuka satu persatu, kemudian tangannya menyelinap masuk ke dalam cup bra, buah dadaku sebelah kanan diremasnya, aku menggelinjang sambil menjilati kontol itu, kunikmati jilatan kontol itu naik turun, aku menjilatinya dengan rakus. Tubuhku penuh dengan keringat demikian pula dengan Royhan, Royhan berusaha membuang celananya sampai lepas, kemudian setelah mencopot celananya itu, bajunya juga dilepas.

“Telanjang Mbaak .. bisa lecek baju kita “ ajaknya penuh nafsu, aku memaling sebntar dan kulihat sekitar, sepi luar biasa, hujan turun dengan derasnya, ketika aku memaling kepalaku ditarik lagi, dan aku pun langsung membuka mulutku, kutelan kontol itu dalam mulutku, benar benar sesak dalam mulutku. Royhan melebarkan bajuku, dikeluarkan lewat satu tangan kiriku, selepas itu gantian tangan kananku, kini aku hanya menggunakan bra dan rok.

“Lepas bu aaaaaaaah .. aku pengin melihat kemolekanmu “ pinta Royhan tak sabaran, Royhan menarik kepalaku

“Kamu aaaaaaah .. lagi enak ngemut kontolmu, sayaang “ keluhku dengan nada jengkel, Royhan memaksa, menaikan bokongku dengan diremas kuat

“Aaaaaaaaaauh .. nakaaaaaaaaal “ keluhku dengan menarik tanganku ke belakang, kubuka kaitan dan resluting rokku. Royhan kemudian menarik rokku sampai lepas, habis itu celana dalamku juga dikeluarkan

“Luar biasa mulus kau bu .. tubuhmu benar benar seksi .. Ayo bu Feny .. silakan mainkan kontolku .. emut dalam mulutmu “ ajak Royhan semakin bernafsu, aku pun membungku, kemudian Royhan membuka kaitan bra, dan buah dadaku terbebas dari bra, langsung saja Royhan meremas kedua bukit kembarku yang menggantung.

Kumasukan kontol itu dalam mulutku, aku rakus mengulum kontol itu keluar masuk mulutku, enak dan mantap sesak dalam mulutku.

“Uuuh .. bu Fenny memang rakus .. pelan donk bu .. agar nikmat gitu .. “ rajuk Royhan dengan gemas mempermainkan puntingku dengan diputir putir, aku menjadi geli, kurasakan remasan dan puntiran itu membuatku semakin panas, kami berdua telanjang bulat di jok mobil dengan saling merangsang.

Habis itu Royhan menurunkan tangannya, tangan kirinya menyelinap sampai di pahaku, mengelus dan memaksa pahaku terbuka, kubuka pahaku.

“Mmmmmmmmmh … hhmmm … enaak sekali kontolmu sayaaaang .. aaaaaaaaaaaauuuh ..Haaan .. aaaaaah .. nakaaaaaaal “ lenguhku merasakan jari jari tangan Royhan mengorek memekku agar lubangnya membesar, aku membuka pahaku lebar dan jari jari tangan itu mengorek memekku membasah itu. Aku menjadi tak karuan menggelinjang, aku hanya bisa menjilati kontol itu karena tidak tahan jari tangan itu keluar masuk memekku, aku akhirnya mengalah, kulepas kontol itu, aku membuka selakanganku, langsung saja gantian Royhan langsung menjilati memekku

“Haaaaaaan aaaaaaah .. kamu pintaaaaaaaaar aah .. teruuus sayaaaaaaaaaaang .. teruus .. nikmati memekku,. sayaaaaaaaaaaaaaaaang “ rayuku dengan mengelus elus kepalanya itu, aku semakin menggeliat, sangat nakal sekali Royhan mengorek memekku dengan rakus, aku sampai terangsang luar biasa, kupejamkan mataku merasakan semua itu, rasa nikmat dan geli lidah serta bibir Royhan menghisap memekku, aku sampai membusung merasakan sedotan itu

“Sssssssssssssh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuh sssssssssh hhh … sudaaah saaaaaaaaayaaang .. aku nggak tahaaaaaaaaan .. ayo masukin kontolmu “ ajakku tak sabaran dengan menarik kepalanya, habis itu aku langsung menaiki tubuhnya. Jok mobil itu lebih lapang, sehingga aku mudah naik ke pangkuannya, kuangkat selakanganku, kupegang kontol itu

“Siap ya sayaaaaaaaaang .. “ ajakku dengan menekan pelan, kulihat memekku membelah pelan pelan, kepala penis itu masuk dengan pelan pelan

“OOOooooooooaaaaaaaaaaaah .. Haaaaaaaaaan ..uuuh saaaaaaaaaakit aaaaaaaaah “ keluhku kesakitan karena kontol besar itu.

“Pelaaaaaaaaaan aaaaaaaaaah “ sahut Royhan dengan memandang pada buah dadaku yang montok itu, Royhan kemudian mengulum puntingku, kubiarkan sejenak Royhan menikmati kuluman pada punting buah dadaku.

“Sudaah Haaan ,… masukin kontolmu dulu “ ajakku tak sabaran, aku kemudian menekan lagi dengan mata memejam dan bibir menggigit, besar sekali kontol yang hendak masuk lubangku ini. Pelan pelan kontol itu mulai berkurang panjangnya, pelan sekali kontol itu tenggelam padahal aku sudah dengan tenaga kuat, aku menjadi menggelinjang ketika buah dadaku diremas, aku menggelinjang tak karuan malah membuatku kontol itu cepat tenggelam

“Aaaaaaaaaaaaauh Haaaaaaaan ..aaaaaaaaaaauh ssssssssssssssshh hhh “ desisku keenakan. Kini kontol itu tinggal separo, kutarik pelan dan kutekan lagi

“Ayoo sayaaaaaaaaaaaang “ ajakku dengan memegang pundaknya, aku terus menekan dan menarik

“Ya Mbaaaaaaaaaaak aaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. uuh memekmu benar benar sempit “ sahutnya dengan senang

“Aaaaaaaaaaah nggaaak kontolmu yang gedhe “ debatku tak kalah. Kukibaskan rambut panjangku yang mulai basah keringat. Kudongakan kepalaku, Royhan kembali meremas susuku. Kupejam mataku, kutekan dengan kuat dan kontol itu tenggelam lagi, tinggal sedikit lagi. Kupandang lagi Royhan yang juga meringgis keenakan, kunaikan selakanganku dan kuhujamkan dengan keras

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ lenguhku kesakitan, benar benar hangat kontol Royhan ini, benar benar membuat memekku panas tak karuan, kurasakan kontol itu mentok, ketika kulihat kebawah, ternyata masih menyisakan sedikit sisa batang kontol itu

“Gilaaaaaaaaaaaaaaaaaa .. kontolmu sisaaaaaaaaaa “ keluhku dengan langsung naik turun, aku bergerak pelan pelan menggenjotnya

“Keluar di luar ya Haan .. aku takut hamil “ pintaku

“Justru aku pengin menghamili bu Fenny “ sahut Royhan sampai membuatku berhenti menggenjotnya, aku melotot.

“Sudahlah .. bu Fenny nanti akan ketagihan aku spermain “ ucap Royhan dengan cuwek. Aku menggeleng tanda tak mau, namun justru kedua tangan Royhan memegang kedua pantatku dan diremas.

“Kau yang menyediakan diri .. kau harus terima resikonya “ kata Royhan dengan meremas pantatku dengan gemas dan keras, aku menjadi tak karuan ikut bergerak.

Aku naik turun dengan pelan pelan, kurasakan gesekan kontol itu di dinding memekku, benar benar nikmat luar biasa, belum pernah kurasakan kontol sebesar ini.

“Aaaaaaaaaaauh ssshh sssssssssshh ooh Haaaan aaaaaaaaah .. enaaaaaaaak ssssssshh “ desisku dengan naik turun dan kemudian maju mundur. Luar biasa bagiku, tangan nakal itu tetap meremas pantatku, kuberikan punting susuku untukd diemut. Aku tetap naik turun, kontol itu semakin lancar keluar masuk memekku, walau Royhan diam tidak bergerak selakangannya, justru itu nikmatnya.

Kuegnjot dengan cepat dan kuat karena aku sudah tidak tahan lagi, kurasakan memekku lebih ketat menjepit kontol itu

“Haaaaaaaaan aaakuu sudaaaaaaah aaaaaaaah nggak kuaaaaaaaaaaaaat “ kataku di telinganya, aku bergerak lebih cepat, kontol itu terus keluar masuk dengan lancar, aku tidak tahan, tubuhku semakin panas, kurasakan aku merasakan panas itu berkumpul menjadi satu dan kurasakan mengalir sangat cepat, jepitan sangat kuat dan aku pun akhirnya klimaks

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” erangku panjang dengan menegang membusung sampai membentur belakang jok mobil di belakangku, buah dadaku diremas dengan kuat dan kurasakan orgasmeku benar benar maksimal, tak pernah kurasakan orgasme yang begitu dashyat.

Kurasakan cairan orgasmeku merembes lewat sela sela kontol yang terjepit itu, Royhan menarik tubuhku dan dipeluknya, aku pun lemas dengan berkelonjotan dalam dekapannya.

“Kau hebat bu Fenny .. Ibu Feny memang doyan kontol .. kuspermain ntar .. bu Fenny akan puas .. “ bisiknya sampai membuatku pengin menjewernya

“Kuloloskan bu Fenny daah .. asal spermaku ke dalam memek bu Fenny .. atau tidak sama sekali .. tapi tetap nggak ada pilihan .. entar kalo nggak mau kupaksa .. kutindih kau dan kugenjot semauku .. mumpung kontolku terjepit dalam memek bu Fenny “ ancam Royhan dengan mengelus elus rambutku.

“Sialaaaaaaaaan .. aku sedang subur .. aduh .. gimana ini “ keluhku dalam hati, aku berharap tidak hamil, bisa repot aku. Sial .. tapi kenikmatan yang kurasakan tidak sebanding dengan keluhanku, aku puas juga dikontoli dengan kontol besar itu, kurebahkan kepalaku di pundaknya dengan memelukknya erat.

“Sudahlah sayaang .. maumu aja aaaaaaaaaah .. di dalam atau di luar sama saja “ kataku pelan

“Tak boleh ada sperma muncrat di luar .. kalo diluar bu Fenny kudu menelannya “ sahutku dengan mengelus elus turun ke punggung dan akhirnya meremas pantatku, aku tersenyum manis dan kucium pipinya.

“Terima kasih telah membuatku benar benar menjadi wanita, baru kali ini kurasakan kontol yang nikmat .. tunggu ya Han .. aku masih capek “ bisikku dengan tersenyum, kujilat telinganya sampai membuat Royhan menghindari jilatanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar