Senin, 15 Agustus 2011

Bu Yenti 2

Luar biasa wanita ini, selain cantik bodynya sangat menggiurkan, buah dadanya besar dan montok, bibirnya tebal tapi tidak lebar. Lagi lagi mempunyai sikap sangat agresif dibanding Bu Sinta atau Bu Selfi Rachmawanti. Baru kali ini aku mendapatkan wanita seperti Bu Yenti yang sangat agresif dan menggoda, namun sering disembunyikan. Namun dihadapanku, wanita ini sangat agresif sekali walaupun aku tidak menyangkanya kalo Bu Yenti berani masuk ke kamar mandi dengan bertelanjang bulat langsung meremas penisku. Akupun menjadi langsung panas melihat Bu Yenti telanjang itu, apalagi mau melakukan goyangan pantat dengan hot di depanku. Sehingga aku menjadi tak sabaran dan langsung meremas pantatnya yang aduhai itu. Dipegangnya penisku dengan dipandang penuh nafsu, seyakinku lebar bibir Bu Yenti tidak akan muat penisku yang besar itu, dengan tersenyum kepadaku, mulailah dijilati batangku dengan lidahnya menyentuh kepala penisku dan membuatku geli

“Tante Bu Yenti sangat nakal aaaaaah .. awas lho kalo nakal “ godaku dengan meremas kepalanya, kemudian mengatur rambutnya dengan membungkukkan badanku agak condong. Dengan tersenyum sangat nakal mengerling menghindari tatapan mataku, lalu melepaskan batangku.

“Tante Bu Yenti-mu memang nakal kok .. tante akan selalu nakal padamu .. boleh ndak kalo tante genit ?”

“Duuuh .. aku suka tante yang nakal dan genit . segera donk … pengin dioral .. tapi jangan sampai muncrat .. aku nggak tahan ingin menindih dan ditindih tante di ranjang “ kataku semakin nakal

“Kamu palingan ingin meremas susuku khan ? Tante tahu kok kamu minta susu segar dingin cuma memancingku .. “ sudut Bu Yenti dengan tersenyum manis, kemudian sikapnya makin nakal, memamerkan buah dadanya dengan membusung ke depan. Pelan pelan bibirnya didekatkan kembali ke batangku dan menjilat dengan rakus, tangan kirinya mengelus elus pahaku untuk memberi rangsangan padaku, sehingga kakiku kadang menjadi gemetar. Aku masih tidak mempercayai sikap nakalnya Bu Yenti ini. Namun yang jelas aku menyukai kenakalannya, kegenitannya, padahal aku tidak menyukai kegenitan Emma Waroka, bahkan Nia Zulkarnaen sering aku ejek jika genit.

“Oke deh .. terserah tante .. tapi jangan tante jangan sebut dengan kata aku, sebut diri tante dengan nama tante, Tante Bu Yenti yang hot, Tante Bu Yenti yang nakal dan genit .. “ kataku semakin ingin bernafsu segera menggumuli wanita ini. Jilatannya sangat rakus dan menjilat di bagian bawah batangku. Menyeluruh bagian bawahnya dijilati sampai menjilati buah zakarku, lalu menurun ke bawah sampai pahaku.

“Terusss Tanteee .. enak tante .. huuuuh .. Tante Bu Yenti bikin geli aaah .. “ lenguhku merasakan jilatan dari lidah Bu Yenti yang semakin asyik dengan mainan penisku yang besar dan panjang itu. Dijilatinya kemudian bagian atas batang penisku dengan menekan agar batangku tidak mengacung, batangku terasa ngilu ditekan agar tegak ke arah bibir Bu Yenti

“Aaaaaaaaah .. rasanya nggak nggenah tante .. uuuuh .. tante rakus sekali … “ lenguhku merasakan kenakalan tangan Bu Yenti itu, lebih nakal dari semua artis yang pernah melakukan jilatan dan kuluman pada penisku. Nia Zulkarnaen, Emma Waroka juga agresif, namun aku merasakan Bu Yenti akan lebih agresif dalam mengadu birahi denganku, libidonya lebih tinggi dari Bu Sinta yang suka memaksakan kehendak jika bercinta denganku, sehingga aku menjadi ogah bercinta dengannya. Jilatan demi jilatan, bahkan dengan nakal diludahinya batangku memakai air liurnya, kemudian dijilati air liur itu, malah ketika air liurku menetes jatuh, dengan cepat tangannya menangkap tetesan air liurnya itu kemudian dijilatinya.

“Minta air liurmu, sayang “ kata Bu Yenti dengan memandangku ke atas, aku langsung mengeluarkan air liurku, kemudian kuludahkan dengan pelan tepat di mulutnya, Bu Yenti langsung membuka mulutnya kemudian air liur itu masuk ke dalam mulutnya dan menelannya ke dalam tenggorokan. Aneh aneh saja ini wanita dalam fantasi seksnya.

Pelan pelan kepalanya naik menuju ke depan penisku yang ditekan agar lurus, dengan membuka mulutnya, kepala penisku dimasukkan dengan membuka mulutnya lebar lebar. Terasa sekali batangku langsung tersentuk di giginya, terasa sangat sesak sekali mulutnya mau menelan penisku, hanya di kepala penisku itu tak bisa masuk lebih dalam. Bagaimana kalo aku memasukkan batangku ke lubangnya ? biasanya lelaki suka mengukur ukuran besar mulut dan dibandingkan dengan lebar vaginanya. Jika memang ukuran lebar mulut kecil bisa dipastikan lebar vaginanya juga kecil sehingga perlu perjuangan ekstra untuk memasukkan batangku, lebih parah jika dalam posisi terjepit dan mengering pas ngaceng .. akan sangat sulit sekali mencabutnya.

Dugaanku tak meleset besaran mulut Bu Yenti tak muat akan penisku itu, sehingga batangku hanya masuk pada kepala penisku. Bu Yenti mencabut penisku lalu tersenyum

“Luar biasa sayaaaang .. mulutku nggak sanggup menelan penismu .. Hmmm … tante senang mendapat penis sebesar ini .. ini akan luar biasa dalam lubang tante .. ssiip .. yuk ke kamar saja .. kamu siap khan menggumuli Tante Bu Yenti ?” tanya Bu Yenti dengan berdiri lalu menarik penisku

Kami tertawa dengan penuh birahi, dibukanya pintu kamar mandi itu dan Bu Yenti tetap menarik penisku dengan menggerakkan tangannya mengaba aba padaku sambil tersenyum sangat nakal dan genit. Keluar dari kamar mandi terlihat tumpukan kaos, celana pendek longgar, BH warna coklat muda dan celana dalam warna hitam, diambilnya BH dan celana dalam itu dan diberikan padaku

“Ini oleh oleh buat kamu, sayaaang .. kuberikan BH dan celana dalam ini untukmu .. “ ujar Bu Yenti dengan tersenyum dan aku menjadi senang dengan khayalan dan fantasi seks Bu Yenti ini, semakin aneh saja Bu Yenti ini.

“Kalo boleh aku bawa pulang Tante Bu Yenti saja .. “ candaku dengan menerima BH dan celana dalam itu, dengan semakin nakal aku ditariknya masuk ke dalam kamarnya yang berdekatan dengan dapur dan kamar mandi itu.

“Boleeh .. selepas kamu memuasi tante .. tante akan ikut kamu .. ajak tante ke villa yaaa .. “ rengek Bu Yenti dengan tersenyum.

Sesampai di kamar aku langsung mencekal tangan Bu Yenti yang menarik penisku, aku langsung memondongnya dan kuangkat lalu kulemparkan ke ranjang yang sangat empuk itu. BH dan celana dalam masih dalam genggamanku, kuusap penisku dengan celana dalamnya dan membuat Bu Yenti menjadi senang.

“Tante akan menjadi milikmu sayaaang .. Hmmm .. sudah lama tante menginginkan ini .. tante naksir berat sama kamu .. sejak bertemu denganmu, tante suka dengan wajahnya itu .. cool, nakal dan ternyata suka wanita setengah baya .. “

Bu Yenti1 “Tahu saja tante .. “ ujarku dengan langsung memeluk dan menindihnya dengan gemas, aku langsung melumat bibirnya dengan rakus, kuremas buah dadanya yang kenyal dan mulai mengeras seiring birahinya meletup letup itu. Lumatanku yang ganas it membuat Bu Yenti semakin kewalahan, dilawannya lumatanku, lidahku kulesakkan ke dalam mulut Bu Yenti dan mencari bibirnya, bibirnya langsung aku tekan ke dalam dan membuat Bu Yenti langsung tersedak menarik kepalanya. Lepas dari lumatanku itu, nafasnya megap megap dan matanya terkesan sangat lapar sekali ingin dipuasi. Gila ini wanita .. pikirku dengan menggeleng geleng.

Aku langsung kembali bermain dengan buah dadanya, kuremas sebelah kiri, sebelah kanan puntingnya aku masukan ke dalam mulutku dan kuhisap sekuatku

“Haaaaaaaaan .. yaaaaaa .. hisaaap ..sedot lagi “ lenguh Bu Yenti dengan suara keras. Berkali kali aku menghisapnya dengan sekuatku, lalu kulepaskan kuluman punting itu dan kedua tanganku memegang buah dadanya dan kuremas sekuatku.

“Iyaaaaaaaaa aah .. remeess susu tante .. hhhhhsssss … hhhhsssss “ desis Bu Yenti dengan suara yang membuatku semakin panas. Kepalaku tetap bermain di kedua bongkahan itu dengan meremas dan menghisap puntingnya, kulitnya yang putih itu terasa sangat halus, aku menjilati buah dadanya mengitari gudukan sebelah kiri.

“Uuuuuh .. tante suka jilatanmu sayaang “ tukas Bu Yenti dengan tersenyum padaku, meremasi kepalaku dan berusaha membenamkan kepalaku, hidungku menjadi terjepit ketika pegangan Bu Yenti dilepaskan dan menekan ke tanganku kiriku yang meremas buah dadanya sebelah kiri, sedang buah dada sebelah kanan diremasnya sendiri. Kutarik kepalaku karena aku tidak bisa bernafas

“Naaaakaal sekali Tante Bu Yentiaa … “

“Yaaa .. tantemu akan selalu nakal padamu .. awas kalo tante jahili penismu kamu nggak boleh marah ya”

“Oke deh .. nelan penisku saja nggak mampu .. huuuh “ semprotku dengan menggoda.

“Waduuuuh … itu salah penismu yang besar “ rajuk Bu Yenti dengan tersenyum. Aku lalu kembali menjilati ke perutnya kemudian turun menuju ke selakangannya yang sudah sangat basah itu, lubangnya sangat sempit sekali, aku sempat menggeleng gelengkan, bagaimana penisku bisa masuk, apalagi aku suka dengan jembutnya yang lebat itu.

“Segera oral Tante Bu Yentiaa “ pinta Bu Yenti dengan tersenyum, mengambil bantal dan mengganjal di bagian punggung dekat pundaknya agar bisa melihatku mengoralnya

Tanpa basa basi, aku langsung dengan rakus menjilatinya, kusapu bibir vaginanya dengan lidahku membuat Bu Yenti langsung melenguh.

Bu Yenti 2 “Hhhhhhhhhssssssssss. …. hhhhsssssss… “ desis Bu Yenti dengan merem melek, kusapu terus bibir vaginanya itu, lalu kuhisap lubang itu sekuatku membuat Bu Yenti langsung membusungkan dadanya ke atas. Lenguhan dan erangannya semakin tak karuan. Kuludahi vagina itu lalu kujilati lagi dan membuat Bu Yenti menjadi senang

“Yaaa .. tante suka kamu .. sayaang .. teruuus .. buat tante menggelepar “ kata Bu Yenti dengan disambung desisan yang membuatku semakin senang.

Bibir vaginanya kembali kuserbu, dengan semakin nakal, jari telunjukku aku tusukan ke dalam lubangnya, ketika jariku masuk itu sudah terasa sekali kedutannya

“Naakaaaaaaaaaaaaaaal “ seru Bu Yenti dengan suara menggoda, bagian dadanya menggelinjang, bergerak tak karuan kesana kemari akibat tusukan jariku itu. Lubangnya semakin merengkah dan terasa sangat lentur tapi terkesan alot, hmmm .. aku yakin tak bakalan tahan akan jepitannya.

Sapuan lidahku, sedotan bibirku yang menghisap itu membuat Bu Yenti semakin tak karuan gerakkannya, seperti meronta ronta, matanya terpejam dengan erat. Pelan pelan dengan kesabaran aku memperlebar lubang jalan bayi itu dengan lidahku, hisapanku. Sedang Bu Yenti semakin tak tahan

“Sayaaaaaaaaaaaangg .. nggak taaaahaaaaaan aaah .. mau sampaaai “ jerit Bu Yenti dengan keras, bahkan kakinya sebelah kiri ditopangkan ke punggung yang dimana aku sedang membungkuk mengoral dengan rakus dan bahkan terkesan cepat. Lenguhan, erangan dan desisan semakin cepat berganti, tubuhnya oleng kesana kemari tak karuan, kaki satunya kini ditopangkan lagi dan menjepit penisku. Aku terus kuoral, sedang tangan kiri Bu Yenti mengelus elus bagian di atas vaginanya untuk memancing agar cepat orgasme. Klitorisnya aku sedot dan jilatin dengan gemas

“Sudaaah aaah .. awasss .. tante mau muncraaaaaaaaaaaat “seru Bu Yenti suara keras, didorongnya kepalaku ke belakang dengan ditarik kemudian aku tak menyangka, dari lubang itu memancur dengan sangat tinggi cairan bening itu, cairan orgasme yang muncrat seperti air mancur bahkan bisa mencapai lebih 2 meter. Gilaaaaaaaaaa .. tubuhnya yang menegang itu kemudian berkelonjotan tak karuan. Tak lama kemudian melemas dengan cepat dan diam dengan dada nai turun. Aku semakin heran bahkan senang dengan Bu Yenti ini yang sangat berbeda dengan wanita lain, akan kujadikan kumpul keboku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar