Senin, 15 Agustus 2011

Mbak Emi 4

Sebenarnya aku enggan sekali bercinta dengan Mbka Emi di kamar mandi, amitan tangannya yang lembut seakan menghipnotis aku, aku bagai kerbau dicocok hidungnya sehingga menurut tapi bisa protes. Kami remas pantatnya yang sangat menggiurkan mataku, Mbka Emi membalas perlakuanku dengan meremas penisku dan mengocoknya, kami berhenti di ambang pintu kamar mandi

“Han … puasi aku sekali lagi ya … “

“Oke Mbak Mbka Emi … “

“Makasih Han .. kau memang suamiku yang baik .. “

“Dan kau adalah istriku yang baik juga Mbak Mbka Emi .. “

Mbka Emi tersenyum penuh arti. bahkan semakin gemas meremas penisku sepenuh hatinya. Remasan pada penisku membuat aku semakin larut dalam buaian cintanya.

“Han … sayangku …. “

Ku remas lagi pantatnya di mana kami masih berdiri di ambang pintu kamar mandi, Mbka Emi lalu melepaskan batangku lalu menarik tanganku masuk ke dalam.

“Mbak .. boleh nggak kalau aku bercinta dengan Mbak Mbka Emi di rumah Mbak .. ?”

“Boleh Han .. aku tunggu ya .. ntar kalo rumah sepi , biasanya suamiku sering tugas luar .. anak anak khan biasa di rumah neneknya …mereka pulang ke rumah kalo week end .. “

“Pembantu ?”

“Aku nggak make pembantu … “

“Wah .. asyik deh bisa ngewe sama Mbak Mbka Emi … “

“Kau kalo begini suka jorok ngomongnya … “ ujarnya sambil mengambil gayung lalu mengambil air dan menyirami penisku yang mulai kering dengan penuh cairan kelamin

“Mang Mbak Mbka Emi nggak ngomong jorok juga … Mbak Mbka Emi suka nyebut nyebut penisku segala .. bahkan saat orgasme lebih jorok lagi … “

“Masa sih … “ ujarnya dengan setengah tak percaya.

kami saling memandikan, aku menyabuni buah dada Mbka Emi, dan Mbka Emi juga menyabuni alat vitalku

“Punyamu ini besar banget .. lebih besar dari punya suamiku .. “

“Masak .. “

“Sungguh .. “

“Mbak .. suami Mbak Mbka Emi itu yang mana sih ?” ujarku bloon

“Hmmm .. kamu sayang .. “ ujar Mbka Emi dengan tertawa

Aku saling menguyur tubuh kami

“Han .. sebenarnya kami sudah sering betengkar .. karena dia selingkuh duluan .. bahkan pernah mau ngambil istri kedua … itu terjadi beberapa tahun yang lalu .. “

“Sekarang Mbak balas ya .. “

“Nggak Han .. aku suka kamu .. kamu mengingat banyak moment hidupku .. “

“Kapan Mbak Mbka Emi cerai ?”

“Aku dah lama minta cerai … hidupku tersiksa Han .. masak aku sering kali nggak dikasih jatah .. untuk berselingkuh aku dulu nggak terpikir .. namun ketika aku bertemu denganmu keinginan itu harus kuwujudkan .. dan akhirnya kau .. malah kau bilang mengagumiku .. “

“Aku lelah Mbak … “

“jadi kita nggak main lagi Han ?”

“Kalo Mbak Mbka Emi berkenan .. “

“Oke Han … Mbak juga lelah .. jadi kita jaga fisik kita … ntar malam kita lakukan lagi ya … vagina Mbak rasanya juga pegal … apalagi punyamu … “

“Makasih Mbak Mbka Emi … besok pagi kita baru main di kamar mandi ya “

Kami kemudian menuntaskan mandi bersama itu, lalu kutarik handuk dan mengelap tubuh Mbka Emi, kami gantian saling mengaduki tubuh kami.

“Kita tidur lagi ya Mbak … “

“Iya sayang .. “

Kami berjalan bersama ke kamar, di kamar ya sudah berantakan itu Mbka Emi menarik sprei …

“Mbak lain kamar saja yuk .. “

“Baik ..”

Kami keluar kamar, penisku masih saja ngaceng karena aku sebenarnya tak tahan melihat tubuh Mbka Emi yang benar benar montok sekali. Kami masuk ke kamar yang lebih sempit ruangannya.

Kami lalu rebah ke ranjang, Mbka Emi memeluk dankaki Mbka Emi satunya menjepit kakiku.

“Selamat malam sayang … “

“Selamat malam juga manis .. “

Kami tak tahu berapa jam kami tertidur, kulihat jam di kamar itu ternyata sudah jam 04 pagi, kulihat Mbka Emi tidak ada di sampingku. Kutarik selimut dan keluar dari ranjang, belum mau membuka pintu Mbka Emi sudah mau masuk

“Kemana saja kamu sih .. aku dingin deh .. “

Ku lihat Mbka Emi menggunakan BH dan CD

“Ya dari ruang tengah .. nata tempat yang berantakan itu .. “

“Mbak Mbka Emi mau upacara bendera ya .. masak make lengkap begitu .. “

“Hanya BH dan CD saja dibilang lengkap .. “

“Please .. “

Mbka Emi masuk ke kamar dan langsung mencopot Bhnya lalu CDNya

“Mbak khan dah janji semalam di villa ini kita nggak boleh make pakaian apapun .. “

Mbka Emi mendorong tubuhku ke ranjang dan segera menerkamku dengan ciuman yang ganas. Aku membalas dengan tak kalah ganas. Bibirnya bergeser ke bawah dan ia mencium dan menjilat leherku. Aku menggelinjang penuh nikmat.


Napas kami mulai memburu. Sambil menciumi dan mengecup dadaku, Mbka Emi memelukku erat. Kulihat buah dadanya yang kenyal dan padat dihiasi dengan puting kecil yang berwarna merah muda menantangku untuk segera mengulumnya. Payudara kusedot, kukulum dan kuremas secara bergantian. Tangan kiriku mengusap-usap pipinya dan bahunya dengan lembut.


Mbka Emi mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit kecil dan kujilat-jilat.


"Ououououhh.. Nghgghh, .. Ouuhh.. Han"


Payudaranya kukulum habis sampai semuanya masuk ke mulutku. Mbka Emi menjilati telingaku. Akupun terangsang dengan hebat. Penisku sudah mengeras siap untuk berperang.


Mbka Emi melepaskan diri dari pelukanku dan kini ia menjilati dan menciumi tubuhku. Dari leherku bibirnya kemudian menyusuri dadaku, dan ".. Oukhh, Mbka Emi.. Yachh.." aku mengerang ketika mulutnya menjilati putingku. Kutolak tubuhnya karena tak tahan dengan rangsangan yang diberikan pada putingku dan kemudian kugulingkan ke samping.


Bibirku menyambar bibirnya. Kudorong lidahku menggelitik mulutnya. Lidahku kemudian disedotnya. Tangannya menjelajah ke selangkanganku dan kemudian mengocok penisku. Penisku semakin tegang dan besar.


"Puaskan aku. Bawa aku masuk dalam gelombang kenikmatan.." ia merintih. Kugulingkan lagi badannya sampai ia berada di bawahku. Tidak lama kemudian tangannya menggenggam erat penisku. Kurasakan pantat dan pinggul Mbka Emi bergerak-gerak menggesek penisku. Penisku kemudian dituntunnya masuk ke dalam lubang kenikmatannya. Terasa licin dan basah.


"Akhh.. Oukkhh" Mbka Emi mendongakkan kepalanya dan memberikan kesempatan kepadaku untuk menjilat dan menciumi lehernya yang tepat di depanku. Ia memutarkan pantatnya dan dengan satu hentakan keras ke bawah akhirnya semua batang penisku sudah terbenam dalam vaginanya.


Pinggulku bergerak naik turun menimba kenikmatan. Kadang gerakanku kuubah menjadi ke kanan ke kiri atau berputar berlawanan dengan arah putaran pantatnya. Sesekali gerakanku agak pelan dan kuangkat pantatku sampai penisku keluar dan segera kumasukkan lagi. Kadang juga pantatku naik tidak terlalu tinggi, hanya kepala penisku yang berada di bibir guanya dan kemudian dengan cepat kuturunkan pantatku hingga seluruh batang penisku tenggelam ke dalam liang nikmatnya


Punggungnya naik dengan bertopang pada sikunya. Kuisap puting buah dadanya yang sudah mengeras. Gerakanku menjadi semakin liar dan kasar. Tangannya kini memeluk punggungku dan dadanya merapat pada dadaku. Tangannya meremas dan menjambak rambutku, mulutnya merintih dan mengerang keras.


"Han.. Ouhh Han, aku mau nyampai, aku mau kelu.. Ar"

"Sshh.. Shh"

"Han sekarang ouhh.. Sekarang" ia memekik.


Tubuhnya mengejang rapat diatasku dan kakinya membelit kakiku. Mulutnya mencari-cari mulutku dan kusambar agar ia tidak merintih terlalu keras lagi. Vaginanya berdenyut kuat sekali. Akupun merasakan akan menggapai kenikmatan dan kutekan pantatku ke bawah dengan keras hingga penisku mentok ke dinding rahimnya.


"Akhkhkh Mbak Mbka Emi.. Aku cum.. Keluar," kumuntahkan cairan maniku ke dalam vaginanya. Terasa banyak sekali dan meleleh keluar sampai menetes di sprei.


Tubuhku melemas di atas badan Mbka Emi. Keringat kami bagaikan diperas, menitik di sekujur tubuh. Kemaluanku yang masih menegang kubiarkan tetap di dalam vaginanya dan beberapa saat akhirnya mengecil dan terlepas sendiri.


Akhirnya kami bangun setelah napas kami menjadi teratur. Kami segera masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Sambil membersihkan diri tangannya mengembara ke selangkanganku, meremas, mengurut dan mengocok penisku dengan busa sabun. Perlahan namun pasti penisku semakin membesar dan mengeras lagi. Dibersihkannya busa sabun di penisku dengan air. Dalam keadaan basah kami berciuman dan saling memagut.


Kami mulai terangsang dan tubuh kami mulai hangat. Detak jantung mulai cepat dan napas menjadi berat. Kududukan dia di atas bak air di dalam kamar. Kini kami lebih leluasa mengeksplorasi tubuh kami. Tangannya masih juga bermain di bawah perutku. Tanganku meremas payudaranya, memilin putingnya. Kutarik pantatnya sedikit ke depan sehingga posisinya berada di bibir bak air. Tangannya membantuku memasukkan penisku ke vaginanya dalam posisi berdiri. Ia menggerak-gerakkan pantatnya untuk membantu usahaku. Digesekkan kepala penisku pada bibir vaginanya. Setelah cukup pelumasan ia berbisik "Dorong Han.. Dorong". Kudorong pantatku dengan pelan dan akhirnya batang penisku bisa masuk dengan lancar ke dalam guanya.


Aku mulai bergerak maju mundur untuk meraih kenikmatan. Kakinya membelit pinggangku. Sampai beberapa menit aku masih bertahan pada posisi berdiri. Kakiku sudah mulai gemetar menahan berat tubuhku. Kuangkat tubuhnya kemudian kuhimpitkan dia ke dinding. Sebelah kakinya kuangkat ke pinggulku. Dengan berciuman dan meremas payudaranya aku tetap menggenjot vaginanya. Penisku terlepas dan aku mengalami kesulitan untuk memasukkannya lagi.


Kudorong dia sambil tetap berpelukan dan berciuman kembali ke kamar. Sampai kamar kulepaskan pelukanku dan kubaringkan tubuhnya yang montok ke ranjang. Sebentar kemudian kami kembali bergumul untuk saling memberi dan menerima kenikmatan. Namun penisku belum masuk ke dalam vaginanya.


Mbka Emi kini berada di atas tubuhku. Kepala Mbka Emi ke bawah, ke perut dan terus ke bawah. Digigitnya penisku dengan gigitan kecil di sepanjang batangnya. Mbka Emi memandangku dan aku menarik buah zakarku sehingga batang penisku juga tertarik dan berdiri tegak menantang. Aku memberi isyarat ketika kepalanya ada di atas selangkanganku. Kepalanya kemudian bergerak ke bawah. Ia mengisap-isap kepala penisku dan menjilatinya.


Tiba-tiba tubuhku tersentak ketika lidah Mbka Emi menjilat lubang kencingku. Kulihat Mbka Emi dengan asyiknya menjilat, menghisap dan mengulum kepala penisku. Ia tidak memasukkan seluruh batang penisku ke dalam mulutnya, melainkan hanya kepala penisku saja yang menjadi areal kerjanya.


Kutarik tubuhnya sehingga Mbka Emi kini berada di bawahku. Mbka Emi memelukku dan menciumi daun telingaku. Aku merinding. Dadanya yang kencang dan padat menekan dadaku. Kucium bibirnya dan kuremas buah dadanya.


"Ouhh ayo Han.. Aku.. Masukkan.. Ayo masukkan.."


Aku menurunkan pantatku dan segera penisku sudah tengelam dalam lubangnya.


"Enak sekali Han, aku.. Oukhh"


Ia memekik kecil, lalu kutekan kemaluanku sampai amblas. Tangannya mencengkeram punggungku. Tidak terdengar suara apapun dalam kamar selain deritan ranjang dan lenguhan kami.


Kucabut kemaluanku, kukeraskan ototnya dan kutahan. Pelan-pelan kumasukkan kepalanya saja ke bibir gua yang lembab dan merah. Mbka Emi terpejam menikmati permainanku pada bibir kemaluannya.


".. Hggk..". Dia menjerit tertahan ketika tiba-tiba kusodokkan kemaluanku sampai mentok ke rahimnya. Kumaju mundurkan dengan pelan setengah batang sampai lima kali kemudian kusodokkan dengan kuat sampai semua batangku amblas. Mbka Emi menggerakkan pinggulnya memutar dan naik turun sehingga kenikmatan yang luar biasa sama-sama kami rasakan. Penisku seperti dipelintir rasanya. Kusedot payudaranya dan kumainkan putingnya dengan lidahku.


Mbka Emi seperti mau berteriak dan menahan sesuatu perasaan yang sukar untuk dilukiskan. Ia memukul-mukul dadaku dengan histeris.


"Auuhkhh.. Terus.. Teruskan.. Han.. Enak sekali.. Ooh"


Kini kakiku menjepit kakinya. Ternyata vaginanya nikmatnya memang luar biasa, meskipun agak becek namun gerakan memutarnya seperti menyedot penisku.


Aku mulai menggenjot lagi. Mbka Emi seperti seekor singa liar yang tidak terkendali. Keringat membanjiri tubuh kami. Kupacu Mbka Emi melewati padang rumput dan mendaki lereng terjal penuh kenikmatan. Kami saling meremas, memagut, dan mencium.


Kubuka lagi kedua kakinya, kini betisnya melilit di betisku. Matanya merem melek. Aku siap untuk memancarkan spermaku.


"Mbak Mbka Emi, aku mau keluar.. Sebentar lagi.. Aku mau..".

"Kita sama-sama, Ouououhh..". Mbka Emi melenguh panjang.

"Sekarang . Ayo sekarang.. Ouuhh.. Mbak Mbka Emi" Aku mengerang ketika spermaku muntah dari ujung penisku.

"Han.. Agghh" kakinya menjepit kakiku dan menarik kakiku sehingga kejantananku tertarik mau keluar.


Aku menahan agar posisi kemaluanku tetap dalam vaginanya. Matanya terbuka lebar, tangannya mencakar punggungku, mulutnya menggigit dadaku sampai merah. Kemaluan kami saling membalas berdenyut sampai beberapa detik. Setelah beberapa saat kemudian keadaan menjadi sepi dan hening.

Kami berniat keluar pagi itu, ku atur penampilan Mbka Emi agar tidak kelihatan mencolok, kuberikan topiku lalu kaca mata netral sehingga orang tak tahu kalo itu Mbka Emi, kami berdua hanya naik motor dan Mbka Emi memeluku dari belakang, himpitan buah dadanya membuatku selalu tersenyum, kadang Mbka Emi memegangku penisku dan mengelusnya.

Kami pergi ke puncak bogor membeli beberapa oleh oleh, kami berjalan bak anak muda yang di mabuk asmara. Mbka Emi kupeluk dan kubisikan kata kata cinta dan Mbka Emi tersanjung.

Kami pulang ketika hari mulai menggelap dan diguyur hujan ketika hendak sampai, tubuh kami basah kuyub, aku kedinginan, bahkan aku malah jatuh sakit. Sedang Mbka Emi tidak apa apa hanya kedinginan saja.

“Dah sayang .. kita nggak usah main lagi ya .. kamu sakit .. “

“Makasih Mbak Mbka Emi .. aku sayang Mbak Mbka Emi .. “

“Kalo dah sembuh datang ke rumah ya … “

“Baik Mbak Mbka Emi .. “

Kami menghabiskan malam itu hanya dengan tidur, sebelumnya Mbak Mbka Emi memijati tubuhku. Kami bangun pagi sekali dan kami pulang, aku pulang duluan dengan menciumnya lembut di bibirnya, lalu kubisikan kata kata cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar