Senin, 15 Agustus 2011

Bu Yenti 1

Aku suka dengan goyangan pantat Bu Yenty ketika manggung menyanyikan lagu dangdut, wajahnya yang cantik dan buah dadanya montok sering membuatku mengkhayalkan bisa aku tiduri, aku ingin meremas pantatnya yang berisi itu. Aku menjadi semakin menggoda, pernah dalam suatu kali sehabis manggung aku diberi senyum sangat menggoda ketika di kenalkan oleh teman yang menjadi ketua panitia konser dangdut saat tahun baru, malah Bu Yenty sering mencuri pandang ketika aku sedang bicara dengan temanku itu. Seperti adan yang lain dalam diriku, tidak memandang ke arah selakangku tapi pada wajahku, seolah aku pernah dikenalnya. Saat itu aku hanya memberikan nomer telponnya.

Namun malam itu aku nggak bisa tidur karena ada sms masuk ke hape dari nomer yang tak ada dalam memori hapeku, aku segera menyimpan nomer hapeku, lalu aku kembali mengeloni Tamara Bleszynski yang sudah puas aku genjot sebanyak tiga ronde.

Kalo aku memandang penuh nafsu, sedang dia entah butuh apa, aku mengingatnya ketika dicuri pandang oleh Bu Yenty. Padahal besok pagi aku harap datang ke rumahnya, entah apa yang mengusiknya. Aku pagi pagi sudah meninggalkan ketiga istri dan tanteku yang masih molor. Aku hanya menulis pesan di kertas dan kutempel, dengan alasan ke gedung Cyber Kuningan, serverku ambruk keterjang spam bejibun.

Aku suka dengan pandangan menggoda Bu Yenty itu, bibirnya yang seksi dan tidak besar ingin kusampal dengan penisku yang besar, berbeda dengan bibir Nia Zulkarnaen atau Emma Waroka yang lancar memasukkan penisku ke mulutnya untuk dioral. Bibir Tamara Bleszynski juga sesak untuk ukuran penisku, yang paling menggelikan adalah bibir mungil Yuni Shara yang sangat susah memasukkan penisku. Kini targetku adalah Bu Yenty ini, karyawati dangdut yang kalo bergoyang di pantatnya membuatku menjadi bernafsu untuk mendapatkan karyawati ini. Apalagi aku suka dengan wanita berambut panjang sampai di buah dadanya. Aku senang melihat rambut para karyawati yang berhasil aku keloni dan kuajak ngeseks, nikmatnya sangat luar biasa dari pada nidurin janda kelas rumah tangga. Selain itu, janda kelas rumah tangga terkenal dengan pelitnya dan tidak mau royal setelah dipuaskan. Berbeda dengan para karyawati kesepian ini, menjadi tantangan sendiri jika melakukan selingkuh kudu pintar pintar menjaga rahasia, terkadang aku menguntit karyawati yang hendak kutiduri datang ke villa dengan mengamati siapa yang mengikuti, jika ada yang mengikuti aku langsung mengabari perjanjian batal, lagi pula aku selalu memarkir semua mobil masuk ke garasi yang muat sampai tiga mobil.

Dengan berbekal keyakinan juga nafsu ingin merasakan kesintalan, kemontokan Bu Yenty yang siang itu aku datang sendirian. Aku sengaja memarkir mobilku jauh dari rumahnya agar tidak menimbulkan kesan ada tamu menginap dan berbirahi dengan yang aku kelonin dan genjotin. Aku masuk ke pekarangan rumahnya yang mewah, spanyolan, namun sepi seperti tak ada penghuninya, ketika aku masuk lebih dalam ke taman depan rumah yang rimbun itu aku disapa

“Haaalooo Han .. datang juga “ sapa Bu Yenty yang ternyata sedang jongkok membenahi tanaman di balik rerimbunan pohon. Bu Yenty lalu berdiri lalu menyamperin aku yang tersenyum, lalu Bu Yenty menyalami dan kubalas salamanya itu. dimintanya tasku untuk dibawakan dan aku diminta masuk.

“Capek ya ke sini ?”

“Huuuh capek lah .. macet di mana mana .. mosok dari Bogor ke Jakarta bisa 4 jam “ sungutku sambil membanting pantatku ke sofa empuk, sofa yang mungkin akan menjadi tempat menggauli Bu Yenty sampai dirinya merintih rintih. Hari itu Bu Yenty memakai kaos warna putih dengan tulisan You Can See, dengan celana pendek longgar, namun dari kaosnya itu yang membuatku menjadi ngaceng karen besaran buah dadanya tercetak menonjol ke depan.

“Bogor ? kata temanmu kamu tinggal di Jakarta ?” tanya Bu Yenty dengan duduk di sampingku

“Yaaah .. cuma ngurus villa teman yang nganggur saja kok Tante .. “ kataku dengan menyebut tante, namun Bu Yenty tak keberatan walau setengah protes

“Kok tante .. biasanya khan Mbak Bu Yenty gitu .. “ sergah Bu Yenty

“Biarin .. biar aku merasakan punya tante sebaik Tante Bu Yenty .. “ kataku dengan setengah tertawa lalu membuka tasku mengambil handphone satuku.

“Ya sudah .. kamu mau minum apa ?” tanya Bu Yenty dengan berdiri

“Kalo ada sih susu yang dingin .. biar segar .. “ kataku dengan menekan tombol tuts handphone tanpa melihat ke Bu Yenty, walau Bu Yenty sangat terkejut dikira susunya yang nemplok di dadanya, melihatku bicara tanpa ekspresi membuat Bu Yenty terkesiap.

“Susu segar nggak ada Han .. adanya yang hangat tuh .. “ goda Bu Yenty yang lenyap ke balik pintu

“Kalo gitu yang hangat saja tante .. “ jawabku dengan suara kukeraskan, Bu Yenty balik muncul

“Jahiiiiiiiil “ semprot Bu Yenty. Tak lama kemudian Bu Yenty kembali dengan es susu segar buatan sendiri, susu Milo bercampur es batu.

“Naah ini .. rasanya lega minum milo .. “

“Kirain tadi aku kira kamu jorok .. “ tukas Bu Yenty dengan tersenyum dan duduk di sampingku.

“Sebenarnya ada perlu apa sih tante .. kok penting banget manggil guwe “ tanyaku dengan meletakkan gelas yang tinggal separo.

“Kamu mau nggak nolongin aku .. aku dengar dari temanmu kalo kamu suka jual aplikasi akunting untuk butik butik, itu aku dengar dari Mbak Nafa .. katanya aplikasi itu murah dan handal, malah lebih murah 60 % dari yang ada .. “

“Nafa ? memang kenal ?”

“Kenal donk ..walau nggak akrab, waktu itu aku sedang belanja ke butik dia .. trus proses pembukuannya bisa dibikin online jadi bisa dikontrol dari rumah .. aku sedang merintis usaha sampingan .. siapa tahu nggak laku lagi menyanyi dangdut”

“Goyangnya ditambah gitu “

Bu Yenty “Huuuusss .. jorok aaah .. Sayang Nafa sendiri nggak banyak buka mulut, cuma nyaranin cari sendiri dengan email ini .. tapi ketika mendapat email itu kok kamu, ya dah aku langsung saja sms, katanya kamu nggak suka ditelpon lebih suka menggunakan sms“ semprot Bu Yenty.

“Aku bantu Tante semampuku .. aku harus melihat dulu mau usaha apa .. prospeknya bagaimana, aku juga berusaha mencari pasar mana yang dibidik, nggak bisa aku langsung kasih aplikasinya trus jalanin sendiri, jadi kudu bikin plan dulu .. dari modal dan sebagainya .. “ jawabku dengan diplomatis.

“Siip .. berapa harganya tuh ?” tanya Bu Yenty pengin memastikan

“Ya nggak bisa aku kasih .. soalnya aku belum tahu bentuk usahanya gitu .. soalnya seberapa produk yang mau dijual dan bagaiman ribetnya setiap unsur dari produk itu .. “

“Oh begitu .. jadi kamu mau bantu seluruhnya ?”

“Ya nggak donk .. memang aku pegawai tante apa .. cukup laporan saja deh .. ntar aku olah .. kecuali tante mau bayar aku untuk survey .. aku punya banyak peluang usaha untuk tante kalo mau .. tapi aku harus memikirkan dulu mana yang tepat .. soalnya aku juga punya jaringan dagang … bisa saja tante aku rujuk ke grosir grosir yang harganya jatuh dibawah harga pasar jika mengambil dalam bentuk rutinitas bukan dalam bentuk partai besar”

“Oke sip … “ ujar Bu Yenty dengan tersenyum.

Wanita ini kadang menggodaku dengan nakal, sehingga aku berasumsi suka seks juga, namun aku tak terpancing dulu, jangan jangan dia berkilah dapat info dari karyawati yang pernah aku tidurin.

“Tante .. boleh aku ke belakang .. kebelet nih “ ujarku dengan berdiri

“Boleh .. yuuk .. aku antarin saja ke kamar kecil .. soale rumah ini luas .. “ ajak Bu Yenty dengan berdiri, aku memalingkan mukaku, ketika memalingkan mukaku itu, terlintas mata Bu Yenty mencuri ke selakanganku, aku ditariknya ke arah menuju dapur, belok kanan, belok kiri dan dekat dengan tempat masak

“Tuh .. kamar mandinya .. “ tunjuk Bu Yenty. Mendadak di depanku ada tikus melintas membuat Bu Yenty kaget dan langsung memelukku, terasa sekali buah dadanya mengencet dadaku, kurasakan harum tubuhnya yang menusuk hidungku, kupegang tubuhnya dan kupeluk dengan erat. Ketika tikus itu lenyap keluar lewat pintu dapur menuju halaman baru Bu Yenty terkejut

“Kok meluk meluk istri orang sih “ ujar Bu Yenty dengan terjut dan mencekal tanganku, aku hanya tersenyum saja dengan cengegesan lalu meninggalkan Bu Yenty masuk ke kamar mandi dan sengaja kamar mandi itu tidak aku kancing, kubuat celah agar Bu Yenty penasaran. Aku memejamkan mataku ketika kencing, terasa berat karena aku ngaceng membayangkan kesintalan Bu Yenty, selepas aku kencing merasakan kebebasan, namun tak disangka ada tangan jahil yang lentik dan lembut memegang penisku. Aku terkejut dan membuka mataku.

“Besar sekali penismu, sayang “ bisik Bu Yenty ke telingaku bahkan malah menempelkan buah dadanya ke punggungku

Ternyata dugaanku tak jauh, ternyata Bu Yenty lebih bernafsu padaku.

“Oh . Tante nakal aah .. “ ujarku dengan mencekal tangan Bu Yenty dan melepaska penisku lalu aku membalik badanku, dan aku lebih terkejut yang kulihat ini Bu Yenty sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.

“Hmmm .. aku sudah bernafsu sama kamu sejak dulu .. sayaang .. aku yakin kamu menyimpan magnit daya tarik pada wanita seumurku .. “ ceplos Bu Yenty dengan menggoda memamerkan kesintalan tubuhnya. Aku menjadi semakin ngaceng tak karuan.

“Kok tahu ?” tanyaku untuk lebih menggoda

“Sudahlah itu rahasia wanita .. kamu mau memuasi aku ?” pancing Bu Yenty dengan nakal kembali memegang penisku.

“Nggak mau “ godaku lagi dan membuat Bu Yenty semakin gemas, langsung jongkok dan menarik celana melorot.

“Duuuuuh .. besar sekali .. nggak muat dalam mulutku nih kalo dioral .. “ ujar Bu Yenty dengan mata berbinar.

Bu Yenty ternyata nakal dan suka dengan sikap agresifnya, padahal aku belum melancarkan rayuan malah sudah diterjang duluan tanpa ba bi bu lagi.

“Tugasmu tidak hanya mengurusi usahaku .. juga tubuhku .. “ goda Bu Yenty dengan menepuk kakiku agar celanaku bisa lepas semuanya.

“Aku pengin tante goyang dulu seperti manggung .. setelah itu aku mau melayani tante memberikan kepuasan” kataku dengan pandangan nafsu ke vaginanya yang jembutnya lebat itu.

“Kenapa tidak “ tukas Bu Yenty dengan berdiri lalu menutup pintu kamar mandi, kemudian bergerak menggoyangkan pantatnya dengan merangsang, goyangan itu bergerak membelakangiku dan memamerkan bongkahan pantatnya, aku langsung meremas pantatnya, liukan badannya ke kiri dan menepis tanganku yang nakal, sangat hot dan merangsangku sehingga aku tak tahan.

“Kita ke kamar tante .. “ ajakku penuh nafsu

“Aku pengin oral dulu di sini .. ijinkan aku menelan air manimu .. setelah itu kita lanjutkan di ranjang “ ujar Bu Yenty dengan genit dan sangat nakal sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar