Senin, 15 Agustus 2011

Bu Wati 1

Ina Hartoyo demikian karyawati yang selama ini selalu bertemu denganku di studio, entah serba kebetulan selalu bertemu, terakhir aku bertemu dengan Ina Hartoyo beserta ibunya Wati Hartoyo, perempuan jilbaber inilah yang membuat ingin bernafsu menggumulinya, walau umurnya sudah menginjak 44 tahun namun kemontokan tubuhnya masih menarik minatku, apalagi berjilbab, tambahlah semangatku untuk medekati janda ini. Aku dikenalkan anaknya kepada ibunya itu ketika aku secara tak sengaja bertemu pas makan siang. Kecantikannya belum memudar namun kemontokan dan lemak tubuhnya yang menarik minatku, bagaimana merasakan genjotan Wati Hartoyo ini. Ibu dua anak ini jamannya memang seorang penyanyi yang seksi, entahlah kini siapa yang memenuhi hasrat malamnya setelah bercerai dengan Hartoyo. Aku sampai ngobrol lama dengan ibunya ketika Ina Hartoyo sibuk shooting, kami berdua bak akrab sekali, bahkan tak segan segan Wati Hartoyo sampai mencubitku karena aku kelewat menggodanya.

“Tante masih cantik lho .. “ rayuku melancarkan jurus maut.

“Ih .. saya dah tua, gimana nih kamu “ tolak Wati Hartoyo dengan bahasa anak muda.

“Tua itu khan anggapan doang Tante .. lagian cantik apa nggak khan tergantung orang mandang .. seperti lukisan jelek, tapi harga mahal karena itu cara pandangnya .. coba aja kita gambar sembarangan .. ya nggak laku .. karena tidak punya nilai karyawatitiknya “ jawabku dengan logika lukisan acak para pelukis yang laku mahal. Padahal kita gambar kayak gitu juga bisa.

“Bisa aja kamu .. “ jawab Wati Hartoyo dengan tersenyum.

Kami obrol ke sana kemari, bahkan aku sampai menyerempet nyerempet bahaya.

“Belum nyari jodoh lagi Tante “ tanyaku yang membuat Wati Hartoyo langsung mencubitiku, aku sampai kesakitan.

“Mana mau sama saya yang sudah tua “ lagi lagi Wati Hartoyo menolak pandanganku itu

“Banyak yang mau kok Tante .. ada deh yang naksir Tante Fanny .. “ kataku menggoda lebih dalam lagi

“Masaak ? nggak percaya saya “ kata Wati Hartoyo dengan mencibir.

Kami diam sejenak, malah Wati Hartoyo yang inisiatif menanyakan aku yang kadang bekerja di depan netbooku yang kupangku.

“Sudah punya pacar Han ?” tanya Wati Hartoyo mengejutkan aku

“Belum, Tante .. sedang pedekate .. “jawabku dengan cuek karena pertanyaan ini sering membuatku bingung.

“Kalo boleh tahu, tante mau nanya siapa yang sedang kau dekati .. apakah anak tante ?” tanya Wati Hartoyo dengan selidik.

“Ah .. nggak .. saya sedang pedekate dengan ibunya “ kataku dengan tertawa membuat Wati Hartoyo langsung menjewer telingaku.

“Kamu memang anak jahil .. tapi ya itu jahilmu suka membuat orang kaget .. bikin tante ketawa kepingkal pingkal “ balas Wati Hartoyo dengan tertawa.

“Menghibur orang khan ada salahnya, tante .. apalagi dihibur sampai sakit perut tertawa “ kataku disambut tawa Wati Hartoyo lagi, Wati Hartoyo membenahi jilbabnya, kulirik, aah masih cantik juga. Entah naluri seksku bangkit ketika berdekatan dengan wanita berjilbab ini. Wati Hartoyo menggeser duduknya agar lebih dekat denganku dan mengajak ngobrol lagi. Terakhir Wati Hartoyo meminta nomer handphone, kami pun bertukar nomer.

Beberapa hari kemudian aku sering menggoda Wati Hartoyo dengan sms lucu lucu, sampai Wati Hartoyo membalas tak kalah lucu. Malah setelah itu mengundangku untuk ngobrol ke rumahnya, aku tak bisa janji karena ada perlu kencan dengan karyawati lain di villa, barulah setelah puas menyemburkan air maniku di memek Maia Estianty aku langsung meluncur ke rumah Wati Hartoyo. Pas sampai di rumahnya justru malah sudah hampir malam. Aku disambut Ina Hartoyo anaknya, namun tak lama kemudian Ina Hartoyo pun pergi mendadak tinggalah aku dengan Wati Hartoyo ibunya ini.

“Kemana aja kamu Burhan .. lama ndak ngobrol sama kamu “ tanya Wati Hartoyo dengan memberikan minuman hangat padaku

“Biasa tante .. proyek di bidang informasi dan teknologi mneyita waktu .. lagian saya nggak bisa bekerja ikut orang .. mau jadi karyawati seperti anak tante ngga punya bakat “ kataku dengan menunduk

“Ndah usah malu Han .. justru itu bagus .. anak jaman sekarang suka tergantung “ kata Wati Hartoyo dengan tersenyum, alamak aku menjadi begitu nafsu dengan wanita ini, entah setan mana yang membisiki kalo Wati Hartoyo memang butuh pelampiasan batin setelah bercerai dengan Hartoyo, memeknya nggak pernah kepakai lagi. Wati Hartoyo membenahi jilbabnya

“Acara teve jelek tante .. pindahin ya “ kataku dengan maju dan mengambil remote, tujuanku agar bisa duduk dekat dengan wanita ini, aku pun duduknya di sampingnya dengan memandang ke layar monitor

“Kamu nonton teve kok serius Han .. “ celetuk Wati Hartoyo sambil bersidekap.

“Habis itu .. siaran favorit tante .. siaran e-style .. dunia IT juga “ kataku dengan memandang Wati Hartoyo yang cantik di mataku itu, wajahnya yang membulat dan jilbabnya warna putih menambah anggunnya.

“Tante nggak kesepian apa ?” tanyaku yang membuat Wati Hartoyo terperengah, kuamati tangannya meremas sofa tanda hatinya memang sepi

“Ya gimana lagi . kami pisah baik baik demi kedua anak kami .. “ jawab Wati Hartoyo dengan menunduk.

“Tenang aja tantee .. tante masih muda kok .. pastilah ada orang yang mau sama Tante Fanny “ kataku menghibur, justru itu malah membuat remasan tangan Wati Hartoyo di sofa semakin kuat dan tak menjawab

“Terus soal pemenuhan bathin bagaimana, Tante “ tanyaku yang membuat Wati Hartoyo menjadi tegang dan  tak bisa menjawab, namun akhirnya menjawab dengan bingung

“Gimanaa yaa .. bingung sayaa “ jawab Wati Hartoyo dengan suara melemah karena deraan batinnya belum tersalurkan beberapa bulan.

“Terus kalo nggak tahan, tante ngapain donk “ godaku dengan tersenyum, jawaban juga tak muncul juga, malah menggigit bibirnya dengan kuat, entahlah aku memandang sejenak ke arah monitor, kuletakan remote di meja, Wati Hartoyo melihatku, ketika aku kembali duduk dan meletakkan tanganku secara tak sengaja menempel di atas tangan Wati Hartoyo itu, kontan saja Wati Hartoyo langsung terkejut, aku tak kalah terkejut, kupegang tangannya itu, Wati Hartoyo sampai gemetaran di bibirnya

“Kenapa tante kayak orang bingung .. apa tante butuh sesuatu “ tanyaku dengan memandangnya teduh membuat Wati Hartoyo menundukan kepalanya karena tidak berani bertatapan dengan mataku, Wati Hartoyo malah meremas tanganku kuat tak mau dilepaskan

“Aanuu , Haan .. eeh .. tan .. teee .. maaa maa maaau “ kata Wati Hartoyo kebingungan. Matanya masih menunduk, remasan tanganku untuk mengelus elus membuat Wati Hartoyo semakin kuat meremas tanganku

“Apa tante punya suatu keinginan .. apapun yang tante inginkan .. aku akan meluluskan kok .. jangan kawatir “ hiburku dengan mengundang setan setan lagi membisiki Wati Hartoyo agar mau bercinta denganku, akibat pertanyaanku itu, Wati Hartoyo memandangku dengan teduh bak pengantin baru, memejamkan matanya, kupandang wanita berjilbab ini,

“Andaai daai .. Haaan .. aaaaaah “ tekan Wati Hartoyo menahan nafsu birahinya yang tak tersalurkan.

fanny hotKumajukan kepalaku dan aku langsung memagut bibirnya, Wati Hartoyo sampai terkejut namun dua detik kemudian membuka bibirnya melayani pagutanku, kami berdua berpagutan dengan mesra, kupeluk tubuh gemuk itu dan kami saling berpagut dengan mesranya bak pengantin baru. Wati Hartoyo menikmati pagutan itu dengan memejamkan matanya, kupegang kepalanya dan kukontrol pagutan itu, kubawa tangannya ke bawah, tangan kanannya kutarik dan kuarahkan ke batangku, kami terus saling berpagutan, menghisap dengan pelan pelan, Wati Hartoyo masih menikmati pagutan itu dengan nikmat, tangannya akhirnya nemplok di selakanganku, Wati Hartoyo menjadi terkejut dan membuka matanya, kontan saja menjadi kaget

“Burhaaaaaaaaan .. apa yang kita lakukaan “ sontak Wati Hartoyo kaget setengah mati, tangannya juga tidak lepas dari selakanganku malah meremas kuat. Begitu sadar Wati Hartoyo menarik tangannya. Wati Hartoyo mengeleng geleng tanda bingung, aku menggenggam tangannya, Wati Hartoyo terkejut

“Aku akan memenuhi hasrat Tante Fanny yang kesepian “ rayuku yang ditatap oleh mata Wati Hartoyo dengan sayu

“Tapi .. Haan .. ini dosaaa .. aakuu tak mau “ tolak Wati Hartoyo namun tidak melepaskan tanganku yang menggenggam wanita berjilbab ini.

“Tante masih cantik kok .. beneer .. enak kok tante .. lagian Tante Fanny sudah ngeremes batangku .. besar ya, Tante “ godaku dengan lebih dengan wanita itu, Wati Hartoyo seperti tak ada tempat untuk mundur.

“Haan .. jangan Haan .. nggak ba baa aaik .. “ tolak Wati Hartoyo dengan masih bertahan lewat logika dan imannya, namun desakan batin kesepian itu akhirnya harus dipuaskan atau membuat menderita seumur hidup.

“Marilah, Tantee .. aaakuu akan memuaskan Tante Fanny “ kataku maju dan kembali mengajak Wati Hartoyo berpagutan, awalnya Wati Hartoyo menolak tidak membuka bibirnya, tanganku semakin nakal dan terus bergerilya naik meremas buah dadanya

“Haaaaaan ssssssssssssshh .. ssssshhh ssssshh hhhh “ desis Wati Hartoyo tak karuan setelah menanggapai pagutan dan lumatanku itu. Wati Hartoyo sampai ngos ngosan, betina ini memang sangat lapar seks. Di tahannya kepalaku

“Tante tutup pintu dulu yaa “ dorong Wati Hartoyo dengan beranjak pergi, ketika berdiri itu aku semakin nakal meremas pantat lebar Wati Hartoyo, Wati Hartoyo menjadi terkejut akan kenakalanku. Wati Hartoyo cepat cepat menutup pintu depan dan menguncinya, ketika kembali lagi aku langsung memeluknya dari belakang

“Aaku nggak tahaan Tante .. “ kataku dengan memeluk wanita berjilbab ini dan kuremas buah dadanya dengan gemas

“Haaan aaaaaah .. kamuu memang anaak nakaaaaaal .. sini .. tante mainin penismuuu “ ajak Wati Hartoyo dengan gemas menarik tanganku, aku ditariknya dan didorong agar bisa duduk di sofa, tubuh gemuk itu langsung mendudukiku

“Aaaaaaaaauh .. Tantee .. Tante Fanny beraat ammmaaaaaat .. duuh Tante nakaal aaah “ erangku ketika dengan gemas Wati Hartoyo menduduki, walau badanku besar tetap saja badan sebesar Wati Hartoyo akan membuat pahaku berat menahannya.

“Kamu anak nakaaal .. suka sama tante tante yaa “ selidik Wati Hartoyo dengan hendak membuka jilbabnya

“Jangan dibuka, Tante .. Tante Fanny lebih cantik dengan jilbab “ kataku dengan menyelusupkan tanganku masuk ke rok panjang terusan itu mengelus pahanya yang besar itu, Wati Hartoyo sampai mendesis keenakan.

“Ssssh .. sayaaang .. kita lakukan yaa .. “ ajak Wati Hartoyo tak sabaran,

Bibirnya yang mungil itu pasti akan kesulitan menelan batangku, kubawa tangannya ke selakanganku, Wati Hartoyo sampai terkejut merasakan batangku yang ngaceng besar itu

“Duuh .. gedhe banget, batangmu sayaaaaaaang “ goda Wati Hartoyo dengan tidak tahan dan mempermainkan batangku di jari jari tangannya dengan meremas itu.

“Tante pengin lihat ndak “ godaku dengan membuka kaitan celanaku, Wati Hartoyo semakin tidak sabar dengan nafas memburu, ketika batangku terlihat dari cetakan celana dalamku, Wati Hartoyo sampai menutup mulutnya

“Iiih .. gedhee bangeet “ ujar Wati Hartoyo dengan terlonjak dan sangat kawatir, ketika kukeluarkan batangku itu, Wati Hartoyo sampai melotot memandangnya.

“Duuuh . gedhee bangeet niih .. hhmmm .. tante suka sama penis besaar, sayaang .. gimana ya rasanyaa “ ucap Wati Hartoyo dengan masih kawatir

“Tenang aja Tante .. pasti akan masuk memek Tante Fanny .. sebut deh dengan kontol “ kataku untuk lebih vulgar

Wati Hartoyo sampai terlonjak dan mencubitiku.

“Iih kamu jorok banget .. dosa tauk “ pekik Wati Hartoyo dengan gemas

“Janji ya tante .. jika Tante Fanny pengin menikmati .. kudu disebut dengan kontol .. dan vagina Tante namanya memek .. “ kataku dengan semakin nakal meremas buah dada Wati Hartoyo yang lumayan besar bercampur lemak

“Kita ke kamar sayaaang “ ajak Wati Hartoyo dengan mulai bernafsu itu.

“Disini aja, Tante sayaang .. segera mainin kontolku tantee .. lebih baik tante buka rok deeh “ ajaku dengan nekad menaikan roknya

“Tante malu .. Tante Fanny gemuk .. “ tolak Wati Hartoyo dengan menahan roknya yang sudah tersingkap itu

“Bagiku Tante tetap cantik kok .. buktinya aku mauu, aku pengin melihat memek Tante Fanny ..“ kataku dengan semakin menaikan roknya itu. Wati Hartoyo menjadi semakin tak karuan, pelan pelan turun dari pangkuanku, lalu bersimpuh dengan lututnya, mencopot rok terusan itu, kusaksikan besaran buah dadanya, lipatan lemak di sana sini

Wati Hartoyo sampai menututpi buah dadanya karena malu.

“Nggak apa Tante .. Tante Fanny masih seksi kok .. turunin deeh “ kataku dengan menarik tangan Wati Hartoyo. Pelan pelan tangan itu turun dan tanganku ke belakang membuat kaitan bra, kusaksikan buah dadanya melorot ketika cup bra nya lepas.

“Kocok donk Tanteee .. kontolku “ ajakku yang dijawab dengan membungkuk kepala Wati Hartoyo dan memegang batangku

“Luar biasa besar, sayaang .. hhhmm .. boleh Tante jilaaat “ tanya Wati Hartoyo dengan kebingungan

“Jilatan aja Tante .. kulum kalo mau “ kataku dengan meremas buah dadanya yang besar bercampur lemak itu, tangannya besar dan pahanya benar benar menggairahkan kupeluk bagian dipinggangnya kemudian kuremas pantat besarnya itu

“Ooh Haan .. kamu nakaaaaal ssssssh ssh “ desis Wati Hartoyo dengan membungkuk dan kemudian menjilati batangku itu, kubuka bajuku pelan pelan, melihatku pengin telanjang Wati Hartoyo kemudian membantu bajuku agar lepas, Wati Hartoyo masih menggunakan celana dalam dan jilbabnya.

“Aku sudah nggak tahan melihat tubuh Tante Fanny, aku suka sama susu Tante Fanny .. “ rayuku dengan gemas memegang buah dadanya

“Remes saja sayaaang “ jawab Wati Hartoyo dengan cuek kemudian menjilati batangku dengan pelan pelan, menikmati setiap jilatan itu, tangannya mengelus elus dan menekan nekan dadaku

“Jangan bohongi keinginan hasratmu, Tante .. aku siap melayani tante kapan saja “ kataku dengan membenahi jilbabnya, kemudian kuremas buah dadanya dengan lembut membuat Wati Hartoyo semakin menggelinjang, kupermainkan kedua buah dadanya dengan jari jari tanganku

“Mmmmmmmmmhhh … sssssssreeeeeeeeeeep “ penisku dijilat dengan mulai rakus oleh lidah Wati Hartoyo yang berjilbab ini. Bibirnya yang mungil itu akan kesulitan memasukan batangku, tak kusangka Wati Hartoyo kemudian membuka mulutnya lebar lebar, kepala penisku pun masuk ke dalam mulutnya, dengan rakus batangku masuk dan sangat sesak. Wati Hartoyo hanya mengulum batangku tak lebih dari separonya, walau demikian tetap membuatku semakin bernafsu ngewein ibunya Ina Hartoyo ini.

“Teruus Tantee .. tante suka kontol anak muda yaa “ tanyaku yang disambut senyum Wati Hartoyo dengan memandangku, kemudian batangku kembali dimasukan, kali ini lebih rakus lagi.

“Teruus deeh Taaan .. enaaak Taaaaaaaan .. aaah Tante Fanny emang oke oral kontolku “ kataku semakin mengerang merasakan kuluman Tante Fanny yang semakin bernafsu itu. Aku lalu rebahan, dengan gemas Tante Fanny pun semakin rakus, kali ini menjilati batangku sampai pada telurku, dengan gemas ditariknya celanaku sampai lepas, sehingga kini kami bertelanjang bulat, hanya Tante Fanny masih memakai celana dalam

“Copor celana dalam Tante Fanny “ perintahku yang dijawab sikap tenang Wati Hartoyo itu, kemudian tanpa malu malu mencopot celana dalamnya yang sudah sangat basah termakan birahi itu, kulihat vaginanya sangat sempit tertutup daging dan lemak di pahanya itu, celana dalam itu dilemparkan ke mukaku

“Tante nakaaaaal aaaaaaaah “ sungutku dengan membuang celana dalam yang nemplok di mukaku.

Wati Hartoyo jilbaber mesum “Tante pengin dicoblos, sayaang, Tante Fanny sudah nggak tahaan nih .. sudah lama memek tante nggak kepake .. kamu yang mak sekaraaang “ ajak Terry Putri dengan naik dan duduk mengangkang membuka pahanya lebar lebar, aku pun langsung bangun dan gantian turun dari sofa. Mataku sampai geleng geleng melihat pemandangan sangat vulgar ini, wanita berjilbab itu membuka pahanya yang polos, jembutnya benar benar lebat

“Cepaat sayaang .. Tante Fanny nggak taahaan nih .. waktu kita sempit, sayaang .. jilatin memek Tante Fanny donk “ perintah Wati Hartoyo dengan menarik kepalaku dan dibenamkan ke segitiga rahasianya itu, mukaku sampai nemplok di belahan vaginanya, kutarik kepalaku

“Aayoo, sayaang .. tunggu apalagi .. mainin memek Tante Fanny .. “ ajak Wati Hartoyo semakin tidak sabaran, sehingga aku langsung menjilat rakus vaginanya

“Aaaaaaaaaaaaaaaaooh .. Haan ..aaaaaaah .. kaaamuu liaar aaaaaaah .. teruuus Haaaan uuuuuuuuuuh ..sssssshhh ssssssssshh enaaaak aaaaaaaaaaaaaah ssssssssssh sssssssssh .. “ desis Wati Hartoyo dengan mengerang erang sampai mendongak ke atas. Matanya dipejamkan dengan erat erat

“Ooh sayaang ,.. enaknyaaa .. untuuung .. tanteee nggak nolaaaak aaaaaaaaaah aaaaaaaaaoh sayaaaaaang .. teruuus jilatin .. kerjain memek taaan taan teee “ erang Wati Hartoyo tak karuan itu, tubuhnya sampai tegang tak karuan karena lama vaginanya tak dipakai semenjak cerai dengan Hartoyo. Darah muda melonjak kemudian

“Sayaang .. Tante merasa muda laagi .. ayoo sayaang .. jilatin memek Tantee .. mainin klitroris tantee aaaaaaaaoh ssssssssh sssssssshh . oooh .. nakaalnya kamuu aaaaaaaaah “ teriak Wati Hartoyo tak karuan merasakan jilatanku membelah celah vaginanya yang sangat rapat itu.

Bertubi tubi aku menghisap dengan bibirku menyedot membuat Wati Hartoyo sampai mengerang tak karuan, kuremas buah dadanya untuk memberikan kenikmatan seks yang kini dinikmati lagi.

“Memek Tante Fanny enaaaaaaak ..ssssssssssssssh “ kataku sambil mendesis dan kembali menjilati lubang itu, daging kanan kirinya aku sikapkan dengan lidahku, tangan kiriku turun dan kemudian jariku masuk menusuk membuat Wati Hartoyo langsung melonjak

“Aaaaaaaaaaaaaauuh aaaaaaaaaah .. naaaaaaaakaaaaaaaaaaal “erang Wati Hartoyo dengan menggigit bibirnya kuat kuat.

“Aduuh .. kamuu nakaal nakaal sekaaalii … memek Tante Fanny kamu tusuuk .. awas yaa sayaang .. awas yaa “ lonjak Wati Hartoyo dengan nafas ngos ngosan, namun kemudian berteriak lagi karena aku semakin nakal mengobok obok vaginanya itu dengan jari jariku. Sesekali kujilati dan kupermainkan klitorisanya, vaginanya kuobok obok lagi sampai membuat tubuh Wati Hartoyo bergetar hebat

“Sssssssssssssssssssshhhhh .. uuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Wati Hartoyo tak karuan, kedua pahanya masih membuka dan tidak menjepit kepalaku, aku terus menjilati memeknya yang semakin membanjir itu, sesekali kujilati jembut wanita berjilbab ini.

“Sayaang Tantee .. nggaaak kuaaaaaaaat aaaaaaaaaaah aaaaayoo aaaaaaaah aaaaaaaaaaaauh .. “ lenguh Wati Hartoyo dengan menggeleng geleng sehingga ekor jilbabnya berterbangan ke sana kemari.

“Aaaaaauh ssssssssssssssh ssssssssshhh aaaaaaaaaah Haaaaaaaan aaaaaaaaaaah nggaaaaaak kuaaaaaaaaaaaat .. “ Wati Hartoyo tetap menggelinjang keenakan, desahan, lenguhan bahkan teriakan semakin keras di malam yang penuh surgawi ini.

Aku terus menjilati dan menghisap memeknya dengan rakus, Wati Hartoyo sampai mengejan hebat merasakan nikmatnya kuoral di vaginanya itu, tubuhnya semakin tak karuan. Matanya terpejam sangat erat dan bibirnya tergigit denganku, tak lama kemudian berteriak kuat melepaskan beban birahinya.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuh” lenguh Wati Hartoyo dengan berkelonjotan tak karuan, kepalanya sampai rebah ke belakang dudukan sofa, badanya megap megap naik turun dari vaginanya mengucur cairan panas, kujilati cairan itu dan kutelan. Wati Hartoyo kubiarkan menikmati orgasmenya. Dadanya tak karuan naik turun itu, buah dadanya ikut naik turun, matanya membuka namun memandang ke atas dengan peluh di muka dan badannya itu, benar benar menggairahkan wanita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar