Kamis, 11 Agustus 2011

Mbak Riska 1

Malam hujan mengguyur dengan derasnya, guntur menggelegar memekakan telinga, kusandarkan kepalaku ke sandaran mobilku, banjir di mana mana membuatku terjebak, padahal malam sudah menginjak pukul 11 malam. Padahal malam ini aku ada janji kencan dan bercinta dengan Mbak Riska yang tadi siang kami saling mereguk kenikmatan di parkiran mobil Mangga Dua Jakarta. Mbak Riska sangat puas aku ajak bercinta dan bersetubuh. Mbak Riska menjadi ketagihan akan nikmatnya selingkuh itu. Dari penolakan menjadi ketersediaan, dari ketersediaan menjadi ketagihan, itulah Mbak Riska yang sehari hari merupakan presenter di tv, sial bagiku jelas malam ini akan sampai di rumah Mbak Riska sudah larut. Pikiranku cuma membayangkan tubuh sintal Mbak Riska itu yang kini sudah berkali kali mengirimkan sms jorok. Aku bahkan diejek tidak berani datang, aku menjadi tersenyum sendiri. Hampir setengah jam kemudian mobil baru bisa berjalan, lepas dari genangan itu, aku langsung menuju ke arah rumah Mbak Riska yang masih sekitar 2 km. aku kemudian mencari perumahan yang dihuni artis itu, aku sudah pernah datang ke rumahnya, jadi situasi dan kemana aku nanti masuk rumahnya akan mudah bagiku, aku berharap suaminya tidak dirumah, kalaupun di rumah pasti sudah dibikin tepar oleh Mbak Riska sesuai janjinya. Aku tergopoh gopoh dengan wajah kusut sampai di muka pintu, mengetok pelan pelan, kemudian menunggu dan tak ada jawaban, kuotak tik atik hapeku, pintu kemudian terbuka, aku langsung ditarik dengan paksa oleh Mbak Riska yang muncul itu.

“Masuuuuuk “ perintah Mbak Riska menarik tanganku, kemudian pintu ditutupnya dengan cepat, tangan Mbak Riska langsung memegang kepalaku dan melumat bibirku dengan rakus, aku tak bisa berkata apa apa, Mbak Riska kini semakin agresif memburuku.

Kubalas lumatan itu dengan tak kalah bernafsu, sampai aku mengangkat pinggangnya, sehingga kedua kaki Mbak Riska langsung melilit pinggangku, kami saling menghisap dengan rakusnya, kami terus saling berpagutan, kedua tangan Mbak Riska terangkul dipundakku, memegang kepalaku mengontrol pagutan dan lumatan itu. Perlahan lahan Mbak Riska mengendurkan lumatannya, bibir kami penuh dengan air liur.

“Aku sudah nggak tahaan sayaaaang .. “ aku Mbak Riska dengan wajah yang ingin sekali dipuasi, kami kembali saling berpagutan sedikit melumat, aku membawa Mbak Riska yang terangkat menjepit pingganku, sambil kami berpagutan kami sampai di meja besar itu, kupagut dan kuhisap bibirnya itu, rambut panjangnya kuelus elus.

“Sssssssssssssssshh ssssssssssshhh hhhh .. “ desis Mbak Riska yang bersahutan dengan hembusan nafasku tersengal setelah saling memagut dan menghisap

“Sayaaaang .. maukah kau malam ini bersamaku .. mengarungi nikmatnya kita kawin antara kontolmu dengan memekku .. ?” tanya Mbak Riska yang sudah sangat ingin digauli itu.

“Tapi aku ingin Terry lebih liar dan binal aku mau .. aku suka wajahmu mesum Ter .. kau wanita yang sangat haus kontol .. aku tahu itu .. dari wajahmu yang cantik ini .. dari wajah mesummu ini kau memang mendambakan kontolku sejak lama .. iya khan ?” tanyaku dengan tersenyum, Mbak Riska kemudian mengelus elus pipiku dengan mesra

“Iya, kontol .. sejak lama aku mengidamkan kontolmu mengobok obok memekku .. kau tadi sore sudah mengobok obok memekku .. sekarang kau boleh obok obok lagi .. genjotin aku dengan keras yaaa .. kita malam ini akan .. aaah .sayaaaang “ jawab Mbak Riska.

Mbak Riska memakai pakaian tank top, sehingga aku mudah menurunkan bagian lengannya itu, kemudian bagian dadanya aku tarik, Mbak Riska memandangku dengan tersenyum

“Ndak tahan pengin lihat susuku, sayang ?” tanya Mbak Riska dengan mengelus elus pipiku itu.

“Aku ingin menggenjotmu di meja ini, sayaaang .. lepas semua pakaian Ter .. aku ingin kita berdua tanpa pakaian .. “ ajakku dengan mengendurkan pelukan itu, aku pun langsung mundur dan melepas bajuku, kemudian tanpa basa basi melepaskan celanaku, celdamku pun kutarik, ketika Mbak Riska hendak menaikan pakaiannya jadi terhenti, matanya menatap ke kontolku yang ngaceng itu.

“Iiih … ngacengnya .. bikin aku mabuk kepayang nih .. sini kontolmuu “ tarik Mbak Riska pada tanganku

“Lepas aaaah .. nggak adil .. aku sudah polos .. tapi bidadariku masih lengkap mau upacara bendera… “ keluhku yang disambut dengan gelak tawa Mbak Riska

Mbak Riska pun menaikan tank topnya itu kemudian terlihat gudukan yang masih terbungkus bra warna coklat, tangan Mbak Riska ke belakang menarik kaitan bra itu, aku tak berkedip memandang ke bongkahan dadanya itu, cup itu pun lepas setelah tali bra melorot dari lengannya, bra itu kemudian dilepaskannya, buah dadanya montok sekali, aku menjilati bibirku sendiri. Bra itu dilemparkan ke mukaku.

“Aku suka menyumpal bibirmu yang mesum itu dengan kontolku “ celetuk yang membuat Mbak Riska menjadi tergelak

“Ngemut kontol ? halaaah .. aku ketagihan sama kontolmu .. sumpal aja mulutku dengan kontolmu .. aku malah senang .. kontol kamu itu enak sayaaang .. besar nan panjang .. ngaceng itu lho .. iiih .. pasti banyak wanita terpikat pada kontolmu itu “ sahut Mbak Riska sambil menarik celana dalamnya.

“Woooow .. kau sudah bengkak begitu ?” tanyaku terkejut

“Nggak tahaaan .. kamu datangnya lamaa .. aku oral sendiri .. aku .. coblos dulu dengan kontol imitasi .. hihihihi.. mumpung belum rapat …segera deh masukin ya “ ajak Mbak Riska

“Langsung kawin gitu ? aku ingin Mbak Terry tiduran menyamping .. aku genjot ya” tanyaku terheran heran

“Halaaaaaaaah, tumben make Mbak ..hihihihi .. masak Mbakmu sendiri kau kontoli .. nakaaal aaah .. sini kontolku, sayang .. “ ajak Mbak Riska dengan menjangkau ke selakanganku, tangan kirinya meludah ke telapak tangannya, kemudian tangan kiri itu mengolesi kontolku, kurasakan ada rasa sensasi nikmat kontolku diperas oleh tangan lentik Mbak Riska yang sudah kehausan kontol itu.

Kurasakan remasan tangan nakal Mbak Riska di kontolku itu, Mbak Riska kemudian Mbak Riska tiduran menyamping, kulihat kontolku basah oleh air liur Mbak Riska itu, kuangkat kaki kanannya ke atas, aku kemudian mendekatkan bibirku ke selakangan Mbak Riska dan kujilati

“Aaaaaaaaaaaaauh .. sayaaaang .. kamu nakaaal aaaah .. katanya mau coblos Mbak Terry .. kok malah jilatin .. uuuh sayaaang .. nakaaal aaaaaaah .. aaaaaaaaaauh .. sssssssssshhh sssssshhh hhh .. mmmmmmmhhh .. enaaknya jilatan kamu, sayaaaaaang .. oooh “ erang Mbak Riska dengan menggeleng geleng sehingga rambut panjangnya itu tergerai di wajahnya.

“Uuuh .. aku suka memekmu Mbak Terry .. Ooh .. Mbak Riska memang menggairahkan .. aku bisa betah ngeloni dirimu sampai pagi .. “ ucapku sambil menelan cairan yang keluar dari lubang memeknya itu, belahan lubang itu aku jilati kemudian aku isap

“Aduuuh sayaaaaang .. kok enaaak begini .. teruus yaa .. buatin aku anak ya .. yang ganteng kayak kamu .. aduuuh .. uuuuh .. mmmmmmmmmhh .. rasanyaaa .. sudaaah sayaaang .. sudaaah .. Mbak Terry pengin dientot sama kontolmu .. pengin dikawinin dengan kontolmuu . ya ampun .. sayaaang .. oooh .. nikmatnya .. ayoo .. sayang .. pleasee aaaaaaah .. spermain aku yaa .. “ rengek Mbak Riska dengan menyampirkan rambutnya itu, aku kemudian menarik kepalaku, kemudian kuremas susu montok Mbak Riska itu membuat dirinya terpejam merasakan remasan tanganku

“Aku sering ndak tahan sama susumu, sayaaang .. aku cinta padamu Mbak Terry .. aku kawinin ya Mbaaak .. siap ya Mbak .. kontolku gedhe bakalan sesak … “ godaku dengan tergelak melihat gairah birahi Mbak Riska yang membuncah ndak tahan itu.

“Remeees aja, sayaaaang .. Mbak Terry milikmu .. “ sahut Mbak Riska dengan menekankan tangannya ke meja itu.

Aku kemudian memegang kontolku, kulihat jembutnya yang rapi, kemudian aku tekan kontolku dengan kuat sampai membuat Mbak Riska terpejam sambil menggigit bibirnya, suara lenguhannya kembali keluar dari mulutnya

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. saaaaaaaaaakitnyaa aaaaaaaah .. uuuuuuh .. mmmmmmmmmmhh . teruuus aaaaaaah .. yaa ampuuun …. Mbak Terry kayak dibor niih … ampun .. ooh sayaaang .. teruus .. masukin .. masukin .. yang dalaaaaaaaaam “ erang dan lenguh Mbak Riska dengan tangannya memegang kontolku, Mbak Riska sudah tidak sabaran pengin dikawin itu, kontolku perlahan lahan masuk

“Tariik maaaaaaaaaang .. aaaaaaaaaaaaaaauh .. oooho .. huuuuuh .. fuuuuuuuuh … mulaaai enaaak .. teruus yaaang .. tarik dan doooooooooorong lagi .. amblasin kontolmu .. kawinin Mbak Terry sepuasmu .. “

“Dok ..dok ..dok .. dok .. dok .. dok .. “

Tangan Mbak Riska memukul mukul meja merasakan penetrasi kontolku itu. Tubuhnya penuh keringat membanjir, matanya merem melek keenakan merasakan penetrasi kontolku yang pelan namun kuat menekan ke dalam lubang memeknya itu, kulihat dua daging yang selakangannya itu melebar menjepit kontolku dengan ketat, kurasakan memeknya menjepit kontolku dengan ketat.

“Uuuuh .. luaar biaaaasaaa, sayaaaaaang .. aduuh .. kontolku kau disedot Mbaaaak … rasanya aaaaaaah .. selangit .. bangga aku bisa ngawini Mbak Riska .. “

“Aku yang bangga bisa dikawinin sama kamu .. kau idolaku sayaaaang … enaaknya sayaaang .. “ sahut Mbak Riska dengan menjilati bibirnya sendiri, tanganku memegang buah dadanya dan kuremas sehingga Mbak Riska menggeliat tak karuan.

“Oooh .. uuuuuuuuuuuh .. awaaas Mbaaak .. aku mau hujamkan yaa “

“Jangaaaaaaaaaaaaaaaaan .. aduuh kontol .. aaaaaaaaaah .. kamuu jangaaaaaan “ tolak Mbak Riska dengan menahan ke perutku, aku mencekal tangannya kemudian aku mundurkan pantatku dan langsung kuhujamkan dengan keras sehingga kontolku mentok di bagian terdalam disertai lenguhan kami

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ lenguh kami bersama dengan nafas tersengal, Mbak Riska sampai menggeleng geleng merasakan hujaman keras itu.

“Uuuuuuuuh .. Mbak Terry benar benar membuatku bernafsu nih .. besok kuajak kawin di pantai aja .. aku sudah sewa villa .. ada pantai pasir juga kolam renang .. aaakku aaaah .. aku pengin kencan denganmu di villa tanpa busanaa “ sahutku dengan menghela nafasku sebelum menggenjot memek Mbak Riska itu.

“Wooow .. ya ampun .. betapa indahnya, sayaaang .. betapa nikmatnya jika kita berdua seperti itu .. sayaaang aaaah .. tapi .. suamiku mau ngajak pergi .. gimana ?”

“Kau pilih kontol siapa ?”

“Ya ampun sayaaaang .. tapi .. aduuh .. sayaaaaang .. baiklah .. besok aku atur saja .. sekarang genjot dulu .. “

“Pilih kontol siapa ?” tanyaku lagi membuat Mbak Riska membeliak matanya

“Baik .. baik .. aku ikut kamu sayang . ikut permainanmu … aku mau diajak kencan tanpa busana sama kamu … “ jawab Mbak Riska dengan tersenyum mesum padaku.

“Ajak si Olla Ramlan yaaa .. temanmu itu .. aku pengin kawin sama dia “

“Haaaaaaaaaaaaaaah ? “ tanya Mbak Riska dengan terkejut.

“Mbak Terry mau kontolku ndak ?” tanyaku, pelan aku tarik kontolku dan kuhujamkan membuat Mbak Riska menjerit

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh … maaau .. maaau .. Mbak Terry mau banget sama kontolmu .. baaaik .. baaaik .. nanti aku bawa diaaa … sumpah .. demi kontolmu .. apa saja aku lakukan .. “ jawab Mbak Riska dengan terpejam erat merasakan hujaman kontolku itu.

“Dasar betina ndak mau terima kasih .. minta kontol saja banyak alasan . shit “ makiku dengan perlahan kembali menggenjot memek Mbak Riska yang basah itu

“Ooh .. sayaaang uuh .. iyaa .. iyaaa .. maafin .. maafin … Mbak Terry ikut kamu untuk kencaaan .. “ jawab Mbak Riska sambil mengerang dan merintih rintih

“Dasar cewek muka haus kontol .. “ makiku lagi

“Iyaa iyaa .. aku muka haus kontol, sayaaaang . hanya kontolmu sajaa … ooh .. aku tidak mau kontol lain .. Mbak Terry hanya mau kontolmu .. ayoo sayaang iya a.. uuuuuuuuh .. sssssssssssshh ssssssssshhh hhh .. terus yaaang .. genjotin .. agak cepet yaa .. aaaaaaaaaaaaaauh .. luaaar biaaasa aaaaaah .. enaak banget .. eeeeh .. aaauh mmmhhh . ooh . ya .. ampun .. tariik . dorong .. tarik dorong .. enaaak .. enaaak .. kontolmu enaaak .. gesekaanya .. gesekannya .. aduuuh .. aaakuu mabuk kepayaaaang .. ayo sayaaaaaang .. genjotin .. “ erang Mbak Riska mengerang erang penuh kenikmatan itu, tubuhnya ikut tergoncang goncang seiring genjotan itu.

“Memekmu sesaaaaak .. aaaku bisa muncraaat .. “ godaku

“Haaaaaaaaaah .. jangaan aaaah .. masak kamu cepat keluaar “ Mbak Riska sampai terlonjak, melihatku tertawa Mbak Riska langsung menimpali dengan jorok

“Dasar kontol kau … “ maki Mbak Riska dengan memejam namun membuka matanya hanya warna putih saja

“Uuuh .. memek enaaak .. gimana sayaang ?” tanyaku sambil menggenjotnya pelan pelan

“Enaaak .. “ Mbak Riska singkat sambil menekankan tanganya ke meja

“Kamu lagi ngapain sih ?”

“Auuuh .. lagi kawin .. lagi kawin .. “ jawab Mbak Riska dengan membuka matanya dan melihat selakangannya, kontolku keluar masuk dengan lancar

“Kawin itu apa sih ? uuuuuuuuuuuh ?” godaku lagi

“Kawin itu .. kawin itu .. kontolmu masuk memek .. “ jawab Mbak Riska sambil menggeleng geleng merasakan nikmatnya gesekan kontolku di dinding memeknya itu.

“Woow … memek Mbak Terry .. ngapain sih ?” tanyaku lagi yang disambut dengan jilatan lidah Mbak Riska di bibirnya

“Sedang memekin kontolmu sayaaang .. menyempuh kontolmu .. menyempuh untuk buat anak, sayaaang aaayooo tancaaaaaaaaap .. yang cepeet yaa “ sahut Mbak Riska dengan merem melek

“Aaaaaaaaaaaaaaaaauh ……….mmmmmmmmmmmmmh .. enaaaaaaak .. enaaak .. ooh .. sesaknya .. sesaknya .. uuuh .. “ erangku dengan gencar menggenjot Mbak Riska dengan lebih cepat, kuremas buah dadanya dengan keras membuat Mbak Riska kepalanya montang manting

“Sayaaang aaaaah .. ndaak kuaaaaaaat aaaaaaaaaaaaaaaaauh .. mmmmmmmmmmmmmmhh .. uuh aah . uuh .. aah .. uuh .. aah .. uuh .. aah .uuh .. sssssssssssssssssshhh ssssssssssssh hhh .. mmmmmmmmhh .. aaaaaaaaaarggh .. aduuh .. memekku ndak kuaaat .. maaau sampaaaai .. ayo sayaaaang aduuh .. enaknya .. “ erang Mbak Riska dengan tak karuan itu

Aku terus menggenjotnya lebih cepat, kurasakan kontolku terasa terpejit lebih ketat, Mbak Riska sampai mendongak, kurasakan memang Mbak Riska mau sampai

“Dikit .. dikit laaaaaagi .. auuuh .. mmmmmmmmmmhh ..aaaaaah .. ssssssssssh sssssshh hhhhh .. siaaaaaal .. duuh . kontol .. “ suara erangan demi erangan, rintihan demi rintihan bersahutan diantara kami.

Kurasakan memeknya lebih ketat, Mbak Riska sampai menggeliat dan seperti meronta ronta merasakan kontolku keluar masuk, geliat tubuhnya terhalang tanganku, kugenjot dengan sangat cepat, tubuh Mbak Riska sampai menegang kaku merasakan hujaman kontolku itu, Mbak Riska mengcengkeram kuat sambil mencakar ke lenganku

“Oooooooooooooooooooooh ..aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ lenguh Mbak Riska panjang mencapai puncak, tangannya lepas mencengkeram dan menggapai gapai apa saja yang bisa dipegang, kurasakan memeknya sudah mulai muncrat cairan hangat, kuhujamkan kontolku dalam dalam, sehingga cairan itu sampai muncrat tak karuan, kuhempaskan tubuhku menindihnya ketika Mbak Riska menggelepar dengan berkelojotan, kurasakan dari dalam memeknya mengucur cairan panas terus menerus sampai membasahi lantai, pahaku terasa ada cairan hangat.

Tubuh Mbak Riska menggelepar dengan nafas tersengal, dadanya naik turun tak karuan, tubuh kami penuh dengan keringat membanjir. Kudiamkan genjotanku, hanya deru nafas yang bersahutan di antara kami, kutindih Mbak Riska dan kucium pipinya sambil memegang buah dadanya dan kuremasi dengan lembut sambil memainkan punting susunya, tak terasa dentingan jam 00.00 tepat terdengar. Namun kami masih satu tubuh bersama, masih ada waktu banyak untuk bersama Mbak Riska yang liar ini. Kami diam dengan pikiran masing masing, Mbak Riska masih terpejam erat merasakan sisa sisa orgasmenya yang dashyat itu. Aku tetap diam namun kontolku terasa sakit nan nikmat terjepit dalam memek Mbak Riska yang sesak itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar