Kamis, 11 Agustus 2011

Mbak Riska 5

Kami terdiam duduk di sofa itu dengan pikiran masing masing, namun mata Mbak Riska sering melirik ke kontolku yang ngaceng kembali itu, sampai sampai Mbak Riska tersenyum sambil mengotak atik hapenya, kami berdua masih bertelanjang bulat, cara duduk Mbak Riska pun sangat merangsangku, mengangkang dan memperlihatkan memeknya yang berjembut itu, belum lagi pahanya yang mulus berada di dekatku, tanganku tak tahan meraba paha mulus milik presenter ini, sontak Mbak Riska pun menghela nafas merasakan elusan tanganku yang nakal itu, tangan Mbak Riska kemudian menahan rabaan tanganku yang sudah sampai ke pangkal pahanya hendak mengelus elus memeknya yang sudah kembali merapat. Namun Mbak Riska kemudian melepaskan tanganku sehingga aku kembali meraba raba pahanya yang mulus itu, Mbak Riska sampai memejamkan matanya menikmati elusan tanganku yang perlahan lahan naik ke area segitiga emasnya yang berjembut rapi itu, tanganku pun menggerilya lebih nakal naik ke atas sampai di buah dadanya yang sekal nan montok itu, kuremas dengan lembut Mbak Riska pun sampai terpejam sambil mengatur nafasnya, buah dadanya benar benar sekal, masih segar, puntingnya tidak besar karena belum pernah menyusui, ku remas buah dadanya sebelah kiri yang paling dengan denganku, aku kemudian memajukan kepalaku dan mengulum puntingnya

“Ooh sayaaaaaaaaaang .. uuuuuuuuuuh “ lenguh Mbak Riska, kusedot puntingnya, tanganku kembali turun ke bawah dan kembali meraba raba pahanya itu, kulepaskan kuluman pada punting susunya itu.

“Eiiit .. jangan nakal yaang .. kita janji khan mandi dulu .. ooh .. jangan yaaa “ rengek Mbak Riska yang kedua pahanya justru malah dilebarkan itu untuk memberikan ruang pada tanganku mengelus elus memeknya itu.

“Ke depanku Mbak .. berjongkoklah .. kocok dan mainin kontolku, aku ndak tahaaan mbaaak … kau sungguh molek sekali .. aku sering nggak tahan melihat kemulusan tubuh ini .. “ pujiku sambil mendorong punggung Mbak Riska agar berpindah tempat

“Taapi .. tapi .. kita khan .. “ sahut Mbak Riska yang akhirnya beranjak dari duduknya kemudian berjongkok di depanku, Mbak Riska kemudian menyampirkan rambut panjang itu di punggungnya, tangannya kemudian menopang ke pahaku untuk memegang kontolku.

“Kontol kok nikmat begini, ya sayaaaaang “ sahut Mbak Riska dengan memandangku penuh mesum, pikiran joroknya selalu muncul, tangan Mbak Riska kemudian mengocok ngocok kontolku dengan gemas, matanya sampai memandang ke kontolku tanpa berkedip, kuelus elus kepalanya yang berambut panjang itu.

Tangan Mbak Riska nakal sekali bermain main dengan kontolku, tangan seolah olah tak mau melepaskan pegangan pada kontolku itu.

Kontolku pun akhirnya dimasukan ke dalam mulutnya dengan membuka lebar, kontolku langsung ditelannya, Mbak Riska kemudian melihatku dengan menaikan alis matanya, wajahnya terlihat lucu dengan mulut Mbak Riska tersumpal kontolku itu.

“Kaaau aaaaaah .. Mbak Mbak Riskalebih indah kalo tersumpal kontolku .. terus Mbaaaaaaaak .. rasakan nikmatnya kontolku .. “ ucapku sambil mengelus elus rambut panjangnya itu.

“Mmmmmmmmmmmmmmmmmhhh mmmmmmmmmmmffh “ suara mengeram keluar dari mulut Mbak Riska yang tersumpal kontol itu. Kutahan kepalanya agar tidak menarik kontolku keluar, Mbak Riska menjadi gelagapan, kalo Mbak Riska melakukan tarikan dengan cepat aku bakalan kesakitan, akibatnya Mbak Riska justru menekan kuat ke pahaku, kepalanya ikut bergerak mengeluarkan kontolku

“Ngeluarin kontolku harus pelan Mbaaak .. sakit kalo …. Aaaaaaaahuuu .. uuuuh .. benaar benaaar nakal kaaau .. aku suka lidahmu menjilati kontolku . ayo Mbaak lakukaaaaaaan “ erangku dengan mendongak sambil pelan pelan menarik tanganku menekan kepala Mbak Riska itu. Mbak Riska pun tidak serta merta langsung mengeluarkan kontolku, perlahan lahan kontolku dilepaskan, Mbak Riska kemudian meludah

“Siaaaaaaal kaaaaaaaau .. kamu benar benar nakal sekali .. nggak tahu kalo wanita itu doyan kontol .. huuh .. kamu ngerusak suasana aja .. “ protes Mbak Riska dengan mengelap bibirnya itu dan kembali ke selakanganku. Aku hanya menggeleng geleng saja melihat sepak terjang Mbak Riska yang sangat doyan seks ini, artis termesum yang kukenal, aku suka desahan Mbak Riska ini, mengundang birahiku sampai tidak tahan.

Mbak Riska masih berjongkok dan bermain main lidahnya dengan kontolku yang gaceng itu, Mbak Riska agresif melakukan jilatan demi jilatan itu, kemudian mengocok kontolku dengan cepat sampai membuatkku menggelinjang

“Mbaaaaaaaaak aaaaaaaaaaah .. huuuuuuuuuh … jangaan aaaaaaaaaaah uuuuuuuuh .. “ lenguhku merasakan kocokan nakal tangan Mbak Riska itu.

“Mbaaaaaaaaak aaaaaaaaah . Mbak Mbak Riskanakaaal yaaa .. aduuh Mbaaaaaaak .. ngocoknya … “ ucapku dengan memandang Mbak Riska penuh nafsu, buah dadanya yang indah itu aku pegang dan kuremas kembali dengan lembut dan aku merasakan kelembutan dan kekenyalan daging segar gudukan di dada Mbak Riska ini.

Mbak Riska masih sibuk dengan kocokan kontolku itu, kocokan demi kocokan itu sangat membuatku kepayahan.

“Hmmmmmmm .. mmmmmmmmmmmhhh .. uuuuuuh .. aaakuu memaaaaang aaaaaaah .. suka dikerjai sama Mbak Mbak Riska.. terus Mbaaaaaaaaaaak “ erangku tidak tahan dengan kocokan nakal itu.

Kutahan tangan Mbak Riska, namun Mbak Riska dengan cepat mencubit lenganku

“Jangan ganggu Mbak Mbak Riskangocok kontolmu, sayaaaaaaaang “ sungut Mbak Riska dengan wajah menatapku dengan tanpa ekspresi, sehingga aku pun mengalah. Kubiarkan kegemaran Mbak Riska bermain main dengan kontolku itu, tangannya kemudian meremas remas kontolku dengan perlahan lahan, aku merasakan nikmat luar biasa kontolku dimainkan oleh Mbak Riska itu, kupejamkan mataku sejenak dan kubuka, kulihat Mbak Riska tersenyum memandang ke kontolku

“Kontol kau enak banget gini .. uuuh .. hmmm … nikmatilah sayaaang .. Mbak Mbak Riskaakan lakukan .. rileks .. dinikmati sajaaaaaaaaa “ ucap Mbak Riska dengan nada yang merdu, aku pun mendongak sambil membusungkan dadaku.

Habis itu Mbak Riska kemudian menjilati kontolku perlahan lahan, kali ini jilatan demi jilatan tidak dengan tergesa gesa, Mbak Riska menikmati setiap mili lidahnya menjilati batang kontolku, sampai sampai Mbak Riska berkali kali menjilati bibirnya dan kemudian lidahnya berpindah ke batang kontolku

“Mbaaaaaaaak aaaaaaaaaah geliii aaaaaaaaah … enaknya Mbaaaaaaaaaaaak .. uuuuuuuuh .. rasanya . melayang aaaaaaaaaaah .. Mbaaaaaak Mbak Riskaku .. ooh .. kekasihku, sayaaaang . aaakuu senaaaaaaang aaaaaaaaaaah .. mmmmmmmmmhh sssssssssssssshhh sssssssssssshh hhh .. “ desisku tak karuan merasakan jilatan nakal nan pelan lidah Mbak Riska di buah zakarku itu.

Kurasakan dengan benar benar nikmatnya aku diservice oleh presenter nakal ini, kurasakan jilatan itu dan aku pun membuka mataku dengan ketika dengan paksa Mbak Riska berubah dengan liar memasukan kontolku kemudian menyepong dengan kuat sampai membuat kontolku terasa tak karuan, terdengar suara sepongan itu

“Creeeeeeeeeeeeep “

“Huuuuuuuuuuuuuuuh . nakaaaaaaal kaaauuu Mbaaaaaaaaak “ rutukku dengan melotot, kulihat Mbak Riska pun tak mau kalah, kembali rakus menjilati kontolku, dimasukan dan dioral dengan keluar masuk lebih liar, aku pun tak karuan hanya bisa memegang pundak Mbak Riska itu, kurasakan aku bisa tak karuan kalo dibiarkan.

Aku langsung mengangkat kepala Mbak Riska namun Mbak Riska tetap memaksa melakukan oral pada kontolku dengan rakus, berkali kali kepalanya naik turun mengulum kontolku itu, kurasakan gesekan giginya, itu.

“Sudaaaaaaaaaah Mbaaaaaaaaak aaaaaaaaaaaaaaah nnnggaaak kuaaaaaaat aaaaaaah “ keluhku, Mbak Riska tetap saja melakukan oral itu, sehingga aku menjadi tidak tahan, aku menarik kepala Mbak Riska dengan paksa, Mbak Riska pun mengalah, aku kemudian bangun dengan melangkahi kepala Mbak Riska, kutarik tangannya dengan paksa, Mbak Riska pun berdiri

“Kita mau kemana ?” tanya Mbak Riska dengan heran, aku tidak menjawab Mbak Riska hanya menurut, aku mengajaknya ke arah kamar mandi, namun aku langsung berubah arah

“Lhoo .. lhoo .. kita khan mandi “ sahut Mbak Riska

“Diaaam kau betinaaaaaaa “ ucapku dengan mencekal tengkuk Mbak Riska, kupepetkan ke pojokan tembok itu

“Nunggggging “ perintahku

“Jangaaaaaan aaaaaaaaah .. memekku belum kau oraaaaaaaal “ bantah Mbak Riska, namun aku memaksakan Mbak Riska agar membungkuk, pojokan siku tembok itu membuat bernafsu ingin menggenjotnya, aku kemudian berjongkok

“Kaki Mbak Mbak Riskapancalin ke dinding ini “ perintahku dengan menarik kaki

“Aaaampuun sayaaaaaaaang .. ampun aaaaaaaaaaah .. Mbak Mbak Riskandak kuat kau genjotin lagi “ rengek Mbak Riska dengan berat hati

“Aayooo .. uuh .. memek basah begini pasti pengin kawin lagi “ ucapku dengan nakal langsung menjilati memeknya lewat bawah, kujilati dengan paksa

“Oooh nooooooo .. jangaaaaaaaan aaaaaaaaaaaaah .. aduuh .. kamuuuuu aaaaaaaaaaaah “ rengek Mbak Riska yang kepalanya menekan kuat ke dinding itu, aku melakukan oral dengan cepat untuk memberikan ruang pada memeknya agar mudah kucoblos, kulebarkan dengan kusedot dan kujilati rakus, Mbak Riska sampai tak karuan, buah dadanya indah sekali menggelantung, menambah nafsuku untuk membuat Mbak Riska menggelepar lagi.

Habis itu aku pun berdiri, kupegang kontolku, Mbak Riska sampai menekankan tangannya ke dinding, aku pun langsung mencoblos memeknya dengan paksa sampai Mbak Riska meraung raung kesakitan

“Sayaaaaaaaaaaang aaaaaaaaaaaaaaaaauh tidaaaaaaaaaaaaaaak aaaaaaaaaaaaaaah uuuuuuuuuh .. aduuuuuuuuh .. saaaaaaaaaaaaaaaakit .. KOOOOOOOOOOOONTOOOOOOL KAUUUUUU “ raung Mbak Riska dengan berteriak vulgar.

“Uuuuuuuh teruuuuuuuus .. ya jorok .. yang vulgar Mbaaaaaaaak “ balasku dengan menekankan kontolku melakukan penetrasi ke memeknya yang basah itu, kurasakan benar benar sesak, namun mili demi mili kontolku masuk, Mbak Riska sampai mendesah desah

“Ooh noooooo .. aaaaaaaaaaauh .. sssssssssshh ssssssshh .. hhhh .. sayaaaaang aaaaaaaaaaaaauh .. aaaaaaaaargg .. ooh .. teruus yaaaaaaaaang yaaaang .. yayaaaaaaaangku .. aduuh .. Mbaaaaaaaaak nggak karuaaaaaan nih “ desah Mbak Riska dengan suara yang pelan, kusuka suaranya yang mendesah itu, kutekan terus sampai kontolku melesak lebih dalam, aku pun menarik pelan dan kutekan lagi

“Iyaaaaaaaaa aaaaaaaaah tarik lagi .. dorong .. aduuh .. kaki Mbak Mbak Riskagemeteeer nih . uuuuuuuuh .. kontolmu sesaaaaaaaaaak aduuuuuuuh maaaaaaaaaaaaang “ lenguh Mbak Riska tak karuan

“Aaaaku nggak tahaaaaaaan .. pengin menyetubuhi Mbak Mbak Riskasekali lagi .. ini gara gara Mbak Mbak Riskaoral kontolku huuuh .. tanggung jawaaab “ kataku dengan menarik dan mencobloskan dengan paksa sampai membuat kontolku luar biasa sesak dan membentur bagian terdalam memeknya, Mbak Riska menjerit keras dengan vulgar

“KOOOOOOOOOOONTOOOOOOOOOOL “ teriak Mbak Riska dengan wajah kusut, rambutnya kembali berantakan.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaauh .. huuuh .. memek kook enaaaaaak banget gini .. kontolku terasa kau remas Mbaaaaaaaaak .. aaaku betah bersarang di memekmu “ sahutku dengan memegang tangan kiri Mbak Riska dan kutarik ke belakang, Mbak Riska berposisi menungging, kaki kirinya mancal ke dinding di samping kiriku, ini gaya yang kusuka, memepet Mbak Riska ke pojokan dinding kemudian ingin kugenjot.

Mbak Riska tak karuan, keringat kembali membanjir di tubuh kami, kulihat Mbak Riska hanya bisa menggigit bibirnya, aku kemudian langsung menggenjotnya dengan pelan pelan, Mbak Riska sampai tak karuan gemetar di kakinya

“Tuumbeeeen gemeter kaaaaaaaaau “ ejekku lagi, kugenjot dengan pelan pelan, kunaikan genjotanku sedikit lebih cepat

“Aaaaaaaaaaaauh ooooooooooh Noooooooooo .. aaaaaaaaaaaauh tidaaaaaaaak aaaaaamh .. aaaaaaaaauuh .. mmmmmmmmmmh .. yaaaaaaang .. kontooooool aaaaaaaaaaaaaaah.. memekku sakit taaaaaaaauk “ rutuk Mbak Riska yang hendak berontak , namun aku sudah mengunci posisi nunggingnya itu, aku genjot dengan cepat membuat Mbak Riska tak karuan berteriak sangat cabul

“Dasaaaaaaar kontol .. gilaaaa kaaaaaaaaaaaaau .. aduuuuuuuh .. hohohoho .. sayaaaaaang .. aaaaayooo .. ndaaak kuaaaaaaaat .. aaaaaaaaaaaaaaaauh .. ssssssssssssssssshh sssssssssssssshh hh .. “ erang Mbak Riska yang hanya bisa diam, bagian dadanya bergerak bergoyang goyang sangat indahnya itu, kupegang tangan kirinya, tangan kananku menyelusup di sebelah kanannya merapat ke dinding kemudian turun memegang buah dadanya dan kuremas remas sambil aku menggenjotnya lebih cepat

“Aaaaaaaaaaaaaaaaauh .. gilaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaah .. gilaaaaaaaa .. sudaaaaaaaah .. daaaaaaaaah .. Mbaaaaaaaaaaaak ndaaaak kuaaaaaaaat ..aduuh sayaaaaang .. Mbaaaaaak bisa pingsaan ..aaaaaaaaaaaaauh mmmmmmmmmhh … oooooooh ..aaaaaaaaaaouuh .. huuuuuuuuuh .. huuuuuuuuuuh … “ lenguh Mbak Riska dengan kepala menekan ke dinding itu

Kugenjot dengan keras nan cepat, Mbak Riska sampai meraung raung tak karuan, tubuhnya semakin lama semakin lemah, tubuhnya pasrah mau diapakan, dengan liar aku menggenjotnya dengan keras,kuhujamkan kontolku yang semakin lancar keluar masuk memeknya itu

“Rasaaakaaaaaaaaaaan “

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaouuh “ erang Mbak Riska merasakan hujaman keras kontolku membentur bagian terdalam memeknya

“KONTOL KAAAMUU “ maki Mbak Riska tak karuan, Mbak Riska tak bisa apa apa hanya diam menerima genjotan dari belakang itu, aku terus melakukan genjotan demi genjotan

“SUDAAAAAAAAAAAAAAAAAAH .. AAAAAAAAAAAUUH .. NDAAAAAAK AAAAAAAAH .. KUAAAAAAAAT “ teriak Mbak Riska yang semakin kewalahan dan kelimpungan, kurasakan memek Mbak Riska merapat lebih cepat dari yang kuduga, kurasakan kontolku terjepit lebih ketat,dinding memeknya mengenyot kontolku keluar masuk itu, kunikmati suara benturan selakanganku dengan pantat Mbak Riska.

Perlahan lahan aku mulai mempercepat lagi.

“Huuuuh .. maaau keluaar yaaa “ sahutku ditengah deru nafas kami yang tak teratur itu.

“Iyaaaaa aaaaaaaaaah .. sudaaaaaah .. ampuuuuuuun aaaaaaaaaaaaauh oooooooh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Mbak Riska yang tak karuan itu, kurasakan memeknya mulai keluar cairan hangat lagi, kuhujamkan dalam dalam, Mbak Riska sampai tegang badannya, kepalanya menekan kuat ke dinding, tubuhnya kemudian melorot ke lantai.

Kugenjot lebih cepat lagi karena aku ingin muncrat lagi, hujaman demi hujaman ke bawah itu membuat Mbak Riska tersungkur dengan kepala ke lantai namun bagian pinggangnya masih menungging, Mbak Riska hanya bisa pasrah sambil memukul mukul ke lantai

“suuuuuuuuudaaaaaaaaaah .. “ keluh Mbak Riska dengan suara yang nyaris tak terdengar, tubuhnya berkelonjotan tak karuan, kupegang pinggangnya dan kuhujamkan kontolku dengan keras, aku juga tidak tahan, aku pun langsung menurunkan selakanganku, tubuh Mbak Riska pun ikut turun.

“Hhhh .. hhhhhhhhh .. uuuuuuuuuuh .. keluaaaaaaaaaaar “ teriakku dengan menghujamkan berkali kali kontolku itu, aku sudah tidak kuat, kuhujamkan tiga kali sampai aku pun klimaks

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erangku panjang, kulihat Mbak Riska sampai menggelepar lagi tanpa daya, dengan badan lemas tak bertulang

“Creeeeeet .. creeeeet .. creeeeeeeet “

Kontolku kembali mengeluarkan cairan lendir kental memenuhi memeknya itu, aku pun rubuh menindih Mbak Riska di pojokan dinding itu, Mbak Riska lemas tak bergerak, hanya dadanya yang turun naik, buah dadanya ikut bergerak seiring nafasnya yang kacau itu, kulihat Mbak Riska klepek klepek menggelepar tak berdaya

Aku diam dengan menindih Mbak Riska, tanganku menekan ke dinding, hanya kepala dan punggung Mbak Riska yang terlihat, aku lemas dan terkapar lemas, aku diam sampai ngos ngosan, Mbak Riska tidak bereaksi, hanya diam lama dalam tindihan itu itu, Mbak Riska menggelepar aku setubuhi dengan liar, tak kurasakan bahwa waktu kian lama mendekati pagi.

Tubuh kami diam, Mbak Riska belum menggeliat, aku pun menarik kontolku, lendir kental itu memenuhi kontolku, aku kemudian duduk di belakang Mbak Riska, kutarik tubuhnya dan kupangku, Mbak Riska hanya bisa menggeliat dan perlahan lahan membuka matanya

“Uuuuuuuuuuuuuuh .. ah .. capeeeeknya .. meemek Mbaaak sakit .. kamu kasar kasar gitu .. jangan lagi aaaaaaaaah .. capek tau .. “ semprot Mbak Riska dengan kesal.

Kupeluk tubuhnya dan kuciumi pipinya dan kuelus elus kepalanya

“Maafin Mbaaaak … aku ndak tahan lihat dirimu … aku sering gatel lihat tubuhmu .. kontolku sering ndak kuat menahan .. ingin selalu masuk memekmu Mbaaak .. maaf ya Mbaaak .. jangan marah yaa “ bisikku yang masih belum ada jawaban dari Mbak Riska

“Marah ya Mbaaaaaaaak ?” tanyaku lagi, Mbak Riska mencubitku dengan gemas

“Kamuu aaaaaaaaaaah .. ndak mau gitu lagi .. apa kamu nggak kasihan sama Mbak Mbak Riska.. memek Mbak butuh istirahat dulu .. mosok kamu genjotin gitu .. saaaaaakit taaaaaaaaaauk “ ucap Mbak Riska dengan nada masih kesal.

“Tenang Mbak .. aku bayar dengan kontolku lagi deh “

“Iiih … kamu aaaaaaaaah .. ngomong ngawur .. kamu sudah bikin Mbak Mbak Riskajadi biasa ngomong jorok dan vulgar .. otak Mbak Mbak Riskacuma mikiran kontolmu mulu … bingung aku .. “ protes Mbak Riska dengan kepala bersandar di dadaku

“Tapi enak khan ?” bisikku lagi dengan bertanya

“Duuh .. kamuu aaaaaaaaaah .. “ protes Mbak Riska dengan mencubitku lagi

“Huuuh .. siap yang minta kawin ? Mbak Mbak Riskakhan .. kemaren sore ngundang aku agar mbak Mbak Riskadisetubuhi .. “

“Lha iyalaaah .. Mbaaak suka sama kontolmu itu .. Mbak Mbak Riskaketagihan kontolmu .. hmmm .. lebih tepat .. Mbak Mbak Riskajadi maniak sama kontolmu itu .. sudaaaah aaaaaaah .. kita istirahat dulu .. tidur atau apa .. jangan genjot Mbak lagi .. capeeeek taaaau “ ujar Mbak Riska masih menyisakan kekesalan

“Marah ya ?” ledekku

“Nggak mau marah .. kalo Mbak Mbak Riskamarah kamu pasti ngancam pergi .. “ jawab Mbak Riska dengan tubuh lemas memutar badannya miring, kukecup dahinya.

“Oh ya ?” tanyaku setengah bingung

“Mulai sekarang kau suamiku .. mbak Mbak Riskaistrimu .. aku sudah pasrah .. aku berikan diriku seutuhnya menjadi milikmu .. menjadi istrimu .. sebagai seorang istri .. tugasku menyenangkan dirimu .. paling utama kita bercinta dengan penuh perasaan, ajak aku bercinta dengan lembut ya .. jangan kasar kasar . ntar kalo aku hamil .. nanti anak kita lebih parah gila pada seks .. maukah sayaaang .. kamu menerima Mbak Mbak Riskajadi istrimu .. Mbak Mbak Riskabersedia menerimamu sebagai seorang suami ?” tanya Mbak Riska dengan penuh harap memandangku dengan mata teduh bak pengantin baru.

“Dengan senang hati, istriku Mbak Mbak Riska“

“Kalo sudah jadi istri ndak perlu manggil make mbak lagi “ sahut Mbak Riska

“Ndak mau .. Mbak Mbak Riska.. sayaaang .. sekalipun kau istriku .. aku suka memanggilnya dengan sebutan Mbak .. aku jadi bernafsu kalo manggil make mbak .. “

“Ih .. amit amit kamu .. ya sudahlah .. kalo itu yang kau suka .. janji ya .. kita anggap suami istri .. kita lakukan dengan rahasia janji kita .. besok kita berangkat ya . ke villa .. kawini aku di pantai pasir seperti yang kau janjikan .. entah gimana rasanya .. jika Mbak Mbak Riskadigeluti di pantai pasir .. “ jawab Mbak Riska dengan mengerling nakal padaku.

“Aku cinta Mbak Mbak Riska“ kataku dengan memeluknya memberikan ketenangan

“Mbak Mbak Riskajuga cinta kamu, sayaaaang “ balas Mbak Riska dengan menyenderkan kepalanya di dadaku dan kupeluk, kami benar benar capek mengumbar birahi di rumah Mbak Riska itu. Kami terduduk dengan lemas setengah tertidur di lantai itu, kenikmatan yang luar biasa bersama presenter mesum ini.

1 komentar: