Kamis, 11 Agustus 2011

Bu Anneke 3

Kuberi istirahat secukupnya kepada Bu Anneke, tubuhnya sudah mulai melemah dan merasa tak kuat meneruskan persetubuhan. Aku tetap memaksanya dalam posisi doggy style, aku keluar dari ranjang dan kutarik tubuh seksi montok Bu Anneke keluar ranjang, Bu Anneke menurut dan keluar dari ranjang, kudorong tubuhnya agar berada lebih dekat dengan tembok di mana bagian pojok ranjang itu ada tempat pegangan tangan, kuangkat kaki Bu Anneke ke ranjang. Wuih ... selakangannya membuatku semakin ingin menyetubuhi dalam posisi itu, kupegang lehernya dan kutundukan, lalu tanganku yang kiri meremas buah dadanya yang basah oleh keringat
“Ampun Han .. jangan maksa deh, aku nggak kuat “
“Aku saja belum muncrat .. enak aja mau menang sendiri “ kataku sedikit ketus, kupegang penisku dan kuarahkan ke vagina Bu Anneke dari belakang, blessssssss ! penisku lancar masuk dalam lubangnya yang becek dan telah orgasme berkali kali itu.
“Auuuuuuuuuuuh ... sakit tahu “ bentak Bu Anneke dengan galak
Aku tak perduli dan mulai menyodok nyodok dengan penisku, Bu Anneke sampai meringis kesakitan ketika aku menyetubuhinya dalam posisi itu
“Awwwwww .. Han .... jangan cepat cepat ah .. sakit tahu ... Oooooh .... ayo .... mulai enak .. hoooooo.. terus Han .. terus .. “ erang Bu Anneke tak karuan, awalnya bilang sakit sekarang bilang enak
Aku memajumundurkan pantatnya, bunyi pertemuan selakanganku dengan pantat bahenol Bu Anneke semakin membuatku terus menghujam dengan semangat, Bu Anneke sampai merem menahan sensasi sodokanku, kedua tangannya tak bisa apa apa karena memegang pegangan agar tidak terjerembab, sedang aku semakin bebas saja meremas remas kedua buah dada sangat besar itu.
“Awwwwwwww ... enaknya kontolmu ... Oh ... aku suka kontolmu ... “ erang Bu Anneke dengan merem melek keenakan, kadang memandang ke bawah melihat penisku keluar masuk dengan bebas mengoyak ngoyak liang kemaluannya.
Setiap aku menghujam ke depan, pegangan Bu Anneke semakin kuat, digigitnya bibirnya menahan rasa sakit tapi nikmat.
“Han .. aku nggak tahan ... Aooooooooo .... enaknya kontolmu .... “ pekik Bu Anneke dengan keras dan aku terus menghujamkan penisku lebih cepat sehingga tubuh Bu Anneke ikut terguncang guncang, kepalanya digeleng gelengkan dengan keras dan cepat karena menahan sodokanku
“Auuuh .. auuh .. auh .. auuuuh .. “ erang Bu Anneke tak jelas, kuremas remas buah dadanya yang bergelantungan indah itu, tubuhnya basah sekali keringat.
“Wuih .. tempekmu semakin semakin keras .. aku orgasme ya “ kataku dengan keras
“Iya Han .. aduh .. kok masih tahan ... “ kata Bu Anneke dengan menahan sodokan agar aku menghentikan sodokanku
“Berhenti dulu .. Han .. please .. “
Tak kugubris omongannya aku malah mempercepat kocokan karena aku akan merasa muncrat.
“Han ... “ katanya dengan sangat berat
“Aku mau muncrat ntar lagi ... tahan Mbak .. tahan lonteku .. Oh .. lonteku payah “ kataku ngawur
Aku merasa jepitan Bu Anneke semakin keras dan membetot penisku, aku tahan sebentar dan aku menghujamkan penisku lebih dalam sehingga membuat Bu Anneke muncrat terlebih dahulu, lalu aku kembali menghujamkan sebanyak lima kali dan akhirnya aku muncrat ke dalam vagina Bu Anneke
“Aku ..daaaataaaang .. aku ...saaaampaiiii “ kataku
“Iya . iya .. aku juga “ pekik Bu Anneke dengan lebih menahan pada tanganya, rambutnya tak karuan dan tubuhnya menegang dan tak lama kemudian melemas, aku semburkan air maniku dan tubuhku serasa sangat enteng, dadanya serong ke depan dan menempel pada punggung Bu Anneke tanganku masih meremas remas buah dadanya, kupeluk dan Bu Anneke merosot ke ranjang, aku ikut merosot juga namun penisku tetap tertancap dengan nikmat, penisku masih mengendur tak lebih dari separo, kudiamkan tubuh seksi Bu Anneke yang ngos ngosan itu, kutarik penisku dan dari vaginanya keluar cairan putih kental. Aku menahan nafasku, kuatur sedemikian rupa agar bisa up lagi, penisku berlendir warna putih, kusemprotkan air maniku san tak begitu banyak di vagina Bu Anneke. Aku masih mengatur nafasku, ketika aku sudah kuat kugulingkan badan Bu Anneke, dan kukangkangkan kakinya, Bu Anneke sangat kepayahan, aku maju dan langsung mengarahkan penisku, Bu Anneke masih merem menikmatinya sisa sisa orgasme, kupaskan penisku ke lubang vaginanya yang merekah lebar dan berlendir itu, kuhujamkan penisku dan membuat Bu Anneke mendelik kearahkan
“Han .. sudah .. sudah .. aku tak kuat “ pekik Bu Anneke mau bangun, namun tanganku mendorong kepalanya, aku memacunya kembali, membuat Bu Anneke menggeleng ke sana kemari tak karuan
“Ampun Han .. ampun .. aku tak kuat “ erang Bu Anneke dengan sangat keras namun melemah
Kupompa tubuh Bu Anneke yang sudah kalah itu, aku terus memacunya dengan gemas dan cepat, Bu Anneke bergoncang seiring sodokanku.
“Han ... ampuni aku, jangan perkosa aku “ pinta Bu Anneke dengan memohon mohon
“Salahnya .. ngulum penisku sampai muncrat “ kataku sambil memandangnya dengan tersenyum
“Iya .. maafkan aku .. Ohhhhh ..awwwwww .... “ kata Bu Anneke disambut denga teriakannya
Aku menghujamkan penisku keluar masuk, Bu Anneke tak mampu melayani dan hanya bisa pasrah.
“Tempekku sakit .. aaaaaaaauuuuuuuuuuuuh .. “
“Rasakan jika kau memperkosa penisku .. “ ejekku tak kalah
Aku terus saja memompanya, Bu Anneke  merem melek tak karuan, tangannya meremas sprei menahan hujaman penisku di lubangnya
Aku merasa akan muncrat lagi, aku merasa tubuhku sangat panas, aku memuncratkan lagi air maniku ke vagina Bu Anneke, aku lunglai dan jatuh menubruk Bu Anneke, penisku serasa kempes dan aku diam dengan nafas tersengal, kami diam sangat lama dengan penisku terjepit.
Didorongnay tubuhku dengan kasar oleh Bu Anneke, Bu Anneke bangun dan marah marah padaku
“Kau payah Han . payah . itu bukan permainan seks yang indah “
“Aku juga tak mau .. kau maksa kontolku disakiti begitu, aku tak mau main dengan kasar, masak foreplay kok mau menang sendiri “ kataku tak mau kalah
Bu Anneke hanya diam, dan berlalu ke kamar mandi, aku hanya diam menahan diriku, Bu Anneke keluar dari kamar dan diam duduk di ranjang, aku keluar dari ranjang dan mandi, tak lama kemudian aku keluar dan memakai pakaianku.
“Aku pulang .. malas cara mainmu “
“Han .. jangan .. jangan “ iba Bu Anneke, menari kaosku yang hendak kupakai
“Aku mau bercinta denganmu tapi bukan dengan cara begitu .. kalo kau maksa, aku juga maksa “
“Baik ... baik “
“Sakit tahu kalo kontolku dikulum dengan cara kasar ... “
“Oke Han .. maafin aku .. aku akan memperlakukan kontolmu dengan baik, please, jangan pulang, kelonin aku ya, kita nanti main lagi, please .. aku suka kontolmu “iba Bu Anneke dengan wajah memelas dan aku tertawa
“Jika kau main cara begitu, aku akan membuat Mbak Anne minta ampun “
“Iya baik baik ... “
“Tapi masih ada syaratnya “
“Apalagi ?”
“Punya uang sejuta kagak .. aku butuh duit “
“Ada .... tenang saja ... tapi malam ini puasi aku ya, yang lembut dan aku akan berlaku lembut juga “
Aku lalu tiduran diranjang dan kupeluk tubuh seksi dengan buah dada sangat besar itu.
“Baru kali ini aku benar benar diperas tenagaku, kau gila Han .. sangat kuat “
“Salahmu sendiri kau buat aku muncrat dulu ... kalo aku muncrat duluan, aku jadi susah keluar”
“Habis aku nervous sih sama kontolmu yang gedhe itu ..  ini kontol terbesar yang masuk ke tempekku”
“Tempekmu enak kok Mbak Anne .. aku suka sama tempekmu “
“Makasih Han ... aku sangat senang sama kontolmu .. jaga kontolmu ya, jangan masuk tempek sembarangan... “ kata Bu Anneke dengan genit dan tertawa
“Iya, sayang ! bobok yuk”
“Oke .. Han .. makasih ya .. telah memuaskan aku dengan kontolmu itu .. Ih .. mengerikan sekali besarnya, Kontolmu benar benar mengoyak tempekku sampai kesakitan, kontol suamiku tak ada apa-apanya ... semoga aku hamil Han “
“Hah .. “ kataku kaget
“Nggak apa apa Han ... aku merasa bangga dihamili oleh pemilik kontol besar .. sejak aku kenal seks aku ingin kontol besar .. ini sangat besar sekali ... kontol .. kontol .. oh kontol .. kontol “ kata Bu Anneke dengan gemas menyebut penisku berulang ulang.
“Husss ... jorok “ kataku menggodanya dengan memeluknya lebih erat
“Kontolmu hebat”
Kami tidur lelap malam itu dengan saling memeluk dengan telanjang bulat. Kami bangun jam 02 pagi dan main lagi dengan lembut, kami main di meja makan, sofa, dapur, Bu Anneke sampai orgasme delapan kali, sedang aku hanya 3 kali, Bu Anneke menyerah pagi itu dan mohon aku berhenti, aku pu berhenti dan kumucratkan penisku dengan dikocok-kocok tangan Bu Anneke.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar