Kamis, 11 Agustus 2011

Bu Anneke 1

Bu Anneke .. nama ini agak kebarat baratan, namun artis ini mempunyai bentuk body yang sangat menggiurkan, besaran buah dadanya sangat besar. Sehingga aku sangat terkesima dengan bentuk buah dada Bu Anneke, berapa ukuran BHnya yang harus dipasangkan ke buah dada Bu Anneke, tentunya bukan BH biasa, malah mungkin karena saking besarnya buah dadanya kudu mesan BH ke pabrik pembuat BH atau beli di luar negeri, lagi pula kesintalan dan kemontokan tubuhnya sangat mengundang birahi lawan jenis, belahan dadanya sering terbuka membuat aku menelan air liur menatap dengan perasaan was was karena aku di sore itu bertemu dengan Bu Anneke di sebuah kafe kopi di bilangan Jakarta Timur, malah kebetulan aku sendiri duduk di sampingnya karena kafe itu penuh sekali, ketika Bu Anneke dan teman wanitanya mencari tempat duduk, hanya depanku saja yang kosong, padahal aku baru sepuluh menit duduk di situ, nah ketika aku melihatnya hendak berebut dengan orang lain, aku mengakalinya dengan menjatuhkan mouse wirelessku sehingga ketika aku mengambil mouse itu menutupi langkah seorang lelaki dan jadilah Bu Anneke da temannya dapat tempat duduk di mejaku, teman Bu Anneke mendapatkan tempat duduk pas di depanku

“penuh juga ya Fin“ kata Bu Anneke pada temannya.

“Iya sih .. “ kata temannya yang bernama Alfina.

Aku hanya mendengar dengan kembali mengarahkan ke laptopku, namun belum beberapa menit sudah di sapa

“Malam Mas .. boleh khan duduk di sini ?” Tanya Bu Anneke dengan ramah dan senyum,

“Malam juga .. boleh kenalan, ini Mbak khan Bu Anneke ? "

"Iya ... " kata Bu Anneke sambil memberikan senyumnya

Alamak senyum dan kebesaran buah dadanya sangat nggilani, kalo tempat sepi sudah aku perkosa habis habisan. Hari itu menggunakan baju lengan pendek dengan belahan kancing atas tidak dipasangkan sehingga kemontokan buah dadanya sangat terpampang jelas di depanku jika aku memalingkan wajahku ke kiri. Dengan menggunakan BH warna coklat muda, dengan balutan rok pendek, besaran pantatnya sangat menggairahkan sekali, ingin rasanya aku ditindih dalam posisi telanjang bulat tanpa sehelai benangpun dengan penisku yang besar itu keluar masuk ke vagina Bu Anneke, aku menjajaki beserapa besar vagina Bu Anneke, jika diukur dari bibir aku rasa kok nggak pas, hanya setan setan burik siwalan yang mempengaruhi agar cepat cepat mendekati dengan menggeserkan tempat dudukku, aku memang sengaja bergeser sehingga kini tubuhku merapat ke paha Bu Anneke, membuat aku sangat ngaceng sekali. Ingin aku sekali bermain main di buah dada Bu Anneke, ingin sekali aku menumpahkan air maniku ke dalam mulut Bu Anneke, juga ingin kutumpahkan air maniku di vagina Bu Anneke, aku ingin seberapa ketat vagina Bu Anneke menjepit penisku yang besar itu.

Kami ngobrol layaknya orang yang kenal sudah lama, saling canda ria, kadang secara nakal aku menumpang tanganku ke paha Bu Anneke, sehingga membuat Bu Anneke terkejut

“Ih .. nakal kamu “ cubit Bu Anneke ke lenganku

“Habis sih .. sungguh berisi gitu .. “

“Mau nantang ya “ deliknya dengan mata membesar

“Boleh .. siapa takut “ tantangku sambil mendelik pula, sehingga aku hanya dijawil di hidungnya, ketika bercanda itu Alfina sedang mengambil minuman lagi

“Ah yang bener ?”

“Mau buktiin ?” bisikku halus, sehingga membuat Bu Anneke memandangku dengan seribu satu pertanyaan, kukeluarkan kartu namaku dan kusisipkan di tangannya

“Ntar tahu baru rasa “ ejekku dengan dijawab senyuman yang misterius dan tidak ada rona kemarahan sama sekali.

Dimasukkannya kartu nama tersebut, lalu aku mohon pamit untuk pergi, kuberesi laptopku dan aku beranjak dari situ, sebelum ada sepuluh menit di mobilku ada sebuah sms masuk,isinya sungguh mengejutkan

“Kalo berani datangi coba di rumahku, rumahku sepi.. mumpung pembantu nggak ada “ sms berisi juga alamat rumahnya. Aku lalu pergi dari kafe itu dan menjawab sms itu, dengan singkat “tunggu saja ntar malam”. Tak ada balasan lagi, sehingga aku mencoba saja mencari rumahnya, aku mendapatkan alamat rumah itu setelah bertanya pada seorang penjual bakso, penjual bakso itu memang terbiasa lewat sehingga mengetahui persis rumahnya, lalu aku pergi dari penjual bakso itu menjauh dan menyembunyikan mobilku, lalu aku kembali jalan kaki menyusuri perkampungan, setelah aku sampai di sekitar rumah Bu Anneke aku lalu masuk lewat pagar yang tidak begitu tinggi, suasana sangat sepi sekali, sehingga aku bisa sampai ke belakang, dapur adalah lubang kelemahan orang, terkadang tidak dikunci, aku hendak membuka pintu dapur ternyata dikunci juga, aku membukanya lewat nako dan berhasil kubuka, aku masuk ke dalam dan bisa melihat seisi rumahnya yang luas dan menyejukkan itu, kupandang ke jendela dan kulihat suasana mulai gerimis. Aku masuk ke dalam kamar Bu Anneke, hmmm .. tempat yang akan kami pakai untuk bertempur malam ini, kubuka lemari pakaiannya, kutemukan BHnya yang besar itu, kucium dan kukembalikan

“Giliran buah dadamu kuremas remas Anne “ bisikku pelan, mendadak aku terkesiap ada sebuah mobil measuk ke halaman, sehingga aku kudu bersembunyi dan kulihat Bu Anneke sendirian ketika aku mengintip lewat lubang kunci, aku lalu bersembunyi ke dalam lemari yang besar itu namun pintunya aku kuakan sedikit agar bisa melihat, Bu Anneke masuk ke dalam kamar, meletakkan tasnya dan tak berdiri di depan cermin, dibukanya bajunya dengan mematut matut, alamak buah dadanya yang sangat besar sekali, lalu roknya pun di lepas, sehingga membuatku sangat ngaceng, dilepaskan BH dan CDnya sehingga aku sampai meneteskan air liur, karena besaran buah dadanya extra large dan di vaginanya jembutnya sangat lebat sekali. gila ini cewek ! kukirimi sms dan aku mengagumi kesintalan tubuhnya , Bu Anneke mengambil hapenya dan membuka sms lalu jawabannya tak kalah seronok

“Aku tahu kau sangat bernafsu ya ... coba seberapa besar punyamu ?”

“Tunggu saja dalam beberapa detik aku akan hadir di kamarmu “ kukirimi balasan, aku terbiasa mematikan dering dan getar.

“Bohong gedhe .. “ jawabannya sangat menantang, sehingga aku membuka pintu lemari dan dan keluarkan

“Haaaaaaaaaah “ pekik Bu Anneke kaget sekali, aku hanya senyum saja

“Dari mana kau masuk ?”

Bu Anneke sangat terkejut sekali, lalu menutup kemaluannya, namun buah dadanya luput dari usaha menutupinya, hendak mengambil pakaianya namun aku lebih sigap mengamankan pakaiannya dengan kakiku dan kuinjak sehigga Bu Anneke mundur kembali.

“Kita akan buktiin Mbak “ kataku dengan membuka kaosku, cetakan penisku membuat Bu Anneke melotot, namun aku lebih suka memandang ke buah dadanya itu yang sangat menggairahkan, kedua tangannya sangat repot menutupinya, tangan kiri menutup kemaluannya dan tangan kanan menutup kedua buah dadanya.

“nggak usah ditutupi kek kayak gitu “ candaku sambil membuka resluting celanaku dan kupelorotkan, penisku mengaceng sangat keras malah kepalanya sudah munclat ke atas keluar dari sarangnya.

“Kau tak main main, berani beraninya masuk rumah dan kamar orang sembarangan “

Aku tak mengubris kata katanya dan maju, kutarik tangannya yang menutupi, pelan tapi pasti Bu Anneke kini telanjang bulat memamerkan seluruh tubuhnya yang sangat aduhai itu, akan kuberi kenikmatan sangat berarti ini kepada seorang selebritis dengan tubuh yang sangat montok. lekak lekuk tubuhnya sangat menggairahkan sekali, bentuk buah dada yang besar, telapak tanganku pun tak akan samping melingkarinya, belum ukuran vaginanya yang ah ... dengan jembut yang lebat tapi rapi.

“Benar benar wanita idaman .. dengan buah dada yang besar dan vagina dengan rambut lebat” kataku sambil berdehem, setelah berkata demikian aku langsung menyerbu bibirnya, tanganku merangkul ke belakang kepalanya, Bu Anneke menyambut serbuan bibirku, kami saling memagut dengan sangat ganas bertukar liur, buah dadanya yang sangat membusung itu menempal ke dadaku, puntingnya yang sedikit besar itu menempel ke dadaku dan membuatku sangat geli, tanganku belum nakal meremas buah dadanya, kami saling bermain di lidah, tangan Bu Anneke turun ke bawah dan menarik celana dalamku sehingga cd ku melorot, tapi tak disangka kaki Bu Anneke naik menarik cdku sehingga cdku sampai di lututku, penisku yang ngaceng itu menempel di belahan selakangannya dan sangat geli karena bertemu dengan jembut yang menggelitik penisku, tinggi tubuh kami sejajar sehingga posisi penisku terjepit dibelahan labia mayora vaginanya.

Kunikmati kuluman bibir Bu Anneke, tanganku turun kebawah dan meremas remas pantatnya, aku belum berniat main serang ke buah dadanya, kami saling memagut dan memilin, serta menyedot di bibir, sehingga bibir kami basah oleh air liur kami, tanganku bergerilnya ke pantatnya dan kuremas remas, sedang Bu Anneke, melingkarkan kedua tangannya ke pundakku, mengusap dengan pelan rambutku, kuluman kami lalu dengan pelan dan lembut. kami beradu bibir sangat lama, lidahnya mencari cari lidahku dan bertaut dengan penuh rasa nikmat, kami saling bertukar air liur, kuusap punggungnya lalu tanganku mundur untuk ke depan dada Bu Anneke, tanganku akhirnya mendarat di buah dadanya sebelah kanan dan meremas dengan penuh perasaan, kuremasi buah dada Bu Anneke dan kusertai dengan kuluman yang dibalas oleh Bu Anneke

“mmmmmm ... mmmmm ... arrrg “ erang Bu Anneke dengan suaran mendesah dalam dekapanku, tubuh kami saling memeluk dengan erat lalu kami berhenti saling melumat

“Han ... Oh ... kau benar benar nekad Han ... “ ucap Bu Anneke dengan gemas dan meremas penisku, lalu mundur ke belakang sehingga bisa duduk di ranjang, aku maju sedikit karena Bu Anneke menarik penisku

“Gila Han .. penismu gedhe sekali ... mana masuk ke punyaku “ kata Bu Anneke dengan mata berbinar

“Aku suka buah dada Mbak Anne yang besar itu “ kataku sambil memegang buah dadanya dan meremasnya, sangat kenyal, padat dan enak sekali, hangat.

“Remaslah sesukamu Han, Anne Julliet Cotto milikmu, kau suka namaku khan ?“ ujar Bu Anneke menyebut nama lengkapnya dengan tersenyum lalu menjilati penisku, aku serasa disetrum listrik dengan jilatan lidah Bu Anneke di penisku. Aku dalam posisi berdiri sehingga tak nyaman jika dikulum

“Mbak Anne .. please .. aku duduk .. “ kataku menarik kepalanya sebelum seluruh penisku amblas dalam mulutnya, Bu Anneke menghentikan dan mengeluarkan penisku lalu menarik tanganku lalu aku dudu disampingnya, setelah aku duduk Bu Anneke langsung menghajar penisku dengan mulutnya, penisku dikulumnya dengan sangat rakus, disedot sedot dengan kuat dan membuatku hanya bisa mendesah tak karuan, ternyata Bu Anneke sedang berada pada nafsu tinggi sehingga tak tanggung tanggung menghidap penisku, tanganku sendiri kemudian kubawa ke buah dadanya itu dan kuremas remas dengan keras sehingga Bu Anneke menggelinjang tak karuan

“Mhhh mmhmmmmm ngggg .. “ desah Bu Anneke meliuk liuknya bagian dada, tangan Bu Anneke masuk memegang penisku yang kini serasa mengkilap dengan air liur Bu Anneke.

“Terus Mbak Anne .. penisku milikmu .. kulum terus, ayo rasakan kebesaran kontolku “ semangatku dengan semakin dalam meremas buah dadanya, tangan kiriku merapikan rambutnya.

Bu Anneke semakin keras menyedot penisku, aku sangat kewalahan menghadapi sedotan di mulutnya, dikocok kocok diperas, lalu dimasukan lagi ke dalam mulutnya dalam posisi membungkuk berdampingan denganku, tampaknya Bu Anneke ingin mengeluarkan air maniku dan ditelannya

“Awas kalo dikeluarin di luar ... harus kau telan “ kataku dengan meremas kembali buah dadanya

Bu Anneke menghentikan kulumannya dan memandangku

“Akan kutelan manimu Han “

“Oke. sayangku Mbak Anne .. ntar aku kusodok sodoki tempekmu yang sangat indah itu “ ujarku sambil menurunkan tanganku selakangannya namun gagal karena lengkukan tubuhnya menutupi usahaku

Aku hanya bisa mengerang

“Oh .. lonteku ... “ erangku dengan nikmat

Bu Anneke menghentikan kuluman pada kontolku

“Please .. aku bukan lonte .. “ kata Bu Anneke dengan mencubitku gemas, lalu kembali mengulum penisku dengan rakus dan ganas, aku tak tinggal diam, kuremas remas buah dadanya tak kalah ganas, membuat Bu Anneke menggelinjang di pangkuanku, kuputar putar puntingnya lalu kuremas lagi buah dada sangat besar itu, aku merasa mendapatkan sebuah keistimewaan bisa menggauli dan menyebutuhi Bu Anneke, artis ini ternyata sangat haus seks dan kesannya nantang lelaki.

Aku mendesis tak karuan, karena Bu Anneke semakin asyik mengulum penisku yang besar itu, besaran penisku memenuhi mulutnya yang menghisap penisku keluar masuk mulutnya, kadang dikocoknya, lalu dimasukin lagi, bahkan buah zakarku tak lepas dari jilatan lidah Bu Anneke. Giginya selalu menyentuh penisku membuat aku menengadah ke atas menikmati oral seks Bu Anneke, kurapikan rambut yang hanya sebahu itu agar tidak menganggu Bu Anneke mengulum penisku.

“Kau sangat bernafsu Mbak Anne .. lakukan dengan penuh perasaan .. jangan nafsu kek gitu “ kataku sambil meremas buah dadanya sebelah kiri, dan Bu Anneke melenguh keras

“aaauhhhh .... mmmmm .. mmmm “ erang Bu Anneke dengan nafas memburu dan memang benar Bu Anneke memaksa diri agar aku muncrat dan air maniku hendak di telan, penisku yang susah keluar saat itu membuat Bu Anneke penasaran, sehingga dikeluarkan penisku dan dikocok kocok dengan gemas, setelah itu dimasukan lagi dan disedot sedot

“wwwwwwooooooo ... siyal kau .. Mbak Anne ... Oooh . dasar pemerkosa kontol “ erangku sambil mencoba untuk rileks dengan menjatuhkan badanku ke belakang, Bu Anneke terus memacu penisku dengan dikulum sangat buas

“Aku nggak tahan .. Mbak Anne .. Oh .. terus .. aku mau “

Penisku kembali dihujani dengan kuluman dan sedotan Bu Anneke, tangan kanannya memegang penisku, dikeluarkan masukan ke dalam mulut Bu Anneke, disedot sedot degan keras.

Aku merasakan penisku serasa mau jebol.

“Akan kubalas kau Mbak Anne .. kau akan .. “ ucapku terputus karena aku memuncratkan air maniku, tubuhku serasa terbang ke langit tujuh dan merasa sangat enteng sekali, penisku disedot sedot isinya, air maniku ditelan bulat bulan oleh Bu Anneke, air maniku yang keluar dari sela sela mulutnya lalu dijilatinya dan dimasukan ke dalam mulutnya, aku terkapar tak berdaya, penisku serasa masih setengah ngacen, setelah bersih dan sisa sisa air maniku, ditamparnya pelan penisku

“Auh ... brengsek kau Mbak Anne “ kataku yang sudah sadar merasakan orgasme.

“Hihihihihihi ... air manimu gurih Han .. aku suka ... ntar masukin ke vaginaku ya “ kata Bu Anneke dengan menindihku

“Enak saja .. aku belum mengoral tempekmu masak mau dimasukin .. nggak adil “

“Jorok sih kamu .. please vagina and venis .. gitu “ ujar Bu Anneke memberikan ciuman mesra di bibirku, bau air mani masih terasa sangat menyengat

“Nggak mau . kita adu kontolku sama tempek Mbak Anne .. silakan Mbak Anne sebut apa terserah “ kataku tak kalah

“Maksa ya ?” ujar Bu Anneke dengan genit lalu meninggalkan aku keluar kamar dengan telanjang, tak lama kemudian membawa sebotol minuman dingin.

“Aku suka bentuk buah dadamu Mbak Anne .. besar sekali “ kataku memujinya

“Besar khan ? kalo suka nikmati saja .. malam ini menjadi milik kita berdua, sayang .. puasi aku, beri aku kenikmatan dan terbangkan aku ke langit “

“Kau akan meminta ampun Mbak Anne ... kesalahan besar kau menelan maniku pada awalnya “

“Kutunggu Han .. “ ujar Bu Anneke lalu mengocok penisku dan sudah sangat ngaceng dengan keras, malah lebih keras dari ereksi sebelumnya.

“Gila .. cepat sekali ngacengnya penismu “ kata Bu Anneke dengan kawatir

“Kau akan merasakan kontolku mengoyak tempekmu Mbak ... “ kataku dengan mengangkat badanku dan kugilingkan tubuh Bu Anneke, kutindih Bu Anneke dengan gemas, kuberikan ciuman bibir yang ganas, Bu Anneke membalas pagutan bibirku, tanganku kini bekerja meremas remas buah dadanya dengan keras, Bu Anneke menggelinjang tak karuan, bibirnya semakin kewalahan melayani lumatanku, sampai sampai Bu Anneke menarik kepalaku, belum ada 3 detik lepas, aku kembali menyerbunya, akibatnya Bu Anneke sangat kwalahan, kuberikan nafas selama lima detik untuk memberi ruang, kakiku naik menjepit kaki kirinya dan penisku terjepit di antara selakangannya, Bu Anneke memegang penisku dan dicoba masukan, namun aku menahan tangannya

“Belum sayang .. sebelum aku mengoral tempekmu, tak akan kumasukan penisku ke lubangmu “ kataku sambil kembali menyerbu ke bibirnya.

Kepalaku turun menciumi leher dan kuberi pagutan ringan lalu turun menuju buah dadanya, kuremas dengan gemas lalu mulutku mengulum puntingnya itu warna coklat. Bu Anneke menggelinjang tak karuan ketika aku mengulum puntingnya, kugigit dengan pelan dan kusedot sedot, lalu berpindah ke buah dada sebelah kirinya, sedang tangan kananku meremas remas buah dada sebelah kanan,

“Han .. oh ...aaaarrrg .. enak sekali .. Oh ... terus Han .. remas yang keras “ erang Bu Anneke dengan menggelinjang

desahan dan lenguhan Bu Anneke memenuhi kamar itu, kamar yang biasa suaminya menyetubuhi tubuh banenol dan berbuah dada besar ini. Kini Bu Anneke berselingkuh denganku,

Aku masih bermain di buah dadanya lalu turun ke perutnya dan kujilati, kutarik kedua kakinya agar lebih mengangkang, kutarik badanku dan kupandang belahan vaginanya yang sudah sangat becek dan tertutup sangat rapat.

Aku melihat dengan jelas bibir labia mayoranya yang tertutup jembut itu walau lebat namun tak bisa menyembunyikannya, aroma khas bau alat kelamin menyengat hidungku, kujilati dari atas kebawah, jilatanku kubuat selembut mungkin membuat Bu Anneke menggelinjang ke sana kemari, tangannya meremas sprei dan menggigit bibirnya

“Awwwwww ... ssskkkkk ... “ erang Bu Anneke dengan menggeleng gelengkan kepalanya

Kukuak lubang itu dengan lidahku sedikit demi sedikit, setiap lidahku menerebos liang surganya itu tubuhnya terpejan dengan hebat, badanya lalu meliuk liuk bak cacing kepanasan. Kusedot sedot lubangnya itu, kuhisap hisap dengan lebih keras membuat Bu Anneke menjerit

“Aaaaaaaah .... eeeennaaaaaaaaaak ... “ jerit Bu Anneke

Aku terus saja memperbesar lubang itu dan aku sentil dengan lidahku pada klitorisnya, setiap lidahku menyentuh klitoris itu, Bu Anneke menaikan pinggulnya tangannya tak karuan mencari pegangan

"aagghghh.., nggnnhhff.., sshh.., aarr..", pekik Bu Anneke meremas kepalaku namun tak lama kemudian melepas tangannya dan kembali mencari remasan pada sprei dan bantal

Kusedot lagi lubang itu dan Bu Anneke menaikan badanya, pinggul mengoyang ke kanan kiri

“Oh .. aku nggak tahan ... terus Han ... ah auh ... hu huhu .. “ erang Bu Anneke dengan gemas, aku terus bermain di lubang yang sudah sangat becek itu dan beberapa sangat kemudian Bu Anneke menjepit kepalaku dengan kedua pahanya

“Aku .. aku .. aku ..ah ... nggak kuat ... “ erang Bu Anneke keras

Dari lubang vagina Bu Anneke memancar cairan orgasme yang deras bahkan menyemprot ke mukaku. Bu Anneke mengejan dan kuberikan remasan pada buah dadanya dan Bu Anneke menegang kaku, lalu tubuhnya lemas berdebam ke ranjang, tanganku yang asyik meremasi buah dadanya semakin membuat dia tak karuan reaksinya. Matanya hanya terpejam dan jika membuka matanya hanya warna putih yang kelihatan. Kubiarkan Bu Anneke menikmati orgasme dan aku berbaring di sampingnya dengan bertelepak tangan miring sambil tersenyum memandangnya

“Lubang tempekmu sangat sempit Mbak Anne ... “ kataku dengan tersenyum menggodanya

“Ih ... kau sih sangat jorok .. “ pekik Bu Anneke

“Please .. kalo mau terusin Mbak Anne kudu janji “

“janji soal apa ?” tanya Bu Anneke dengan dahi berkerut

“Bilang deh .. aku suka kontolmu “ godaku mengerjainya

“Ogah .. ah .. please ... “ kata Bu Anneke dengan merajuk

Aku tetap diam tak memberi rekasi, hanya memandang kesintalan kemontokan tubuh Bu Anneke tanpa busana itu. karena aku diam lama tak menjawab akhirnya Bu Anneke bersuara

“Baik Han .. aku suka kontolmu ... masukin kontolmu ke lubang tempekku ... sodok tempekku ya” ujar Bu Anneke dengan tersenyum menggoda dan tertawa

“Nikmat khan bisa ngomong jorok “ candaku lagi dengan memeluknya
"Iya Han .. nikmat banget .. aku suka kontolmu ... besar sekali kontolmu, aku suka kontol besar" Bu Anneke berkata sangat jorok dan tidak risih lagi menyebut dengan nama kontol untuk penisku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar