Rabu, 17 Agustus 2011

Laila 2

Wanita cantik berambut panjang yang bersimpuh di depanku luar biasa menggoda imanku, dalam kondisi pakaian yang lengkap saja aku sudah ngaceng tak terkendali, apalagi kini bertelanjang bulat memamerkan seluruh bagiannya yang paling rahasia, dari kemulusan tubuhnya, besarnya buah dada yang membusung itu, kemudian turun ke bawah, aaaaah … memeknya itu .. ck ck ck ck .. aku benar benar tidak tahan, jembutnya sangat rapi walau basah, justru itu indahnya jembut yang memeknya sudah terangsang, mataku memandang ke selakangannya itu, sungguh rapat, aku bakalan tidak mudah mencobloskan kontolku dalam memek yang sempit itu, kubiarkan Laila yang bermain main dengan mengelus elus, meremas remas kontolku dengan perlahan sambil tersenyum menggoda, kontolku menjadi bahan mainan dengan jari jarinya, terkadang telunjuk tangannya menekan nekan ke kepala kontolku sambil menggeleng geleng, tangan sendiri langsung membalas perlakuan Laila dengan kutempelkan ke memeknya yang basah itu mengusap usap nakal, kurasakan kebasahan memeknya itu, Laila memejamkan matanya merasakan elusan perlahan tanganku di memeknya itu, kuusap usap dengan tangan kiriku, sedang tangan kananku menuju ke buah dadanya sebelah kiri dan kupegang, ketika kupegang itu, janda berambut panjang itu mengibaskan kepalanya memutar yang bertujuan agar rambutnya berada di punggungnya, Laila kemudian mendongak merasakan remasan lembut tanganku yang nakal itu, kurasakan puntingnya tertekan di telapak tanganku, kuremas dengan lembut perlahan lahan menikimati kesekalan dan kemontokan buah dada Laila yang sangat ranum bagiku, tanganku kemudian berpindah ke buah dada sebelah kanan, sedang tangan kiri nakal membuka belahan memeknya yang basah itu, kutusukan perlahan, sontak tangan kiri Laila langsung menahan tanganku itu.

“Oooooooooh .. sayang aaaaaaaaah … mmhhh … kamuuu aaaaaah .. teruus yang .. Tantee Laila nggak tahaaan nih .. aduh .. aduuuuuh .. teruus .. remees .. tusuuuuk .. sssssssssssssshhh sssssssssshh hhhhh “ lenguh dan desis Laila tak karuan dengan mendongak ke atas merasakan remasan tanganku di buah dadanya serta colekan nakal jariku di lubang memek basahnya itu.

“Sungguh .. bidadari yang sangat cantik kau Tantee Laila .. aku juga nggak tahan ingin menyetubuhimu .. hmmmm .. oooh … buah dadamu Tantee .. sekal nan montok .. akan kugeluti kau … “ pujiku sambil bermain main dengan remasan ke buah dadanya, kadang tangan berputar merasakan kekenyalannya itu.

“Say … puaskan aku .. aku sudah nggak tahan … please .. setubuhi akuuu “ rengek Laila yang sudah tidak tahan nafsu syahwatnya itu.

“Tidak secepat itu Tante Laila .. kita saling bercumbu dulu … uuuh .. kulitmu benar benar mulus, rambut panjangmu sungguh indah .. mimpi apa semalam, jika aku sekarang bisa bercinta dengan wanita idamanku ini .. Ooh .. Tante Laila .. akan kumasuki tubuhmu dengan kontolku .. “ dengusku sambil perlahan lahan mengusap usap lengannya, kemudian turun dan menggenggam jari jari tangannya itu. Laila membalas genggamanku itu dengan meremas pelan

“Tolong aaaaah .. tante minta tolong ..please .. masukin kontolku cepaat .. nggak tahaan aaaaaaah … sudah lama memek Tante Laila nggak dicoblos sama kontol .. uuuuuuuuuuh .. sayaaaang aaaah .. apa yang harus tante perbuat … agar kau mau menyetubuhi Tante Laila “ rengek Laila dengan memegang kontolku kuat.

“Kita bercumbu dulu tante .. marilah Tante .. naik ke pangkuanku, lepaskan kontolku “ bujukku dengan memandang ke memeknya sambil mengelus elus pahanya itu.

Laila memandangku dengan sayu, tidak kuat menahan nafsunya, matanya kemudian turun memandang ke kontolku yang ngaceng mengeluarkan cairan kental, jarinya menutup lubang kontolku itu, perlahan lahan pegangan kuat di kontolku dikendorkan namun tidak dilepaskan, kemudian bibirnya menggigit.

“Aduuh .. sayaaang .. mana kuat tangan Tante Laila ngelepasin kontolmu ini .. katanya kau suruh jilati, emutin, dioral .. aduuh .. sayaaaang .. kamu nakaaaal aaaaaaaaah .. mana kuat .. “ rengek Laila semakin tidak akan akan arah permainanku yang berubah cepat.

“Ikut caraku saja Tante Laila .. kujamin Tante Laila akan mendapatkan kepuasan tak terhingga .. akan kuisi malammu yang sepi ini dengan kontolku .. betapa indah tubuhmu Tante .. tidak hanya memekmu yang basah ini mendapatkan kepuasan .. namun seluruh tubuhmu akan kunikimat .. ayolah Tante .. naik donk .. “ bujukku yang dijawab dengan gigitan di bibirnya itu.

Perlahan Laila kemudian berdiri, ketika berdiri itu, mataku tak berkedip memandang kesintalan tubuhnya, kupandang pada bagian dari kepala, kemudian leher, dadanya yang montok, perutnya yang rata, kemudian aaaaaaaaaaaah .. memek basahnya itu membuat tidak tahan, namun aku mencoba menghela nafas, mengendalikan nafsuku, kuelus elus pahanya yang mulus itu sampai membuat kakiku malah meriding merasakan kemulusan wanita beranak satu ini.

Laila kemudian melangkahkan kaki ke atas sofa kemudian naik dan kedua tangannya kemudian menopang ke pundakku, kaki kirinya kemudian menyusul naik dan perlahan lahan pantatnya yang sekal itu aku pegang dengan tanganku dan kuremas keduanya

“Ooh sayaaang .. uuuh .. nakaal aaaaaah …. Reemeees lagi sayaaaaaaaang .. aduuuh .. mmmmmmmmhhhh .. tangan nakaaal .. Tante Laila suka tanganmu ngeremes bokong .. remees lagi yaaang .. yaaa .. uuuuuuuh … mmmmmmmhh … mmmmmmmmmmfff .. “ desis dan desah Laila dengan menggoyang goyangkan pantatnya seiring remasan kedua tanganku di kedua bongkahan sekal pantatnya itu, perlahan lahan pantatnya kemudian berada di antara kedua pahaku, aku tetap meremas, tangan Laila kemudian memegang bagiak belakang kepalaku, kepalaku dimajukan dan Laila memandangku sambil menggigit merasakan nikmatnya aku tak henti hentinya bermain main di pantatnya itu.

Laila kemudian memajukan kepalanya dan bibir kami berjarak sekitar 5 centi, kurasakan hembusan nafasnya itu, kurasakan ada ganjalan dalam diri Laila yang sudah tidak tahan menahan libido dan nafsu syahwatnya itu. Laila kemudian memiringkan kepalanya, bibirnya dibuka, kami berdua perlahan lahan menyatukan bibir kami, perlahan lahan kami akhirnya saling bertaut bibir.

“Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmh “ suara yang keluar dari kami bersahutan ketika bibir kami saling memagut pelan, kami merasakan kenikmatan saling beradu bibir itu, sambil tangan kananku kutarik, kuelus elus pahanya, sedang tangan kiriku tetap berada di pantatnya meremas remas dengan lembut. Kami semakin terbakar nafsu, belum lagi keringat sudah mengucur di sekujur tubuh kami, pagutan demi pagutan sampai aku tidak tahan, kulepaskan elusan tanganku di pahanya, kemudian langsung naik memegang buah dadanya dan kuremas remas, Laila semakin tidak tahan.

Lengannya begitu kuat menopang ke pundakku dan tangannya menahan belakang kepalaku, bibir kami saling memagut, lidah kami saling bertubukan, sehingga air liur kami sampai ada yang keluar dari bibir kami, air liur itu kemudian merembes turun, perlahan air liur itu merembes ke dagu Laila dan meluncur turun, lidah kami saling bertekan dan kami kemudian saling menghisap, menghangatkan badan kami yang diburu nafsu kawin tak terkendali itu. Belum lagi aku harus mengontrol nafsuku Laila yang tak terkendali yang ingin cepat cepat memeknya digenjot itu, kurasakan tanganku yang berpindah ke depan kemudian mengelus elus dan mengusap usap memeknya, kurasakan Laila benar benar terangsang akan ulah nakal tanganku itu. Kami terus saling bermain lidah, dengan nakal lidah Laila menerobos dalam mulutku mengejar lidahku, kami saling berbelit lidah, sehingga cucuran air liur sampai tak karuan merembes sampai leher kami masing masing, Laila menahan kepalaku, kemudian langsung menjilati leherku, dijilati air liurku, kemudian dengan cepat kepalanya kembali tegak dan mengajakku saling beradu bibir, kupagut lagi, kuhisap, kemudian aku langsung menarik kepalaku, kujilati bagian lehernya itu, menelan air liur yang merembes itu.

“Mmmmmmmmmmmmmhhh ….sssssssssssssshhh ssssssssssssshhh hhh “ desisku dengan memburu nafas, ditahannya kepalaku ketika hendak kembali saling menghisap

“Saaay …. Teruuskan .. nikmaaat .. lakukan …pagut aku lagi ..lumat bibirku .. sayaang .. uuuh .. aku tidak tahaan sayaang .. “ desah Laila dengan merogoh ke bawah mencekal ke kontolku yang ngaceng itu. Dipegang dan dikocok kocok dengan pelan sambil kami saling kembali memagut, pagutan demi pagutan, lumatan demi lumatan, hisapan demi hisapan kami lakukan, Laila semakin tidak tahan lagi, tubuhnya kemudian kupeluk, kuusap usap punggugnya, kemudian kembali aku ke belakang bagian pantatnya dan kuremas kuat membuat Laila menahan lumatannya

“Uuuuuuuuuuuuh aaaaaaaaaah … sayaaang .. coblos Tante yaaa .. nggak kuaaaaaaat aaaaaaaaaah “ rengek Laila dengan mata sayu bak pengantin baru yang tidak tahan ingin segera dicoblos itu, aku menatapnya dengan teduh, Laila mengelus elus dadaku dengan tangan kanannya, tangan kirinya bermain main dengan buah zakarku sampai ditekan tekan, aku bak tak karuan merasakan jari jari nakal Laila yang memegang dan meremas buah zakarku itu

“Memek Tante Laila sempit .. ndak mungkin kontolku bisa masuk .. “ ucapku yang dijawab dengan gelengan kepala wanita janda beranak satu nan berambut panjang itu

“Paksain donk, sayaaaaaaaaang … Tante yakin kontolmu pasti muat dalam memek Tante .. nanti tante lebarin mengangkang deh .. ini tante sudah gataaal .. lama nggak kawin .. ayolah sayaaang .. ooh .. sayangku … masukin tubuhku .. kawinin aaakuu .. entotin tante .. ewe Tante Laila cepat .. Tante Laila nggak tahaaaan lagi dicoblos coblos dengan kontol besarmu … “ rengek Laila yang luar biasa tidak tahan, wanita bermuka haus kontol ini pun melepaskan pegangan pada tubuhku, kemudian menekan ke pundakku

“Tiduran sayaaang … Tante Laila yakin kamu pengin dioral ya .. sini Tante Laila oral kontolmu … Tante Laila layani .. Tante juga pengin merasakan kontol besarmu ini … “ perintah Laila dengan turun dari pangkuanku kemudian bersimpuh kembali ke lantai, aku kemudian tiduran dan kontolku menjulang ke atas saking ngacengnya

“Iiiiiiiiiiiih …. Kontol kok besar bangeeet nih … pasti Tante Laila akan mengeraang eraaang tak karuan .. oooh .. Tante Laila sudah bayangi bakalan teriak teriaak .. nggak tahan kamu genjot .. “ ungkap Laila dengan menggeleng geleng menatap ke kontolku itu.

Laila kemudian mengibaskan kepalanya, rambut panjangnya kembali ke belakang, kepalanya miring dan kemudian menjilati kontolku dengan rakus ke atas

“Pelaaaaaaaaaaan Tanteee .. nikmati kontolku .. waktu masih panjaaang .. jangan terburu buru “ ucapku sambil tersenyum, tanganku nemplok di dadanya yang kumainkan punting susunya dengan kutekan tekan

“Aaaaaaaauh .. uuuh .. saaaay .. Tante nggak terkontrol nih .. otak Tante Laila hanya terisi kontolmu .. ndak bisa sabar sayaaaaaaaaaaang “ sahut Laila dengan menjilati kontolku naik turun dengan cepat dan rakus, namun perlahan betina muka kontol ini memelankan jilatannya.

Kepalanya miring ke kanan, kali ini menjilati sisi kontolku dari bagian selakanganku, tangannya menekan ke dadaku, kemudian tangan itu naik sampai di depan bibirku, jarinya kemudian dicelupkan ke lubang mulutku, kuhisap jarinya itu, di dalam mulutku, jari jari itu bergerak gerak nakal bertempur dengan lidahku.

Kurasakan jilatan demi jilatan itu. Kontolku semakin basah oleh air liur yang dikeluarkan lewat lidah Laila yang semakin tak terkendali, dilepaskan jilatan nakalnya itu kemudian mengocok ngocok kontolku, matanya tidak berkedip memandang aksinya bermain main dengan kontolku

“Uuuuuuuuuuuuh .. pelaaan .. ngocoknya .. saaaaaaaaakit aaaaaaaaaaah .. bisa cepat muncraaaaaaaat “ lenguhku merasakan agresifnya Laila mengocok kontolku itu.

“Hmmm …. Maaf, sayaaang .. Tante Laila bernafsu banget sama kontolmu .. sorry “ ucap Laila dengan memelana kocokannya itu

“Ohh .. iyaaaaaaa aaaaaaaaah .. enaaak Taaante .. aduuh .. Tantee .. Tante Laila .. doyan kontol banget neh .. teruus Taan .. kocokin .. enaaak aaaaaaaaaaaaaauh sssssssssssssshhh ssssssssshh hhh .. oooh oooh .. oooh … huuuuuuuuuuuuuh .. aaaaaaaaaaaaauh .. Ooh Noo . Noo .. Tantee .. Tante Laila maniak kontol … “ erangku merasakan kocokan nakal itu.

“Sudaaaaaaaaah aaaaaaaaaah .. celupin dalam mulut Tante Laila .. sepong kontolku “ pintaku yang dijawab dengan gelengan

“Gimana bisa nyepong .. kontol ini aja pasti sesak dalam mulut Tante .. baaaah … kontol kok sebesar kontol jaran nih .. hihihihi .. pasti Tante nanti nggak bisa bangun bangun kau kawini nih … “ goda Laila dengan membuka mulutnya, kepalanya dinaikan kemudian kepala kontolku dimasukan, mulutnya membuka lebar namun kontolku sesak masuk dalam mulutnya

“Gilaaaaaaaaaaaaa .. gilaaaaaaa .. kontol gilaaaaaaaa .. kegedeaaaaaaan aaaaaaah “ rutuk Laila dengan menarik kembali kepalanya, Laila kemudian naik ke sofa dan jongkok di belahan kedua pahaku.

“Tenang, sayaaang .. Tante pengin merasakan kontolmu dulu .. uuuh .. betapa indahnya jika nanti malam berlanjut sampai pagi … habis ini kita ke rumah Tante atau hotel ya .. kita teruskan proyek kawin bikin anak .. Tante Laila sedang subur sayaaang .. demi kenikmatan kontolmu .. Tante Laila rela hamil .. aaah .. persetan dengan hamil aaah .. yang penting kau harus coblosin memek Tante .. semburkan spermamu dalam rahim Tante Laila .. akan kukandung anak hasil kawin kita sayaaang .. maukah kau menghamili Tante Laila ?” ujar Laila dengan diakhir bertanya padaku. Aku tidak menjawab.

“Gimana sayaaang .. katanya kau sanggup menanggung tubuh Tante Laila di atasmu, namun kau tidak mau jawab “ goda Laila dengan tersenyum sangat mesum padaku sambil menjilati bibirnya sendiri.

“Asal Tante Laila .. nggak buru buru aaaah .. setiap detik kita nikmati Tante .. sudah lama aku menginginkan tubuh montok Tante Laila … “ sahutku dengan tersenyum sambil menarik bantal untuk mengganjal kepalaku

“Oh .. Tante Laila juga sayaang .. pertama bertemu denganmu .. yang terpikir hanya kontolmu .. “ ucap Laila tanpa menatapku, membuka mulutnya lebar lebar kemudian memasukan kontolku itu, tangan dengan nakal menahan ke belakang kepalanya, memberikan tekanan, perlahan lahan gesekan gigi Laila membuatku ngilu, kontolku sesak dalam mulutnya.

Akibat tekanan itu, tangan Laila memberontak dengan mencengkeram ke pinggangku, sehingga aku menggelinjang, akibat gelinjangan itu kontolku amblas tertelan dalam mulutnya, kurasakan sesaknya mulut Laila yang tersumpal kontolku itu, kulepaskan tekanan itu sehingga cepat cepat kepala Laila naik lagi, perlahan melepaskan kuluman kontol itu

“Edaaaaaaaan … Tante bisa mati tak bernafas disumpal kontolmuu huuuuuuuuuuuuuuh “ dengus Laila tidak tahan itu.

“Maaf Tante .. aku hanya ingin melihat raut Tante Laila yang cantik ini jika tersumpal kontolku “ godaku yang dijawab dengan cubitan di kontolku

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh “ erangku tak karuan.

“Huuuh .. kalo sakit dan lemes tanggung jawab kau Tanteee “ makiku dengan menggoda.

“Sialan kau sayaang .. Tante Laila mau nanggung ngemut kontolmu .. jawabnya ogah .. kalo sudah tersumpal kontol mulut Tante Laila ndak bisa jawab … hihihihi “ balas Laila dengan tergelak padaku kemudian mengelap bibirnya yang air liurnya meluncur turun itu.

“Payaaaaaaah …. Tante Laila nggak tahaaaan aaaaaaaah ..kamu diam saja .. sini Tante Laila makin bernafsu ngemut kontolmu lagi “ ucap Laila dengan membungkuk lagi, kemudian memperbaik posisinya itu, namun kemudian berubah arah

“Enam sembilan aaah .. biar adil .. kamu oral memek Tante Laila .. biar cepet kamu coblosin memek Tante .. nggak tahaaaaaaaaaan , sayaaaaaaaaaang .. Tante nggak kuat kalo Cuma mandangi kontolmu mulu .. ini kontol harus cepat cepat membuntingi Tante Laila …. “ rengek Laila dengan langsung mengangkangi aku, tubuhnya ditekuk dengan posisi dadanya di atas perutku, tangannya memegang kontolku, kemudian selakangannya turun dipaskan ke depan bibirku, aku langsung menjilati memeknya sebelum Laila kembali memasukan kontolku dalam mulutnya itu.

Kujilati memeknya, Laila kemudian menahan sebentar, mulutnya membuka lebar, kontolku perlahan lahan dimasukan dalam mulutnya, tanganku nakal memegang kedua pantatnya itu, kuremas remas dan kujilati memeknya dengan rakus, Laila tak mau kalah, kontolku yang sudah menyumpal mulutnya itu dikulum sambil dikeluar masukan dengan pelan pelan, sesaknya kontolku itu tidak bebas membuat Laila mengulumnya, belahan memeknya yang basah itu aku singkapkan dengan lidaku, sampai Laila menahan sambil mengeram

“Mmmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhh “ eram Laila yang mulutnya penuh dengan kontolku itu, kusibakan lubang yang mulai memerah akibat usapan dan elusan serta jilatanku yang nakal itu.

Kurasakan kontolku dikulum lagi, kontolku dipakai bak sikat gigi, giginya sebelah dalam pipi kiri digosok gosok dengan kontolku. Aku menahan sensasi luar biasa saling merangsang dengan Laila ini.

Kami saling merangsang, memek sempit itu aku lebarkan, aku semakin nakal dengan menarik tanganku, kutusuk memeknya dengan jariku untuk melebarkan sontak Laila mengeluarkan kontolku menjerit

“Aaaaaaaaaaaaaaauh .. siaaaalaaan aaaaaaaaah .. ssssssssssshh sssssssshhh hhh .. jangan lagi aaaah .. ini Tante Laila sedang nikmati kontolmuuu .. jilati ajaa .. hisaap, sayaaaaaang “ sungut Laila yang kembali menjilati kontolku dengan lebih cepat naik turun.

Memeknya aku kemudian hisap dengan kutempelan bibirku, Laila sampai memejamkan matanya erat erat mendongak ke atas

“Sayaaaaaaaang aaaaaaaaaah .. kooooooontoooooooooool aaaaaaaaaah “ erang Laila dengan tak karuan itu, tangannya menekan kuat ke pahaku

“Laaagii .. kontol … enaak banget tadi kontol .. mainin klitoris Tante Laila .. ooh .. itilku .. itilku aaaaaaaaaah .. aaaaaaauh …mmmmmmmmhh .. terus.. yaaang .. terus kontol .. aduuuh kontol .. aaaaaauh, memekku .. aaaaah, meemeekuu .. oooh .. kontol .. teruus kontol … aduuuuuuuuuh .. uuuh .. duuuuh ssssssssssssssshh ssssssssssshhh hhh “ desah dan desis Laila yang tak karuan dengan mata merem melek merasakan keenakan lidahku menjilati klitorisnya berulang ulang itu

“Sudaaaaaaaah aaaaaaaaaaaah .. sudaaaaaah … Tante sudaaah nggak taaaaaaahaaan “ paksa Laila dengan cepat cepat berubah posisi dan kemudian menduduki ke kedua pahaku, aku menahan nafasku pelan

“Dasar lelaki muka doyan memek .. awas yaaa … ayoo ..kamu pasti pengin muncraaat … Tante Laila rela kamu hamili .. keluarkan manimu .. keluarkan bibitmu sayaaaang .. telur Tante Laila siap kau buahi … Tante Laila sedang subur .. aaaah .. demi kontolmu Tante Laila siap hamil … “ ucap Laila dengan menaikan selakangannya kemudian mengarahkan lubang basah yang memerah akibat oralku itu ke kepala kontolku

Tangan kirinya kemudian menekan ke dadaku, sedang tangan kanannya memegang kontolku.

“Uuuuuuuuuuuuuuh .. sesaaaaaaknya aaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaauh .. mmmmmmmmmmmmmmmmhh .. ooooooooooh .. aaaaaaaaaaaarggg …. Nnng .. nggggggg … duuuh sakitnyaaaaa aaaaaaaaaaaaah aaaaaaaaaaauh .. mmmmmmmmmmhh ssssssssssssshh ssssssssshh .. duuuh susaaahnya .. kappaaan bisa kawin nih .. siaaal aaaaaaaaah “ lenguh Laila yang terpejam erat berusaha mencobloskan kontolku ke dalam memeknya, aku tersenyum kecut akan nafsu syahwat janda gatel kontol ini.

“Pelaaan Tantee .. tekaaan .. dengan pelan tapi kuaaat .. kemudian tarik lagi … uuuuuh “ ucapku sambil memegang kedua buah dadanya yang montok di atasku itu.

“Remeeslah susu Tante Laila sepuasmu .. Tante Laila pasrahkan seluruh tubuh Tante untukmu semata, sayaaaang .. puaskan Tante .. sayaang tahaaan yaaa .. nih Tante Laila tekaaaaan lagi “ ucap Laila dengan menekan perlahan namun kuat, perlahan kontolku mili demi mili mulai masuk ke dalam lubang memeknya yang basah itu.

“Taaaaaaarik .. tekaaaaaaan lagi .. uuuuuuuh .. kontolku terasa kau peras Tanteeee .. aduuh Tanteee … memek Tante Laila hangaaat .. aku betah bersarang di memek tanteee .. aaaaaaaaoh .. Tante aaaaaaaaaaaaaah .. sesaaaaaaaaaak .. teruuuuuuuuuus aaaaaaaaaaah .. ayoo tekaaan lagi .. tarik .. pelaaan pelaaaaan .. kuaaaaaaaaaaaat .. teruuuuuuuuus “ sahutku dengan tak karuan merasakan pilinan nakal otot otot memeknya menjepit kepala kontolku itu, Laila sampai menggeleng gelengkan kepalanya karena kesakitan memeknya dipaksa dimasuki kontol besarku itu.

Laila menahan sebentar sambil melepaskan kontolku, dijilati telapak tangannya itu, Laila menikmati jilatan itu kemudian telapak tangannya diludahi, ludah itu kemudian dibawah ke bawah dan memegang kontolku yang baru masuk setelah kepala kontolku

“Ndak tahaaan sayaang .. eeentaaah gimana rasanya kalo kontol kamu amblas dalam memek Tante Laila .. aaaaaaaaauh .. paaasti .. pastii aaaah nikmaaat .. tante bakaaalan ngerang erang tak karuan .. uuuh .. tahan ya sayaaang .. biar Tante Laila yang masukin kontolmu ..kamu remes aja susu Tante Laila .. mantap khan susu tante .. montok .. “ ucap Laila dengan mengedipkan matanya menggodaku itu.

“Gilaaaaaaaaaaaaa .. wanita secantik Tante Laila .. hmm . doyan kontol bangeeet “

“Haiyaaah .. wanita normal doyan kontol, sayaaang … “ potong Laila dengan tersenyum sambil menekan kembali dengan kuatnya

“Uuuuuuuuuuuuuuuh aaaaaaaaaaaah .. aaaaaaauh .. aduuh .. uuuh .. baru sepaaaro .. Tante nggg ngggg aaaaaah mmmmmhhhh .. nggak kuaaaaaaat … sssssssssssssh ssssssssssshhh hhh “ erang Laila dengan mendesah dan mendesis tak terkendali, kontolku luar biasa sesak, kulihat belahan kedua daging memeknya melebar menjepit kontolku, belum lagi bagian atas memeknya itu menggelembung dimasukan kontolku, Laila mengelus elus bagian itu merasakan nikmatnya

“Diaaaaaaaaaam .. Tante Laila .. nikmaaati sebeentaar kontolmuu .. ooooh sayaaaang .. enaaknya .. aduuh .. lebih enaaaaaak lebih dalaaaaaaaam .. aaaaaaaaaaouh .. mmmmmmmmmmhhh .. Tante Laila bakalan betah tiap hari diginiin … aduuh sayaaaang … rasanyaaa “ ucap Laila merasakan nikmatnya kehangatan kontolku itu.

Laila kemudian kembali menarik pelan dan menekan lagi dengan kuat, sehingga mili demi mili kontolku semakin terbenam dalam surga memek basahnya itu. Kami sampai menghela nafas berkali kali, Laila sangat bernafsu memasukan kontolku, bibirnya tergigit kuat. Rambutnya sampai acak acakan karena kepala menggeleng merasakan sakit dan nikmatnya itu, aku pun sampai kakiku merinding tak karuan, aku gemetar, Laila membuka matanya kemudian melihat ke bawah

“Ooh .. ooh .. ooh .. kamuu gemetaar yaaa ? Tante juga nih .. sakit daaaaan .. nikmat banget .. ayoo sayaaang .. yuk .. tuntaskan .. satukan tubuh kita .. Tante Laila yang genjot duluaan yaa .. tahaan yaa .. tante hujamkan sajaaaaaaaaa “ sahut Laila tak perduli padaku, kontolku tinggal beberap mili, dengan ditarik Laila langsung menghujamkan kontolku dalam dalam, kami saling mendongak kesakitan ketika kontolku terbentur jalan buntu

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuu” lenguhku

“KOOOOOOOONTOOOOOOOOOOOOOOOOOOOL “ teriak Laila dengan keras mengucapkan kata vulgar itu, aku semakin kuat meremas remas buah dadanya, tanpa dikomando Laila langsung naik turun di atasku

“Ooh .. ooh .. enaaknya kawin .. aduuh sayaaang .. memekku digaruk garuk sama kontolmu .. enaalk sayaaang .. aaaaaaaaaaaaaaaaaaah .. uuuuuuuuuh … mmmmmmmmmh …. Ssssssssssssshh sssssssssshh hhhhhh “ desis Laila yang naik turun dengan perlahan lahan itu melakukan genjotan, aku hanya diam saja merasakan nikmatnya memek hangat Laila.

Menit demi menit berlalu, Laila terus menggenjotku

“Sayaang aaaah .. aaayoo . imbangi Tante Laila donk “ ajak Laila yang naik turun dengan tubuh penuh keringat syahwat itu, aku kemudian melakukan goyangan berlawanan dengan Laila, kurasakan gesekan demi gesekan nikmat itu, perlahan kontolku semakin lancar keluar masuk memeknya itu, kudengar nada merdu gesekan dan tumbukan selakangan kami itu

“Cleeep .. cleeep .. cleeep .. cleeep .. cleeep .. cleeep “

“Aaaaauh .. huuh .. enaaaknya kontol kamuu .. Tante Lailaaaaa ketagihan .. ayo sayaaang .. tante ndak kuaaat .. aduuh sayaaang .. puas Tante .. kamuu aaaah .. akhirnya ngawinin Tante … sayaaang .. aaaah aaaaaaaaaaaaoh .. aaaaaaah .. ssssssssssssshh ssssssssshhh hhhh … oooh .. enaaak .. teruus yaaang .. yang lebih cepaaat .. ayoo .. kamu .. aaah .. gimana sayaaang “ lenguh dan erang serta desis Laila yang naik turun tanpa perduli keadaan itu

“Saamaa . ndaak kuaaat .. mau muncraaat “ sahutku pendek dengan menaikan kepalaku kemudian menyusu ke puntingny itu, kuremas buah dadanya sambil aku ikut bergoyang seiring genjotan demi genjotan itu, kurasakan Laila semakin cepat, kurasakan memeknya lebih hangat dan lebih ketat menjepitku

“Tantee … aaakuu nggak taaahaaan aaaaaaaaaah “ erangku

“Iyaaaaaa .. samaaa .. ayoo .. ayo sayaaang .. remes sajaaa .. sodok .. sodok kuaaat “ aba aba Laila yang sudah tak karuan dengan tubuh penuh keringat itu, Laila yang di atasku itu naik turun tak karuan, kontolku keluar masuk memeknya dengan gencar, Laila semakin cepat, kurasakan tangannya mencengkeram ke dadaku mencakar, matanya hanya terlihat memutih merasakan enaknya disodok sodok memeknya itu, tak lama kemudian Laila terpejam erat dengan keras menghujamkan selakangannya berkali kali, kurasakan memeknya menjepit lebih ketat, aku juga tidak tahan lagi, Laila mencapai klimaks dengan mengcengkeram kuat sambil mendongak, kurasakan aku juga sudah sampai mencapai klimaks.

“Ooooooooooooooooooooooooooh .. KOOOOOOONTOOOOOOOL .. KOOOOONTOOOOOOOOOOOOOOL “ teriak Laila dengan membusungkan dadanya ke depan, kuremas dengan kuat, kusodokan kontolku dalam dalam sejalan dengan Laila membenamkan selakangannya menekan keras ke selakanganku.

Laila tegang tak karuan kemudian kontolku terasa adda cairan hangat mengucurkan dan membasahi kontolku yang terbenam itu, kurasakan ketika aku terakhir melakukan sodokan ke atas dan kusemburkan isi kantongku dengan keras

“Craaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaat “

Kurasakan kontolku menyemburkan dan menembak ke rahim Laila, Laila sampai lemas dan terdebam menindihku, kurasakan kontolku ngocor dan keluar melalui sela sela memek Laila yang tersumpal kontolku, aku berkelonjotan tak karuan bersamaan dengan Laila, tubuhku terasa ringan sekali, aku seolah terbang, kurasakan kenikmatan puncak orgasmeku, Laila diam sejenak, matanya terpejam erat, kontolku masih ngocor perlahan lahan. Lepas itu, Laila langsung mencubiti aku yang sudah lemas tanpa tulang.

“Kamu ngooocor .. teruus .. berhenti aaaaaaaaaaah “ sungut Laila dengan suara parau nan serak itu.

“Aaaaah .. memek Tante Laila yang nyedot yendot “ balasku tak kalah pelan, Laila hanya mencakar pelan ke pundakku, kami kembali diam dengan pikiran masing masing di atas sofa yang sudah menjadi satu tubuh. Kami diam tak begitu lama, Laila bangun terlebih dahulu, kemudian menciumi kedua pipiku

“Trim sayaang .. puas rasanya .. puaaaaaaaas .. lama Tante Laila nggak kawin gini .. Tante Laila sudah jadi milikmu seutuhnya .. lakukan apapun untuk menyenangkan Tante Laila .. kau mau ngajak kawin di manapun Tante siap .. mau ?” tawar Laila dengan mata berbinar itu, wajahnya kusut diusapnya.

“Ada syaratnya Tante “ jawabku pendek

“Ya aaaaaaaaaaampuuuuuuun, sayaaaaaang .. kawin aja make syarat .. khan tinggal coblos memek Tante Laila … payah aaaaaaaah “ sungut Laila dengan nada setengah kesal.

“Aku pengin threesome sama Mbak Terry Putri .. jika perlu panggil si montok Farah Quinn teman Tante Laila .. aku sudah beberapa kali menggenjot memek Chef mesum itu .. “ kataku dengan tersenyum

“Sialan kau .. temanku kau embat duluan .. Tante Laila cuma dapat ampas .. huuuuuuuuuh “ sungut Laila dengan nada tersenyum.

“Biar ampas tapi sudah membuat Tante Laila mengerang erang “ jawabku ngasal membuat Laila memagutku penuh kemesraan

“Trim, kontol .. istirahat dulu .. ntar Tante Laila nungging ya .. itu gaya kesukaan Tante Laila .. genjotin ya .. gantian kamu yang genjot Tante Laila .. “ sahut Laila dengan menyenderkan kepalanya di pundakku, diciumi pipiku dengan mesra, kupeluk dan kurasakan buah dadanya menekan ke dadaku, kurasakan kekenyalannya. Kubiarkan kontolku terbenam dalam kehangatan memek Laila ini, kurasakan tubuh kami yang masih basah, namun gairah dan nafsu kami justru semakin menggebu ebu untuk mememekin dan mengontoli berlawanan

“Kontol kamu enaak sayaang “ ucap Laila dengan pelan

“Memek Tante Laila juga enak, sayaaaaang “ balasku dengan memeluknya erat sambil meremas pantatnya pelan pelan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar