Kamis, 11 Agustus 2011

Bu Anneke 2

Kami tertawa dengan keras ketika kami berkata sangat jorok.

“Kontol ah .. “ semprot Bu Anneke sambil mengangkangkan kakinya dan minta dinaiki

“Tempekmu sempit kayak gitu, nggak masuk cara gitu ... Mbak Anne masukin dari atas deh, kupangku, kalo dah masuk ke tempekmu .. nanti aku diatas deh “ ajakku dengan menarik kaki Bu Anneke agar memposisikan ke pangkuanku

“Oke ... oke ... akan kutelan kontolmu ke tempekku “ kata Bu Anneke dengan genit lalu memposisikan diri dengan berpangku pantat di selakanganku, tangannya memegang penisku yang besar itu, lalu berjongkok tepat pada selakanganku, diarahkan penisku ke lubang vaginanya yang merekah itu dan sangat becek, lubangnya sangat sempit dan aku merasa akan sangat kesulitan mengoyak lubangnya.

“Ih ... kontolmu gedhe sekali ... tapi aku suka Han ... Hmmmm ... aku akan selalu rindu sama kontolmu” ujar Bu Anneke dengan genit mempaskan batangku masuk ke dalam lubangnya, Bu Anneke menekan kebawah, ketika mulai masuk sudah meringis kesakitan

“Awwwwwww ... sial deh .... ini kontol apa mentimun Han ?” goda Bu Anneke padaku sambil meringis kesakitan

“Hmmmmm .. terserah apa kau sebut Mbak ?”

“Hmmmm .. aku pilih kontol saja, jorok tapi enak dan selalu dirindu wanita “ kata Bu Anneke dengan tertawa lalu menekan kebawah lagi

Penisku serasa dijepit sangat erat walau hanya masuk kepalanya

“Berapa sih kontol yang telah masuk ke tempekmu Mbak Anne ?” tanyaku sambil meremas buah dadanya yang montok besar dan kenyal, besaran tanganku tak cukup meremas semua bongkahannya

“Tiga Han .. ini kontol ke empat ...” kata Bu Anneke dengan memandangku mesra

“Ih .. tipe selingkuh “ kataku sambil memberikan reaksi mengelus pahanya yang berisi dan mulus itu.

“Tapi ... tinggal satu .. suamiku ... ini kontol yang nantinya akan rajin keluar masuk ke tempekku Han, mau khan kamu, sayang ?” tanya Bu Anneke dengan menaikan dan menurunkan pantatnya lagi dan berusaha menelan penisku bulat bulat dilubang kemaluannya.

“Jelas mau deh .. baru kali ini aku ngeseks dengan wanita berbuah dada besar “ kataku sambil meremas kembali dan membuat Bu Anneke menengandah menikmati remasan tanganku.

“Oh Han .. aku suka kau meremas remas buah dadaku, aku bangga deh punya buah dadanya yang montok, dan suka lagi dengan kontolmu yang besar .. seimbangkan khan ? kontol besar dengan buah dada besar?”tanya Bu Anneke dengan berbinar

“Iya .. “ ujarku meringis karena penisku mili demi mili terjepit ke lubang yang becek itu

“Awwww .. oh ... huhu ... besar sekali nih kontol ... susah masuknya pula “ ringis Bu Anneke dengan menekan lagi dan penisku sudah masuk separo.

“Ah .. lubang Mbak Anne yang sempit .. bukan kontolku “

“Ah kontol lu .. “ pekik Bu Anneke memaki dengan gemas dan menghujam naik turun agar penisku amblas, penisku akhirnya amblas ke lubang kemaluan Bu Anneke.

“Daaaaasaarrrrrr .... kooooooooontoooollll “ teriak Bu Anneke dengan keras

“Awwwwww ... oh ... jepitanmu benar benar meremas kontolku Mbak “ pekiknya dengan gemas lalu memeluk Bu Anneke, kaki Bu Anneke kemudian diangkat dan dilingkarkan ke pinganggku.

“Han .. kontolmu bener bener kontol ... bukan sembarang kontol “ ujar Bu Anneke semakin jorok dan suka menyebut dengan istilah “kontol” dari pada “penis”

“Ayo ... guling ya .. aku tindih “ ajakku dengan mengguling tubuh sintal dan montok itu, dengan penisku menancap dengan nikmat, diremas remas dan dipilin dengan sangat enak sekali, pijatan pada penisku sangat lembut dan enak sekali.

Kini Bu Anneke kutindih dan aku langsung melumat bibirnya, tanganku bereaksi dengan meremas remas buah dadanya, tubuh Bu Anneke langsung menggelinjang tak karuan karena aku meremas remasnya dengan keras dan gemas, sambil pinganggku naik turun memberikan gerakan menggesek penisku.

“Han .. Oh .. lumatanmu .. terus Han .. “ ujar Bu Anneke dengan nafas memburu, aku tak menjawab dan kembali mengejar bibir itu dengan rakus, Bu Anneke membalas lumatanku dan aku tetap naik turun menggenjot tubuh Bu Anneke

“Kontol ah .. kontol .. kontol .. kontol .. “ jerit Bu Anneke menahan kepalaku agar tidak menyerbu sangat buah ke bibirnya, tanganku tetap bekerja di buah dadanya bergantian, kuhenjot tubuh yang montok, tubuh kami sudah sangat basah keringat, rambaut Bu Anneke berantakan, tubuh Bu Anneke menggelinjang bak cacing kepanasan.

Kami saling berpagut kembali, saling melayani dengan mengimbangi genjotanku, kepala Bu Anneke menggeleng ke kanan kiri menahan serbuanku, matanya merem melek menikmati serbuanku di buah dada dan vaginanya, aku semakin cepat mengerjainya sehingga Bu Anneke memekik

“Han .. aku .. nggggg .. nggak ta ta hannn “ jerit Bu Anneke dengan tetap mengimbangi gerakanku, tubuhnya yang montok nan gumalai itu semakin kepayahan menghadapi serbuanku.

“Iya .. keluarin saja .. Oh .. betapa bahenolnya kau Anne Julliet Cotto .. betapa bahagianya suamimu memiliki tubuh bahenol “

“Aku lebih suka kau yang menyetubuhiku Han ... kontolmu dua lipat punya suamiku yang jelek itu “ kata Bu Anneke dengan nafas ngos ngosan

Aku terus memacunya dengan irama tak teratur kadang nak turun, kadang memutar pantatku dan Bu Anneke menjawab dengan gerakan yang sama, penisku serasa diremas remas lebih keras dan nikmat, Bu Anneke terus saja meracau tak karuan, namun lebih banyak menyebut “kontol”

“Oh .. kontolmu .. Han .. aawww .... aku suka kontolmu .. wwooo aku .. mau .. kliiii ,, maks “ pekik Bu Anneke dengan tubuh mulai menegang

Bu Anneke memintaku mempercepat gejotannya dan aku menyanggupi dengan lebih cepat menggenjotnya naik turun

Kupacu tubuh bahenol istri orang itu, tubuh seksi milik orang dan menantang untuk kusodok sodok. Menit demi menit kupacu dan Bu Anneke memegang kepalaku dan vaginanya menjepit lebih keras, tak lama kemudian tubuhnya menegang dengan kaku pertanda orgasme, kutahan penisku agar tidak muncrat

“awwwwwwwww .. aku .... akuuuu .. “ jerit Bu Anneke dengan tubuh menggelinjang, tangannya meremas sprei lalu tubuhnya berkelonjotan memuncratkan laharnya dan membasahi penisku

“Oh .... nikmatnya kontolmu ...sayang “ ujar Bu Anneke dan akhirnya diam tak bergerak, penisku serasa disiram cairan hangat.

Kubiarkan diam di atas tubuh Bu Anneke, kuberikan ciuman mesra di bibirnya, Bu Anneke hanya diam menikmati orgasmenya, Bu Anneke diam selama 10 menit, kami hanya saling diam memeluk dalam posisi demikian.

“Han ... kau belum keluar, keluarkan air manimu .. semprot lewat kontolmu ya .. keluarin di dalam “ pinta Bu Anneke dengan mengelus elus pipiku serta mengelap dahiku

“Janji ya .. kalo aku ngajak nggak boleh nolak “ tawarku dengan tersenyum

“Oke deh .. mana mau aku melepaskan kontolmu yang besar itu “Bu Anneke berbinar dan memberikan ciuman mesra.

Kucabut penisku dan aku berguling ke samping, lalu aku duduk di sampingnya, kugelimpangkan tubuh Bu Anneke ke depan sehingga membelakangi, lalu kuangkat kakinya sehingga mengangkang sangat indah, kuarahkan penisku ke lubangnya dari belakang, dan penisku yang panjang itu masuk ke dalam lubangnya yang becek, kini aku berkuasa atas tubuh seksi dan montok Bu Anneke, dengan gaya menggunting ini aku leluasa meremasi buah dadanya

“Oh Han .. panjang dan besar kontolmu . sodok Han . sodok... keluarkan manimu “ ajaknya dengan bernafsu meremas buah dadanya sendiri, aku lalu mulai maju mundurkan pantatku Bu Anneke hanya menggelinjang tak karuan karena aku bebas meremas remas buah dada yang besar, padat, kenyal bahkan cenderung keras itu.

“Han ... enak ...ngggggg ..awwww ... oh .. kontolmu ... kontolmu memang hebat “ jerit Bu Anneke dengan keras memenuhi kamar itu

Aku semakin insten dan mantap menggenjot tubuh sangat bahenol itu, kuremas remas bokongnya yang indah lalu dengan tangan kiri, tangan kananku memegang buah dadanya dan bergantian meremas remas buah dadanya

Kami berpacu di malam itu dengan nafas tersengal, aku masih merasa kuat tidak muncrat duluan

“Han .. penismu .. eh kontolmu hebat .. ayo Han “ ajak Bu Anneke dengan memandangku genit dan menggoda.

Kupacu lebih cepat sehingga tubuh Bu Anneke tergoncang goncang, buah dadanya ikut bergerak ke sana kemari kutangkap dan kuremas remas.

Jepitan pada penisku semakin erat saja, terbukti Bu Anneke gampang orgasme

“Sial .. kalau kau ndak keluar .. aku dah nggak kuat Han .. aku keluarkan .. ayo “ ajaknya dengan melawan gerakan maju mundurnya penisku

“ah kubilang kau akan minta ampun .. aku ndak keluar ronde ini “ kataku dengan tetap menggenjotnya

“Ohhhh ..awwwww .. gila Han . aku bisa pingsan .. awww .. enak enak .. “ jerit Bu Anneke

Jepitan pada penisku semakin erat pertanda mau orgasme lagi dan kugenjot dengan keras vagina Bu Anneke. Penisku kulihat keluar masuk dengan lancar ke lubang kemaluan Bu Anneke dengan mantap

“Aku . mau keluar Han .. gimana ...de dengan ka ka ka mu mu mu “ ujar Bu Anneke dengan terbata

“Keluarkan saja .. aku belum .. “

“Aduh .. Han .. dah ah .. aku capek .. aowww ... aku .... samppai .. “ jerit Bu Anneke dengan tubuh menegang mencapi orgasme, cairan orgasmenya keluar lagi belum ada sepuluh menit

“Sial .. multi orgasme kau Mbak .. “ ejekku

“Iya .. kontolmu terlalu besar jadi aku gampang keluar .. “ ujar Bu Anneke dengan pelan. Aku lalu menarik tubuhnya agar berposisi nungging

“Jangan Han .. aku dah capek . please .. “ tolak Bu Anneke dengan menepis tanganku

“Katanya kau mau aku muncrat di tempekmu .. “ kataku sambil memaksa

“Tapi aku capek tahu .. “

“Dasar mau menang sendiri .. masak aku mau ngocok sendiri .. please “

“Selakanganku sakit tahu ... tunggu dulu .. beri aku istirahat.. “ tolak Bu Anneke

“Hmmm . suka kontol tapi menolak dikontoli “ ejekku dengan tertawa

“Ah nggak ah .. tunggu saja deh ... beri aku istirahat dulu .. melawan kontolmu butuh tenaga ekstra .. tapi aku nyerah deh .. nyerah ... “

“Minta ampun deh .. “ kataku dengan senyum kemenangan

“Iya ,.. ampuni aku .. ntar sekali lagi .. ya “

“Aku akan mengampuni .. Mbak Anne nggak boleh nyebut penis, kudu kontol “ desaku

“Iya .. aku akan selalu menyebut kontol ... aku janji .. aku suka kontolmu “ ujar Bu Anneke dengan menggangguk dan tersenyum nakal dan binal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar