Senin, 15 Agustus 2011

Mbak Emi 5

Aku menjadi pacar simpanan Mbak Emi, kami tak pernah bisa kesampaian melakukan hubungan seks di rumah Mbak Emi, kami hanya melakukan di tempat netral. Beberapa minggu kemudian Mbak Emi mengatakan bahwa Mbak Emi mencintaiku. Dia mengatakan ketika berkunjung ke rumahku membahas naskah sebuah film bertemakan komputer dan futuristik

“Han .. Mbak cinta kamu .. Mbak mencintaimu .. mulai sekarang jangan panggil Mbak ya .. kau resmi jadi pacarku sekarang “

“Mbak … lelaki yang mengatakan dulu deh .. “ kataku dengan penuh memandangnya teduh

“Aku nggak bisa menahanya Han .. telah lama kita memadu kasih Han .. aku selalu rindu padamu… aku tak bisa lepas pada bayangmu … “

“Mbak .. “

“Kau menolak ya Han .. ??? itu membuat aku sedih.. sedih sekali .. “

“Aku tidak menolakmu Mbak .. cuma aku sangat kaget dan terkejut”

Aku memang tidak menemukan berita tentang perceraian Mbak Emi, sehingga aku cukup bingung mau bersikap bagaimana.

“Kau harus tahu … aku sudah ditalak 3 … rumah tanggaku nggak bisa dipertahankan … “

Aku semakin kaget dan terkejut sekali. Pikiranku berkecamuk. Aku hanya terdiam

“Aku hanya bisa berharap padamu Han .. kau sayang aku khan ?”

Aku juga tak menjawab

“Kau sayang sama Mbak Mbak Emi khan ?”

“Ya .. ” ujarku tegas.

“Rupanya kau suka sekali jika aku menyebut dengan Mbak, Mbak Mbak Emi, Mbak Mbak Emi … “

“Karena dengan menyebut demikian aku bisa menghormati orang yang aku kagumi .. “

“Kau mau terima Mbak Mbak Emi nggak ?”

“Aku menerimamu Mbak, sayangku”

Mbak Emi langsung memelukku dan melumat bibirku penuh perasaan. Kupeluk dia dengan penuh cinta

“Aku pun mencintaimu Mbak .. ntar kalo kita menikah di antara kita tetap memakai Mbak lho”

“ Nggak bisa ah .. “

“Berarti ya kau sama menyakiti hatiku Mbak, karena panggilan itu yang kusuka, lagian Mbak Mbak Emi juga suka aku memanggilmu begitu .. “

“Baiklah Han kalo itu maumu .. “

“kau cinta aku khan Mbak Mbak Emi ?”

“Iya sayang .. “

“Makanya … dengan menyebut dengan Mbak Mbak Emi, aku selalu semakin mencintaimu .. “

“Anak anak sebenarnnya ikut aku .. tetapi karena aku masih punya perasaan sama dia, maka anak anak ikut nenek dan kakeknya, jadi aku bisa mengunjungi, atau anak anak ikut aku jika week end, bapaknya anak anak boleh berkunjung hanya seminggu sekali boleh membawanya seijin aku “

“Menjadi seorang janda membuatmu semakin cantik saja Mbak Mbak Emi .. “

Mbak Emi mencubitku .. lalu memelukku dengan erat. Ku peluk balas lagi dan ku kecup keningnya. Mbak Emi menangis dalam pelukanku, air matanya menetes mengenai lenganku.

“Kau menangis Mbak Mbak Emi .. “

“Aku bahagia bersamamu .. ku rindu kau sejak dulu … “

Mbak Emi memang sudah membelikan aku sebuah rumah, walau belum menghuninya, rumah sementara ini adalah ngontrak. Hubunganku dengan Tamara Bleszinsky merenggang, bahkan telah putus beberapa hari lalu, namun kami masih berjanji untuk memadu kasih, karena Tamara Bleszinky suka akan permainanku. Tina Talisa sendiri sekarang sudah haml beberapa bulan, sehingga tak mungkin aku menyetubuhinya. Hanya Alice Norin yang masih saja menagihku.

Aku menutupi semuanya itu dengan perasaan bersalah, namun Mbak Emi mengerti benar perasaanku. Mbak Emi tak mau menyakiti hatiku, karena dia masih terkenang dengan mantan pacarnya dulu.

Mbak Emi masih dalam pelukanku, tangisannya semakin deras.

“Sudahlah Mbak Mbak Emi … jangan menangis .. aku akan selalu berada di sampingmu Mbak “. Aku sekarang sudah terlatih untuk tidak mengobral nafsuku di hadapan Mbak Emi, hanya kepada Tamara Bleszinsky dan Alice Norin aku masih sangat liar bahkan nakalnya menjadi jadi , tapi dengan Mbak Emi aku tak bisa, karena aku mencintai setulus hatiku. Mbak Emi lebih cerdas dan lebih dewasa dibanding Tamara Bleszinsky, tipe dugem yang tak bisa dihentikan, gaya hidup ini membuatku sangat tersiksa. Bahkan Tamara Bleszinsky suka mabuk, itu yang sangat tak kusuka. Aku sangat benci bau minuman alkohol ketika pulang dari acara dengan teman temannya. Tamara Bleszinky jika mengundang ke rumahnya mau tak mau harus tidak minum beralkohol.

Mbak Emi masih dalam pelukanku, tanganku yang satu masih memainkan laptopku. Mbak Emi sampai tertidur dalam pelukan, dan aku hanya diam saja dan sibuk dengan beberapa naskah itu. Ku bopong tubuh seksi Mbak Emi lalu kutidurkan di kamarku. Kucium keningnya. Mbak Emi menggeliat dan memandangku sayu.

“Terima kasih Han .. membawaku ke sini .. aku capek dan ngantuk “

“Istirahatlah Mbak ….. jaga fisikmu .. kalo sangat lelah .. “

Kuberikan ciuman bibir dengan penuh rasa cinta, Mbak Emi membalas ciuman bibirku lalu memejamkan matanya.

Aku bekerja malam itu sampai jam 02 pagi, aku masuk ke kamarku, ku lihat Mbak Emi masih terlelap tidur, aku lalu menarik selimutnya dan ikut tidur di situ. Mbak Emi terbangun ketika aku memeluknya tubuhnya lalu selimut ditutupkan pada tubuh kami. Mbak Emi balas memeluku. Kami tidur sampai pagi tanpa melakukan aktifitas seks. Kami sudah berjanji agar jangan mengumbar seks, kadang kami lepas kontrol dan menyadari. Sikap Mbak Emi semakin keibuan di hadapanku, Mbak Emi sering menasehatiku, sering memberikan masukan tentang pekerjaanku. Ketika aku bilang bahwa aku miskin Mbak Emi hanya tersenyum.

“Nggak usah mikir tentang semua itu,sayang .. apapun keinginanmu akan kupenuhi kok “ katanya ketika waktu siang itu setelah kami saling berdiskusi.

“Aku perlu ketemu dengan anak anakmu Mbak .. “

“Iya … bapaknya juga minta ketemu denganmu tapi aku menolaknya .. “

“Mang sudah tahu tentang aku .. “

“Ya sudah .. dia mendengar hubungan kita beberapa hari yang lalu, karena menemukan fotomu di laptopku .. aku sembrono .. “

“Marah dia ?”

“Marah sih marah .. tapi mau bilang apa ? dia khan yang ngajak cerai duluan .. “

Mbak Emi menutup bibirku dengan telunjuk tangannya.

“Mbak rela ikut kamu kok, kau ajak kemana Mbak Mbak Emi akan ikut .. “

“Terima kasih sayangku, cintaku .. “

Mbak Emi meninggalkan aku sendiri di ruang tengah, aku membuka laptopku untuk mengakses internet, Mbak Emi memanggilku dari dalam kamarku

Ternyata Mbak Emi sudah melepaskan semua pakaiannya, tidak ada selembar benangpun yang menempel. Mbak Emi langsung menghampiriku lalu dengan buasnya Mbak Emi menyerbuku dengan ciuman-ciuman yang sangat liar yang aku balas tak kalah buasnya sambil memainkan lidahku didalam mulutnya. Kusedot-sedot lidahnya dan kusapu-sapu langit-langit mulutnya, kami saling sedot dan saling mempermainkan lidah masing-masing didalam mulut lawan main kami

"mm.. Han.. aku sudah merindukan saat-saat seperti ini, disaat kamu benar benar mencintaiku" kata Mbak Emi sambil menatap mataku dan mengulum bibirku lagi.
Tanganku tak tinggal diam, kumulai dengan meraba-raba punggung dan pantat Mbak Emi, dan mulai kuremas pantatnya yang diiringi desahan yang keluar dari mulutnya setiap kali aku meremas pantatnya. Dan tanganku yang satu lagi membelai kening dan pipi serta telinga dan lehernya yang membuat Mbak Emi semakin bergairah. Lalu ciumanku turun menciumi daerah leher dengan kecupan-kecupan kecil yang kuselingi dengan ciuman dan gigitan-gigitan lembut yang semakin membakar birahi Mbak Emi. Belaian dan remasanku yang tidak pernah berhenti dan kali ini sudah pindah ke dadanya. Kumainkan jariku di sekitar gundukan payudara yang putih itu membuat gerakan melingkar yang mengarah keputing payudara Mbak Emi yang sudah tegang

"Ahh.. sayang, pintar sekali cara kamu membelai dan mencium membuat aku semakin bergairah, aku suka akan caramu ini…" kata Mbak Emi sambil mendongakkan kepalanya menyerahkan lehernya untuk kulumat lebih dahsyat lagi. Lalu kugandeng Mbak Emi menuju tempat tidur sambil tetap berciuman. Kududukkan dia ditepi tempat tidur dan ciumanku turun ke leher serta tanganku membelai-belai pahanya sambil perlahan-lahan kubuka, lalu ciumanku turun lagi kedaerah dada dan disitu lidahku menari-nari disekitar kedua payudaranya tanpa menyetuh putingnya, dan ciumanku terus turun keperut dan sekali lagi lidahku bermain-main diperut dan pusarnya, ciumanku terus turun sampai kevaginanya, dan disitu kukecup dan kuciumi bibir vagina yang sudah merah merekah dan basah, kudengar dari tadi Mbak Emi mendesah-desah dan begitu aku sampai divaginanya, tangan Mbak Emi langsung menekan kepalaku agar lebih masuk kedalam vaginanya tapi dengan lebut kulepas tangannya dari kepalaku, lalu aku bangun dan mulai melepas pakaianku satu persatu dengan gerakan yang erotis, seperti penari striptis agar gairahnya tidak padam.

Kulihat mata Mbak Emi sudah sayu sekali menahan gejolak yang ada didalam tubuhnya. Sambil melihatku melepaskan baju tangan Mbak Emi menggerayangi tubuhnya dan memainkan tangannya divaginanya sendiri sambil mendesah-desah. Ketika tinggal celana dalamku saja yang menempel dibadanku, sengaja aku berputar-putar dibangku yang ada di dalam kamar, lalu aku naik keatas bangku dan mulai membuka celana dalamku perlahan-lahan. Dan ketika celana dalamku lepas kulempar kearah Mbak Emi yang langsung ditangkap dan diciumi olehnya, lalu celana dalamku dibuangnya dan dia langsung bangkit menghampiriku
"Akh.. kamu memang pintar membuat orang penasaran dan bergairah" kata Mbak Emi sambil memegang dan mengocok penisku.

Aku tetap diatas bangku dan tetap menari-nari erotis menggoda Mbak Emi. Mbak Emi mulai menciumi penisku dengan kecupan-kecupan kecil diseluruh batang dan kepala penisku, lalu dimasukkannya kepala penisku kedalam mulutnya dan disedot kuat-kuat olehnya sampai ngilu kurasakan. Lalu kulepaskan penisku dari mulutnya dan aku turun dari atas bangku dan gantian menyuruhnya duduk dibangku itu, kakinya kunaikan kepegangan tangan bangku sehingga vaginanya kini terpampang jelas didepanku, dan aku mulai dengan ciuman dibibir dan langsung turun keleher lalu kedua payudaranya kucium dan kumainkan lidahku lagi disekitar payudaranya hanya saja kali ini lidahku terus menuju putingnya, dan kumainkan puting Mbak Emi yang sudah mengeras dengan lidahku, lalu kusedot-sedot dan kujilat-jilat putingnya serta tak ketinggalan salah satu tanganku bermain divaginanya yang sudah basah oleh lendirnya
"Akh.. enak sekali sayang, ohh.. kamu pintar sekali mempermainkan lidah dan tanganmu" kata Mbak Emi sambil mendesah keenakan.

Kusedot puting Mbak Emi dengan lembut disertai dengan gigitan-gigitan yang membangkitkan gairah Mbak Emi, dan ibu jariku mulai memainkan klitoris sedangkan jari telunjuk dan jari tengah kumasukan secara perlahan kedalam liang vagina Mbak Emi dan kukocok dengan gentle karena aku tahu dia sudah lama tidak berhubungan dengan pria
"Ahh.. Han.. kamu.. kamu.. benar-benar.. ahh.. pintar.. aku.. aku.. sudah tidak kuat lagi.. akhh" kata Mbak Emi sambil menengadahkan kepalanya yang disusul dengan remasan tangan Mbak Emi dikepalaku dan menekan kepalaku agar lebih menempel pada payudaranya, lalu tubuhnya bergetar dan dia setengah berteriak mendapatkan orgasmenya.

Mengetahui Mbak Emi yang sedang mengalami orgasme, kusedot dan kugigit-gigit lembut putingnya, dan jari-jariku tetap mengocok dan mempermainkan klitorisnya dengan gentle yang menyebabkan orgasme Mbak Emi tidak kunjung padam sampai beberapa saat. Setelah beberapa menit tubuh Mbak Emi mulai tenang kembali, ku lepaskan jari dan pagutanku dipayudaranya, dan kudiamkan Mbak Emi untuk merasakan sisa-sisa orgasmenya
"Oh.. enak sekali rasanya, " kata Mbak Emi sambil matanya menerawang menatap langit-langit kamar hotel.
Dan kulihat setitik air mata keluar di sudut mata Mbak Emi.

Kuhampiri Mbak Emi dan Kukecup keningnya dan cium sudut mata yang menitikan air mata itu, lalu kugendong Mbak Emi ketempat tidur. Kutidurkan Mbak Emi dan kudengar isak tangis Mbak Emi yang dia tahan
"Kenapa Mbak Mbak Emi? jangan sedih dong Mbak Mbak Emi, kalo Mbak Mbak Emi sedih saya jadi ikut sedih" kataku
"Bukan, saya bukannya sedih tapi saya merasa sangat gembira karena bisa bertemu dengan kamu dan bisa merasakan kembali orgasme yang selalu sangat indah " jawab Mbak Emi sambil tersenyum menatapku. Kubalas tatapan matanya dan kukecup lembut bibirnya lalu Mbak Emi melingkarkan tanganya kepundakku, menarik kepalaku dan kamipun mulai berciuman lagi dengan mesra tidak liar seperti tadi.

Ciuman dan kuluman kami lama lama berubah menjadi napsu yang mulai membakar kami berdua, tanganku mulai meraba dan meremas kedua payudara Mbak Emi, ciumanku turun dan mencumbu lehernya
"Ah.. Han, kamu memang pintar sayang" kata Mbak Emi sambil jari-jarinya meremas-remas rambut kepalaku dan meraba-raba punggungku.
Cumbuanku turun menuju kedua payudaranya dan kucumbui dengan mesar kedua payudaranya, kukulum dan kusedot serta kujilat kedua puting itu bergantian sambil tanganku tak henti-hentinya meremas dan memainkan puting dan payudara Mbak Emi bergantian dan saling mengisi.

Setelah agak lama aku bermain di payudaranya kulihat kedua paha Mbak Emi saling behimpitan dan digesek-gesekannya sendiri, melihat itu tanganku turun menuju paha Mbak Emi yang langsung dibukanya yang menandakan dia ingin agar vaginanya jugadijamah. Kubelai lembut bibir vagina Mbak Emi yang disusul dengan erangan Mbak Emi yang dari tadi hanya mendesah-desah saja
"Akhh.. jangan hanya dibelai dang sayang, aku ingin yang lebih, biar aku bisa merasakan seperti tadi" kata Mbak Emi merajuk.
Mendengar perkatan Mbak Emi, cumbuanku perlahan turun menghampiri vagina Mbak Emi sambil lidahku terus menari-nari ditubuhnya seperti mandi kucing, kujilati semua permukaan tubuhnya
"Akhh Han, lidah kamu.. akh.. geli Han.. akh.. enak" ceracau Mbak Emi tak karuan.

Sampai akhirnya lidahku di vagina Mbak Emi yan sudah basah, dan karena memang aku paling menyukai permainan oral yang menurutku bisa memberikan sensasi yang luar biasa bagi yang mengoral dan yang dioral. Langsung kucumbu bibir vaginanya seperti orang sedang ciuman, dan kumainkan lidahku dengan menusuk-nusukkan lidahku kedalam lubang kenikmatan Mbak Emi yang semakin membuat Mbak Emi kelojotan
"Ohh.. Han akh.. nikmat sekali rasanya.. uhh.. lidah kamu benar-benar hebat" kata Mbak Emi sambil meremas-remas rambutku dan menekan-nekan kepalaku agar lidahku lebih masuk kedalam.
Tanganku tak tinggal diam, yang satu meremas dan meraba kedua payudara Mbak Emi bergantian dan yang satu lagi bergantian dengan lidahku, jika lidahku sedang bermain dengan klitorisnya jari-jarikun menggantikan lidahku untuk menusuk-nusuk liang vagina Mbak Emi dan jika lidahku sedang bermain dengan vaginanya jari-jariku bermain dengan klitoris Mbak Emi terus bergantian sampai vagina Mbak Emi yang sudah basah bertambah basah, dan dengan napsu aku sedot dan jilat semua cairan yang keluar dari vaginanya sampai bersih dan kukocok-kocok lagi dengan lidah dan jariku sampai basah lagi dan kusedot dan kujilat lagi terus sampai akhirnya kudengar jeritan dari Mbak Emi
"Akhh Ha, Mbak Mbak Emi sudah nggak kuat lagi, Mbak Mbak Emi mau dapet lagi Han.. okhh" jerit Mbak Emi dan bersamaan dengan itu tubuhnya bergetar lagi bahkan lebih keras dari yang tadi, tangan yang tadinya meremas-remas rambutku berubah menjadi jambakan dan dorongan supaya kepalaku lebih menekan kevaginanya.

Wajahku disapu-sapukan keseluruh permukaan vaginanya secara acak karena dia sendiri tidak dapat menahan ledakan orgasme yang sedang dirasakannya. Beberapa menit kemudian Mbak Emi mulai tenang walaupun napasnya masih berburu tapi dia sudah lebih tenang dan memejamkan matanya, kulepaskan cumbuanku dari vagina Mbak Emi sambil sebelumnya kukecup lembut vagina yang sekarang makin memerah karena tadi dengan wajahku digosok-gosok oleh Mbak Emi. Sebelum Mbak Emi tersadar dari buaian orgasme kuatur posisiku dan mulai kutusukkan penisku dengan lembut kedalam vagina Mbak Emi, dan ketika kepala penisku masuk kedalam lubang vaginanya Mbak Emi melenguh dan menengadahkan kepalanya keatas sambil tubuhnya terakat dan kulihat dia menggigit bibir bawahnya sendiri
"Sakit Mbak Mbak Emi? kalo sakit aku cabut" kataku lembut disamping telinganya sambil agak sedikit mencabut penisku yang langsung ditahan oleh tangan Mbak Emi yang memegang belakang pantatku
"Jangan Han. Biarkan begitu dulu, Mbak Mbak Emi suka banget" kata Mbak Emi sambil menatap mataku lembut, dan kubalas tatapannya dengan mesra dan senyuman sambil mengecup bibir Mbak Emi.

Sedikit-sedikit kutekan panisku dengan lembut masuk kedalam vagina Mbak Emi sambil kukocok pelan agar vagina Mbak Emi mengeluarkan cairan agar lebih basah. Setiap kali kudorong penisku masuk kedalam vaginanya Mbak Emi melenguh dan semakin erat memelukku, seakan dia ingin merasakan gesekan yang terjadi di dalam tubuhnya, akhirnya penisku masuk semua kedalam vagina Mbak Emi, kudiamkan sejenak agar Mbak Emi bisa lebih santai dan dapat lebih menikmati permainan yang akan dimulai. Perlahan aku mulai mengocok penisku yang diiringi oleh desahan dan lenguhan Mbak Emi yang mulai menikmati permainan kita dan mulai bisa mengikuti irma kocokanku dengan mulai menggoyang pinggulnya
"Oh sayang, kamu pintar sekali bisa memberikan kenikmatanpadaku. Oh sayang, rasanya Mbak Mbak Emi mau orgasme lagi.. oh sayang nikmat sekali" kata Mbak Emi sambil menatapku dengan mesra dan manja, lalu tubuhnya mulai begetar dan pelukkannya bertambah erat.

Kucium bibir Mbak Emi yang langsung dibalas dengan ciuman liar dan diselingi teriak-teriakan kecil, seketika itu juga kupercepat kocokan penisku didalam vagina Mbak Emi serta kucumbu lehernya dan kedua payudaranya bergantian yang membuat tubuh Mbak Emi makin begetar, rambutku dijabakinya lagi dan wajahku digosok-gosok kepayudaranya sambil mulutnya tak henti-hentinya menjerit-jerit. Mungkin Mbak Emi sudah lama tidak merasakan cumbuan seorang pria dan sudah sekian lama pula memendam persaan napsu yang ada dalam dirinya sehingga dia cepat sekali nemdapatkan orgasmenya. Beberapa menit tubuh Mbak Emi bergetar dan menggelepar-gelepar kepalanya digoyangkan kekiri dan kekanan hingga akhirnya dia bisa tenang kembali dan kocokan penisku juga menjadi pelan agar dia bisa menarik nafas
"mm.. terima kasih sayang, enak sekali tadi, rasanya aku terbang keawang-awang dan kamu sebagai pilotnya" kata Mbak Emisambil tersenyum padaku, kulihat keringat membasahi kening dan wajahnya, kuambil tissu yang ada dipinggir tempat tidur dan kuusap keringat yang ada diwajah dan keningnya sabil terus mengocok penisku dengan lembut
"Masih mau lagi sayang?" tanyaku. Dan dia hanya mengangguk setuju
"Dari belakang ya?" kataku lagi sambil membuang tissu bekas keringat tadi.

Dan kuatur posisiku dan posisi kaki Mbak Emi agar dia bisa berputar tanpa haru melepaskan penisku dari lubang vaginanya, yang rupanya memberikan sensasi sendiri bagi Mbak Emi pada saat dia berputar karena dia bisa merasakan penisku didalam vaginanya
"Akh.. rasanya geli sekali tadi seperti ada yang menggelitik dinding vaginaku" kata Mbak Emi manja sambil tersenyum.
Setelah posisi doggy sudah pas, aku mulai mengocok penisku lagi sambil kurengkuh kedua payudara yang menggantung di dadanya dengan salah satu tanganku, kuremas dan kumainkan putingnya. Tanganku yang satulagi sambil memeganggi pinggul Mbak Emi jari-jariku masuk kedekat bibir vagina dan mencari klitoris Mbak Emi, lalu ku mainkan klitorisnya dari belakang
"Akhh.. Han, kamu benar-benar gila dan nakal, okhh.. stop sayang jangan begini, ahh.. kalo aku ga kuat oh.. stop sayang stop" pinta Mbak Emi padaku dan tidak aku perdulikan lagi karena akupun sedang berpacu dengan napsuku yang aku rasakan akan segera meledak
"Okhh.. Mbak Mbak Emi aku mau keluar Mbak Mbak Emi ahh.. enak sekali" kataku pada Mbak Emi
"Akhh.. Mbak Mbak Emi juga sayang akh.. kita sama sama ya" balas Mbak Emi.
Lalu kucabut penisku dan kubalikkan tubuh Mbak Emi lalu kuangkat kakinya dan kutaruh dipundakku lalu kudorong penisku agak keras masuk kedalam vaginanya lagi
"Akh.. permainanmu benar-benar hebat sayang" kata Mbak Emi yang sudah tidak aku hiraukan lagi.

Kukocok dan kukocok penisku dengan cepat dan keras diiringi erangan dan jeritan Mbak Emi yang tak lama kemudian tubuhnya bergetar dan menggelepar-gelepar ketika mendapatkan orgasmenya lagi untuk kesekian kalinya sambil tangannya meremas tanganku yang sedang meremas-remas kedua payudaranya, yang tak lama kemudian aku susul dengan semprotan sperma dari penisku kedalam vagina Mbak Emi sehingga tubuh kami sama-sama bergetar dan menggelepar-gelepar dan sama-sama mengerang dan menjerit
"Akhh.. Mbak Mbak Emi aku keluar Mbak Mbak Emi akhh.. enak sekali" kataku
"Akhh.. iya sayang Mbak Mbak Emi juga akhh.. nikmat sekali oh enak sekali rasanya" balas Mbak Emi.
Lalu kuciumi bibir Mbak Emi dengan buas sambil mengocok penisku untuk merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami rengkuh. Kurebahkan tubuhku kesamping Mbak Emi, kami berdua saling memejamkan mata mengingat-ingat kenikmatan yang baru saja kami dapatkan sambil mengatur nafas kami. Beberapa saat keheningan menyelimuti kamar kami, dan ketika nafasku sudah teratur aku membuka mata dan kulihat Mbak Emi masih memejamkan mata sambil mengatur nafasnya yang masih memburu. Kuhampiri dia dan kukecup kening, pipi dan bibirnya lalu dia membuka matanya
"Mbak Mbak Emi hebat sekali bisa kuat sampai berkali-kali" kataku pada Mbak Emi
"Ah.. kamu juga hebat bisa membuat Mbak Mbak Emi mengalami orgasme sampai berkali-kali, kau memang pacarku yang tulen" jawab Mbak Emi dan kamipun berdua saling tersenyum dan tertawa, dan kupeluk dia dari samping dan sekali lagi kukecup pipinya dan kami memejamkan mata kami lagi beristirahat.

Setelah beristirahat kami masuk kekamar mandi berdua untuk mandi dan saling membersihkan, dan ketika membersihkan penisku tangan Mbak Emi mengocok-ngocok penisku sehingga penisku berdiri tegak lagi, lalu dibersihkannya busa sabun yang ada dipenisku dengan air shower dan dikecupnya kepala penisku
"mm.. tapi Mbak Mbak Emi ingin merasakan penismu Han" kata Mbak Emi dan mendorongku agar duduk di pinggiran bathtub, lalu dia mulai mengulum dan menjilati seluruh permukaan penisku dari kepala sampai pangkalnya dan kantung kedua bijiku juga diciuminya
"Akhh Mbak Mbak Emi enak Mbak Mbak Emi.. enak sekali" erangku merasakan kenikmatan mulut Mbak Emi sewaktu dia mengulum dan mengocok penisku didalam mulutnya.
Dan kubelai-belai rambut Mbak Emi kusibakkan kebelakang agar aku bisa melihat ekspresi wajah Mbak Emi ketika mengulum dan menjilati penisku. Kulihat bibir dan lidahnya bermain-main dengan hebat dan pintar sekali. Tanganku jadi tidak bisa diam dan kuraih pantat Mbak Emi dan mulai kucari klitorisnya, kumainkan jariku didalam lubang vagina Mbak Emi yang sudah basah dan ibu jariku memainkan klitorisnya.

Beberapa saat kemudian kurasakan aku akan menyemprotkan spermaku lagi, dan kupercepat kocokan tanganku di vagina dan klitors Mbak Emi karena aku tidak mau jika aku sampai kluar dulu, dan benar saja tak lama kemudian Mbak Emi mulai bergetar dan melepaskan kulumannya dipenisku dan mengerang sambil menjerit
"Akhh .. aku dapet lagi okhh.. kamu memang pintar Han akhh" kata Mbak Emi sambil tubuhnya menggelepar-gelepar mendapatkan orgasmenya dan terus kukocok jariku divagina dan klitorisnya.
Setelah dia bisa mengendalikan diri Mbak Emi langsung meraih penisku dan mengulum serta mengocok-ngocok penisku sehingga sensasi yang kudapat lebih hebat
"Akhh Mbak Mbak Emi aku keluar Mbak Mbak Emi aku keluar akhh" kataku dan Mbak Emi makin mempercepat kulumannya pada penisku tak lama akupun menyemprotkan spermaku didalam mulut Mbak Emi.

Ketika aku akan orgasme jariku ikut mengocok lagi vagina dan klitoris Mbak Emi dengan cepat dan ternyata membuahkan hasil, tubuh Mbak Emi bergetar lagi mendapatkan orgasmenyahanya saja kali ini tidak dengan jeritan dan erangan karena mulutnya langsung menyedot penisku sehingga semua sperma yang muntah dalam mulutnya langsung masuk kedalam kerongkongan Mbak Emi dan semuanya ditelan tanpa sisa oleh Mbak Emi, disedot dan dijilatin semua batang penisku sampai bersih tak ada bekas sperma sedikitpun
"Oh.. Mbak Mbak Emi enak sekali oralan Mbak Mbak Emi" kataku sambil tersenyum dan menarik jariku yang basah oleh cairan vagina Mbak Emi dan kujilati cairan yang ada di jariku
"mm.. abis punya kamu enak sih rasanya, bentuknya juga bagus, besar pula" kata Mbak Emi sambil terus mengecup dan menjilati kepala penisku sehingga aku merasakan geli-geli disekitar penisku dan kamipun berdua tersenyum karena satu sama lain saling memuji.

Kami kemudian mandi dan berpakaian lalu Mbak Emi membuatkan aku minuman hangat

"Han .. makasih ya tadi .. enak banget ... kau pertama melakukan itu setelah resmi jadi pacarku "

“Ya Mbak Mbak Emi .. “

Aku hanya beristirahat bersandar pada sandaran sofa, Mbak Emi duduk di depanku dan menggunakan laptopku, di layar aku lupa menutup internet bankingku, Mbak Emi sampai terkejut kalo uangku nyaris habis.

“Uangmu habis ya,sayang ?”

“Iya … aku sebenarnya mau pinjam teman .. “

“Nggak usah .. pake punyaku saja .. “

“Enak saja cewek ngasih duit ke cowok .. “

“Kekasih yang baik selalu menolong kekasihnya dalam suka dan duka sayang .. aku tahu kau memang miskin .. aku tahu uangmu kau habiskan untuk mentraktirku ke mana mana… belum lagi kau juga membeli beberapa perabotan kemaren … “

Mbak Emi onlMbak Emi dan membuka rekening banknya dan menstransfer sejumlah uang ke rekeningku tanpa bisa aku cegah.

“Mbak .. “

“Ya sayang .. “

“I love you … “ rayuku

“Iya sama sama .. aku cinta kamu .. aku mencintaimu sepenuh hatiku Han .. “

“kapan kita menikah sayang ?” tanyaku

“4 bulan lagi ya .. “ ujarnya sambil bersender di dadaku, Mbak Emi hanya menggunakan pakaian lingurie yang minim, mulus sekali pahanya dan ku elus elus. Aku berjanji malam itu akan memberikan kepuasan lagi. Mbak Emi hanya tersenyum dan meremas penisku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar