Rabu, 17 Agustus 2011

Juleha 2

Elusan pelan pelan tangan Burhan itu membuatku semakin bergairah, aku merasa mendapatkan sentuhan cinta dari lelaki itu, pada awalnya aku benci sekali dengan pemuda ini, lancang mengawini aku di kantor, kini lelaki yang awalnya tidak kusuka membuatku berubah pandangan, walau aku sendiri merasakan kagum akan kontolnya itu. Ngacengnya itu lho, duduk di sampingku saja mataku melihat ke selakangannya yang sudah ngaceng, kontolnya tercetak jelas ketika aku menyingkapkan bajunya itu, belum lagi lelaki ini benar benar membuatku semakin nyaman, membisikan kata kata manis, kata kata yang menenangkan aku, kadang menggodaku dengan gemas, tangan Burhan mengelus elus lenganku, kemudian naik mengelus pipiku dan menjawilnya. Kupegang jari jari tangannya dan kuremas, lalu kupandang wajahnya yang ganteng itu. Uuh .. aku merasa jatuh cinta padanya, andai tadi siang aku menikmati persetubuhan kami, aku pasti menikmati setiap genjotannya, uuh .. aku menyesali sikapku tadi pagi ketika aku dikawini, aku menolak nolak, bahkan sebelum Burhan datang ke rumahku, aku masih menolak, namun ketika sikap Burhan yang lembut dan membuatku tenang aku berubah pikiran dan bersikap, bahkan aku malah semakin manja, aku pun langsung beranjak duduk, lalu duduk dipangkuannya. Kontolnya terasa sekali dalam belahan pantatku, keras dan kenyal.

“Duuh .. kontolmu ngaceng ya sayaaang .. “ godaku dengan nakal menggoyang pelan pantatku di selakangan Burhan itu.

“Iya deh .. Tante Juleha nakaal deeh … “ ucap Burhan sambil merangkulkan tangannya melingkar lewat pundakku, lengannya menempel di buah dadaku yang besar itu. Aku pun dicium pipiku, serasa ada aliran aneh akibat ciuman Burhan itu, aku menjadi semakin tenggelam, aku semakin terbawa arus, tangan Burhan tidak nakal, tidak agresif walaupun aku memakai pakaian bagian atas terbuka sehingga buah dadaku yang besar itu menjadi tontonan matanya yang nakal.

“Kamu suka susu Tante Juleha yang besar ini ya, sayaang “ rayuku dengan bertanya mencoba berbagai akal memancing gairah lawan seksku ini. Aku harus bisa membuatnya ke kamar. Namun lelaki ini hanya tersenyum padaku, kemudian menciumi kepalaku yang berambut panjang

“Tumben Tante Juleha ngebet minta kawin, tadi pagi nolak nolak .. sekarang nagih nagih “ ledek Burhan membuatku bersemu merah, aku malu luar biasa digoda seperti itu

“Habis .. tadi di kantor Tante Juleha takut .. ndak tenang .. jadi ndak konsentrasi menikmati kontol besarmu itu “ ucapku sambil menggoyangkan pantatku, kurasakan kontolnya yang terjepit di belahan pantatku itu, apalagi hanya menggunakan rok tipis pendek.

“Ke kamar yuk .. “ ajakku dengan penuh nafsu

“Ogaaah aaah “ jawab Burhan sambil memandang ke layar netbook di mana aku mengerang erang disodoki dengan cara menungging di meja, kulihat aku merem melek keenakan merasakan genjotan kontolnya itu.

“Tuh lihat .. Tante menikmati sodokan kontolku .. “ ucapnya yang membuatku semakin bersemu merah

“Apa ya .. yang bisa membuat Tante Juleha mengajakmu ke kamar .. “ tanyaku dengan pelan namun setengah ragu

“Gimana kalo Tante Juleha menari bugil ?” tanya Burhan dengan tersenyum, aku menjadi terkejut

“Haaaaaaaaaaaaah ? ndak mau aaah . pikiranmu jorok aaaaaaah “ tolakku

“Halaaah .. Tante Juleha sering bilang kontol sembarangan .. “ jawab Burhan membuatku sampai bersemu merah lagi saking malunya.

“Aduuh .. kamu aaah .. nakal donk .. jangan begitu .. itu khan cuma nervouse saja “ dalihku dengan masih bersemu merah karena ketahuan bahwa aku memang jorok suka bilang kontol padanya, padahal sepanjang aku selingkuh aku jarang bilang kata “kontol”.

“Ndak mau aah, menari bugil .. malu .. “ kataku dengan nada yang kulemahkan, aku sebenarnya tidak mau, namun aku sendiri malah terbawa nafsuku, sehingga aku tak sadara berucap

“Oke deeh “ jawabku ceplas ceplos

“Eh .. nggak maaaaaau aaaaaaaaah “ sambungku lagi

“Istri kok plin plan begitu .. “ desak Burhan, aku pun menjadi diam.

“Baiklaah .. Tante Juleha akan menari bugil untukmuu .. sayaaang .. sekali saja ya sayaaang “ ucapku dengan nada yang berat bagiku, baru kali ini aku mau menari bugil. Aku pun berpindah tempat duduk, tanganku hendak memegang kontol Burhan, namun dengan cepat tangan Burhan mencekal tanganku

“Menari bugil dulu… baru boleh mainin kontolku “ sahut Burha membuatku semakin ngeres otakku soal kontol itu.

“Sebentar saja deeh .. megang megang kontolmu .. boleh khan ? “ rayuku dengan menjilati bibirku.

Burhan menjadi tergelak, melepas tanganku dan aku pun langsung memegang kontolnya itu, uuuh .. besar dan keras ngacengnya

“Ck ck ck ck ck .. Tante Juleha suka sama kontolmu sayaang “ pujiku sambil memegang megang dan meremas kontolnya pelan pelan, menikmati kerasnya kontol yang bakal menghajar memekku sampai memerah lagi malam ini. Tanganku pun ditahan oleh Burhan

“Segera menari bugil Tante .. kutunggu Tante Julehaku, sayaaang “ ucap Burhan dengan menatap pada selakanganku yang basah itu, aku sudah tidak tahan, kontolnya yang besar itu membuatku selalu lupa daratan, kini yang ada dalam pikiranku cuma satu kata : KONTOL.

Aku kemudian berdiri di sampingnya, aku kemudian mundur ke belakang, perlahan kubuka bajuku yang bagian atas terbuka, segera kubuang pakaianku itu, sehingga aku kini hanya memakai bra bagian atas.

“Pelan pelan Tante .. jangan tergesa gesaa .. buat aku terangsang .. buat aku mau ke kamar menyetubuhi Tante Juleha .. “ ujar Burhan sambil mengelus elus kontolnya sendiri. Ya ampun, kenapa aku tidak menjadi tangannya saja, sehingga aku bisa mengelus elus kontol itu sesukaku.

Aku menjadi terkesiap, aku memang tergesa gesa, aku kemudian tersenyum, ke belakang punggung melepas kaitan tali braku,perlahan kuturunkan tali braku ke ke lenganku, Burhan memandang ke susuku yang besar itu, perlahan aku sambil memandang pada selakangan Burhan itu, perlahan lahan Burhan memancing gairahku, tangannya membuka kaitan celananya, memegang kontolnya di dalam celananya

“Duuh … aku tidak tahan ingin megang kontolnya lagi “ keluhku dalam hati, namun aku kemudian kembali ingat, aku harus menggodanya, Aku kemudian menurunkan tali braku bagian kiriku, sehingga kini jika aku melepaskan tanganku maka buah dadaku agar tersembul di hadapannya.

“Sayaangku .. kontolku, sayaaang “ ucapku dengan menjilati bibirku sendiri sambil menggosok gosok memekku perlahan lahan, aku kemudian mengangkat tanganku perlahan, sehingga buah dadanya yang besar itu puntingnya mengintip ke arah Burhan, aku tersenyum sambil menyibakan rambutku.

Hot Juleha Dee 2Burhan semakin nakal, kali ini menurunkan celananya, bahkan beserta celana dalamnya membuatku sampai tidak tahan ingin segera mengemut kontolnya itu.

Benar juga dugaanku, kontol Burhan ngaceng besar sambil dipegangnya sendiri, aku sampai menggigit bibirku tidak tahan menatap ke kontolnya dengan melotot, aku maju dua langkah

“Eit .. Tante Juleha belum saatnya mengemut kontolku “ sergah Burhan dengan nada menggodaku, aku menjadi tak tahan, kontolnya yang besar itu membuatku semakin tak karuan, aku diam terpaku memandang kontolnya yang dikocoknya dengan pelan pelan.

“Ya aaampuuun .. Tante Juleha tidak tahaan sayaaang, kontolmu itu lhoo aaaaah .. waduuh .. ndak tahaaan .. pengin ngemut lagi “ ucapku dengan penuh iba. Aku benar benar tidak tahan, sebagai seorang wanita yang doyan seks, kontol merupakan makanan yang paling nikmat bagiku, apalagi aku penyuka kontol besar, bisa dikatakan aku maniak kontol.

“Ayolaah Tante .. menari bugil untukku, sayaaang .. Senior Managerku harus bisa menari bugil untukku “ sahut Burhan dengan memegang kontolnya yang ngaceng itu, akupun membuka tanganku dan buah dadaku memberojol di hadapan mata Burhan, aku hanya tersenyum sambil menggosok gosok memekku sendiri yang masih menggunakan rok tipis, bahkan sampai terlihat bagian selakanganku membasah, Burhan tersenyum geli melihatku yang tidak berkedip memandang ke kontol besarnya itu.

Aku kemudian menarik rok pendekku itu, kulepas dengan pelan pelan, sehingga rokku mulai turun perlahan, perlahan aku turunkan sampai membungkuk sehingga buah dadaku yang besar itu menggelantung membuat Burhan menjilati bibirnya sendiri

“Harus kubuat dia mau ke kamar .. harus .. aku sudah tidak tahan hanya menonton kontolnya saja “ batinku dengan menurunkan rokku sampai mata kakiku, kemudian aku memutar ke samping, kuangkat badanku, kupegang bukit kembarku, puntingnya aku naikan dan kemudian kujilati dengan lidahku. Aku memaling ke samping, Burhan menjadi tidak tenang

“Rasakan kau, sayaang .. kau mengejek istrimu teruuus .. awas yaa “ batinku dengan tersenyum karena Burhan semakin kencang memegang kontolnya itu.

Aku kemudian perlahan melepaskan braku ke depan sambil tersenyum padanya, kusibakan rambutku lagi ke belakang, braku pun maju ke depan dan berada di tanganku, kulemparkan kepadanya. Burha menangkap braku dan tangannya melepas kontolku, bra kupun kemudian diusapkan ke kontolnya, sehingga aku melonjak nafsuku, bagian cup braku itu ditangkupkan ke kepala kontolnya kemudian ditekan tekan, aku menjadi horny tak karuan, nafsuku menggelegak melihat braku diusap usapkan ke kontolnya itu.

“Kamu boleh bawa bra Tante Juleha sayaang … celana dalamnya juga “

“Ndak mau .. buat apa bawa bra dan celdam punya istri “ ujar Burhan dengan tanpa ekspresi, ya memang kejadiannya beda dengan tadi pagi, di rumah aku banyak bra dan celdam, tapi di kantor ?

Aku kemudian berbalik ke hadapan dia lagi, kuturunkan celana dalamku sambil aku bergoyang nakal, aku kemudian memutar dan menggoyang pantatku ke kanan dan ke kiri, aku memalingkan mukaku belakang dan terucap kata kata nakal

“Wuih … bokong Tante Juleha mantap .. kuremes nanti “ ucap Burhan dengan hendak berdiri tidak tahan aku bergoyang nakal padanya

“Eit .. duduk dulu sayaaang “ ucapku dengan bergerak memutar, kugoyangkan dadaku, sehingga buah dadaku yang besar ikut bergoyang. Aku menggoyang dadaku meliuk liuk sampai ke pantatku sambil memutar, Burhan menatapku tak berkedip, tatapan Burhan menuju satu tempat pada selakanganku

“Ooh .. dia ingin melihat jembut dan memekku nih “ batinku dengan perlahan menurunkan celana dalamku, aku kemudian membelakanginya kemudian pantatku bergerak menggoyang, celanaku kuturunkan bagian pantat, kemudian aku memutar ke samping,kepala Burhan malah memaling ke samping agar bisa melihat memekku yang penuh jembut itu, aku pun memutar dan berhadapan dengannya yang terkejut aku berputar arah, tanganku berada dalam celana dalamku, kuusap memekku, kemudian aku membawa tanganku ke mulutku dan kujilati, Burhan sampai tegang melihatku nakal itu.

Aku tersenyum geli melihat polah lelaki yang tidak tahan itu, tangannya masih memegang kontolnya yang terbungkus bra itu, sambil dielus elusnya.

Aku maju mendekati, kemudian aku hendak menurunkan celanaku namun kutarik lagi, Burhan kulihat tenggorokannya naik turun, tidak tahan aku cepat cepat membuka celana dalamku, aku justru merapikan celana dalamku lagi

“Aaaaaaaaaaaah .. “ ujar Burhan dengan nada setengah kesal.

“Rasain kau sayaang .. awas kalo ngerjain istrimu lagi … awas kalo ngerjain Inong Juleha ini .. “ batinku bersorak dengan senang melihat Burhan semakin tidak tenang bahkan ingin segera menerkamku untuk digelutinya

“Tetap duuuduuk sayaaaaaaaaang “ ujarku dengan tersenyum mesum padanya.

“Lepasin donk .. nggak tahan ingin lihat memek Tante Juleha lagi “ sahut Burhan membuatku tergelak.

“Sabaar sayaaang .. “ sahutku dengan menurunkan celanaku sambil menggoyang nakal, kulebarkan pahaku agar semakin membuat lelaki itu terangsang hebat, tangannya dengan kuat memegang kontolnya.

“Rasain kau “ umpatku dalam hati. Burhan tidak tahan, kemudian melepaskan bajunya dengan cepat cepat.

“Naah dia sudah pasti mau kuajak ke kamar “ batinku dengan tenang sambil aku menurunkan celana dalamku melorot ke pahaku, tersembulah memekku yang basah itu. Perlahan kuturunkan celana dalamku selepas Burhan melepaskan pakaiannya ke atas, ketika matanya tertutup bajunya saat melepas, aku sudah memegang celana dalamku. Burhan kemudian menatapku, melihatku menari bergoyang sambil tanganku memutar mutarkan celana dalamku yang sudah basah itu, aku tersenyum nakal padanya, aku kemudian melemparkan celana dalamku itu ku pangkuannya.

Aku kemudian menuju ke depan Burhan duduk, kakiku kupancalkan ke meja, kemudian aku membuat gerakan seperti seorang lelaki menyodok nyodok ke depan, Burhan sampai tegang menatap ke memekku itu.

Juleha 2 Di hadapannya, aku kemudian mengelus elus memekku, hendak mendekat namun aku kemudian mundur ke belakang, Burhan menjadi kecewa. Aku kemudian mundur menjauh, Burhan menjadi kaget, aku sudah dekat kamarku, aku kemudian mundur lagi. Tanganku melambai lambai memanggilnya, Kubuka kamarku, Burhan terkesiap, namun aku sudah masuk ke dalam kamar, Burhan langsung melesat ke arah kamarku. Kututup pintu kamarku

“Istriku sayaang .. buka pintu donk, kontolku ndak tahan ingin mencoblos memek Tante Juleha “ sahut Burhan dengan nada memohon, aku tergelak di dalam kamarku, perlahan kubuka pintu kamarku itu, segera tanganku memegang kontolnya itu dan kutarik sehingga Burhan pun tersenyum senang

“Selamat datang di kamar Tante Juleha .. disitulah kau akan mengawini Juleha . marilah sayaang .. buat Tante Juleha semakin ketagihan kontolmu .. buat Tante Juleha merintih rintih .. “ tunjukku pada ranjang tempat tidurku yang empuk.

Burhan masuk ke dalam dan menutup pintu, kali ini Burhan dengan agresif langsung melumat bibirku dengan rakus, kutanggapi lumatan itu tak kalah rakus, tangan Burhan langsung meremas buah dadaku, Burhan melumat bibirku dengan membungkuk karena aku kalah tinggi, tanganku tetap memegang kontolnya, Kami berdua sampai ngos ngosan saling melumat itu, kutarik tangannya sehingga kami sudah dekat ranjang, kudorong badannya sehingga Burhan langsung terjatuh di ranjang.

“Duuh “ sahut Burhan, aku tidak tahan, aku langsung naik dan menduduki selakanganya, dengan kontolnya tertekan ke memekku yang basah.

“Pertama .. ijinkan Tante Juleha mengemut kontolmu ya sayaaang “ pintaku sambil mengelus elus dadanya itu, habis itu aku kemudian memegang kontolnya itu.

“Tante Juleha suka kontolmu sayaaang “ sahutku dengan tersenyum pada.

Aku memandangnya lagi, Burhan tersenyum, aku pun tersenyum, malam ini kami berdua akan bercinta, akan kuberikan seluruh kemampuanku mengimbangi kontolnya, kupandang sejenak ke arah jendela di mana angin bertiup sepoi sepoi, suara deru mobil lalu lalang, kemudian aku menatapnya lagi, aku mundurt sejengkal, kupegang kontolnya dan kukocok pelan pelan sampai membuatku senang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar