Kamis, 11 Agustus 2011

Mbak Riska 2

Perlahan lahan aku menggeliat sambil menggerakan tanganku meremas buah dada Mbak Riska yang ranum nan sekal itu, kurasakan kelembutan kulit buah dadanya itu, Mbak Riska ikut menggeliat dengan membuka matanya perlahan lahan, tangannya kemudian memegang punggung telapak tanganku. Luar biasa nikmatnya bersetubuh dengan artis presenter yang sangat haus kontol ini. Tubuhnya penuh dengan keringat, kontolku terjepit dalam kehangatan memeknya yang basah itu, deru nafas kami saling bersahutan, kaki kanan Mbak Riska masih menopang di pundakku, kedua kakiku masih menjejak lantai, sedang bagian atas tubuhku menindih tubuh seksi Mbak Riska. Kurasakan kontolku benar benar hangat dalam belaian otot otot memek Mbak Riska yang tersumpal kontolku itu. Ingin kukucurkan isi kontolku dalam rahim betina nakal ini. Aku benar benar tidak tahan membayangkan lekuk lekuk tubuh seksinya setelah sore tadi aku menggenjot memek Mbak Riska di parkiran basement Mangga Dua, lalu kami lanjutkan di rumah Mbak Riska ketika suaminya tidak ada, kini kubersamaanku bersama Mbak Riska untuk mengarungi indahnya birahi bersama sama sampai pagi. Kutarik tubuhku kemudian aku berdiri dan menarik kontolku, kurasakan gesekan yang sangat nikmat ketika kontolku hendak lepas memek hangat milik Mbak Riska.

“Saaaay ..aaaaaaaaaaaah ..hhhmmm … sud daaaaah .. aaaaaaaah .. pelaaaan ..jangan keras keraas nariknya .. aduuh .. sayaaang .. kalo lepas ndak enak .. masukin lagi donk “ rengek Mbak Riska merasakan kontolku lepas dari memeknya. Namun kontolku keburu lepas sehingga Mbak Riska langsung bangun dan cepat cepat menarik kontolku yang basah itu untuk dimasukan kembali dalam sarangnya itu.

“Duuuh .. kenapa mau masukin lagi ?” tanyaku dengan heran

“Pleasee .. masukin lagi donk .. enak di dalam kok .. rasanya … rasanya selangit, sayang .. ayolah sayang .. masukin lagi kontol besarmu itu “ goda Mbak Riska dengan suara mendesah basah membuatku sampai menatap ke memeknya yang merah karena aku genjotin itu.

“Emut aja deh … khan pengin Mbak Terry mulutnya tersumpal kontolku “ ajakku yang disambut dengan gelengan kepala Mbak Riska.

Aku langsung menarik celanaku yang di lantai untuk memancing Mbak Riska

“Ya aaaaaampuun … jangan deeh ….jangan tutup kontolmu dengan celana aaaah .. kita sampai pagi tanpa pakaian, sayaaaaaaang .. please aaaah .. oh my baby .. ayolah sayaaang .. sini aku emut kontolmu .. “ ajak Mbak Riska dengan menarik tanganku tanpa beranjak dari duduknya itu, aku pun maju Mbak Riska kemudian memegang kontolku

“Hmmmm ..kontolmu benar benar hangat, sayaaang .. Mbak Terry suka sama kontolmu .. naik ke meja donk .. nanti Mbak Terry kasih layanan mengulum kontolmu … hihihihihihhihi “ goda Mbak Riska dengan menarikku agar naik ke meja, aku pun naik ke atas meja panjang nan lebar itu, aku kemudian tiduran di meja, kontolku ngaceng mengarah ke muka Mbak Riska yang terlihat sangat kehausan birahi itu.

Mbak Riska tersenyum memandang ke kontolku itu, perlahan lahan kepalanya mendekat ke kepala kontolku kemudian menciumi kontolku.

“Mmmmmmmmmmhhh .. mmhhh …. Rasanya .. nikmaaat ..kontolmu aaaah .. ngaaceeeeng .. aku sukaaa … trims sayang .. kalo kamu malam ini mau ngeloni Mbak Terry .. sudah kusiapkan ranjang kita untuk ronde selanjutnya .. genjotin aku di sana nanti … “ ujar Mbak Riska dengan menciumi kontolku itu dengan gemas dan nakal.

Kepalanya kemudian miring ke kiri dan menjilati kontolku dengan rakus bak es krim, lidahnya menjulur julur, aku merasakan kontolku terasa geli merasakan sentuhan lidahnya itu, kurasakan berulang ulang lidah itu menjilati dari bawah ke atas bak es krim

“Ooh Mbaaak .. aaaaaaaah .. kau nakaal Mbaak .. Mbak Terry .. nakal sekali .. uuh .. doyan banget sama kontol ya Mbaaak .. teruus Mbaaaaaaak .. uuuh .. Mbaaak .. jilatannya jangan cuma naik turun .. kalo bisa jilat memutaaar “ lenguhku merasakan jilatan lidah Mbak Riska itu, Mbak Riska kemudian menjilati kontolku memutar ke setengah batangku, kemudian memutar lagi sebaliknya.

“Iyaaa aaaaaaaah .. Mbaaaak .. oooh .. lidaahmu nakaaal .. presenter mesumku sayaaaang .. teruus mmmmmmmmmmmhhhhh … “ desisku merasakan lidah Mbak Riska dengan gemas menjilati batang kontolku itu dengan memutar ke kanan dan ke kiri, rambutnya yang panjang itu sampai tergerai menutupi wajahnya, namun kemudian disekanya dengan tangan kiri.

Mbak Riska kemudian menatap kontolku, sambil menatap itu lidahnya menjulur menjilati bibir, kemudian tersenyum padaku, tanpa ampun Mbak Riska kemudian membuka mulutnya, bagian kepala kontolku dimasukan perlahan lahan, kemudian mulutnya membuka lebar dan menurunkan kepalanya, aku sampai berdegup kencang, tanganku langsung memegang kepalanya menekan sehingga Mbak Riska menjadi kelimpungan, tangannya kuat menahan tanganku yang menekan

“Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhh “ terdengar suara eraman dari mulutnya yang tersumpal kontolku itu, Mbak Riska ingin berontak sampai mencubit lenganku kuat sekali, namun aku bertahan sekuatku sampai tangan kanan Mbak Riska memukul mukul meja, kulepas tekanan sehingga Mbak Riska langsung mengeluarkan kontolku, kurasakan gesekan itu sakit sekali di batang kontolku yang tergesek giginya

“Sssssssssssshhh ssssssshhh … hhhh .. siaaaal aaaaah .. nggak bisa bernafas tadi .. kamu nakaaal aaaaaaaah .. jangan gitu lagi .. aaaah .. biarkan Mbak Terry nikmati emut kontolmu, sayaaang .. “ ucap Mbak Riska dengan mengelap bibirnya yang penuh dengan air liur

“Mbak Terry tadi makin seksi kalo mulut kesumpal kontolku .. “ rajukku dengan memandang ke buah dada Mbak Riska yang menggelantung indah itu, Mbak Riska kemudian meremas buah dadanya sendiri

“Mbak Terry pengin dispermain, sayaaang … ampun sayaaang .. buatin anak yaa .. hamili aku ya .. please” rengek Mbak Riska dengan memandangku tak tahan lagi

“Rasa sayang mbak Terry padaku hanyalah sementara, nanti juga akan luntur ndak ndak mau kuajak begini lagi “ ucapku yang dijawab dengan sikap terheran heran Mbak Riska

“Please .. Mbak Terry sumpah .. akan selalu menurut padamu .. kita buktikan, sayaaang .. sekarang hamili aku segera .. please .. bikin Mbak Terry bunting mengandung anak kita … tuh kontolmu ngaceng tak karuan ingin masuk lagi, yaa “ ucap Mbak Riska dengan membuka mulutnya kemudian memasukan kontolku lagi dengan perlahan sambil memegang tanganku agar tidak memegangi kepalanya, kurasakan gesekan giginya kembali, dengan rakus Mbak Riska langsung naik turun mengoral kontolku

“Ooh Mbaaaak .. mmmmmmmhhh .. aduuh Mbaaaaak .. aaaaaaaaauh .. aaah .. uuh .. nakaaaal .. haus kontol ..kauu .. ooh .. sayaaang . teruus . rasanyaa Mbaaak .. disepong donk aaaaaaaaaah “ erangku sambil menggeleng geleng merasakan kepala Mbak Riska naik turun, tangannya kemudian memegangi kontolku dengan kuat.

Kami berdua di atas meja penuh dengan semangat birahi mengarungi adegan kawin itu dengan panas, tubuh kami penuh dengan keringat, kurasakan Mbak Riska dengan kuat menyepong kontolku berkali kali, sangat rakus sekali Mbak Riska bermain main dengan kontolku itu.

“Creeeeeeeeeeeeeeeeep “ terdengar suara kerasan sepongan di kontolku itu, kontolku penuh dengan air liur Mbak Riska. Mbak Riska kemudian menarik kepalanya dan menyampirkan rambut panjangnya itu

“Mbak Terry nunging di meja yaaa .. sini di sampingku “ ajakku dengan menarik tangan Mbak Riska, aku kemudian bangun dan duduk, memutar tubuhku, Mbak Riska kemudian berada di tengah, dengan cepat Mbak Riska langsung menungging, kedua tangannya bertumpu dengan lengannya ditekuk ke meja. Aku kemudian melebarkan paha Mbak Riska yang masih agak merapat

“Lebarin paha Mbak Terry .. plooooooooook “ ucapku sambil menepuk pantat Mbak Riska dan meremasnya gemas

“Aaaaaaaaaaaauh .. huuuuh .. nakaaal . ooh sayaaang .. ngeremes bokong Mbak Terry jangan keras itu aaaaaaaaaah “ sungut Mbak Riska dengan menahan tanganku

“Kau nakal nyepong kontolku semaumu .. aku juga bebas ngeremes bokongmu .. daaaaaaan ini .. rasakan remasanku “ ucapku sambil merogoh ke depan dan meremas kuat kuat buah dadanya, Mbak Riska sampai menggeliat tak karuan

“Oooooooh .. saaaay .. jangaaaaaan ..aaaaaaaaaaaaaauh . pleaseee .. aaaaah ..mmmmmmmmhh … sayaaaang .. suuuudaaaaah aaaaaaaaaaaaah .. mmmmmmmmhh .. ooh .. sayaaang .. “ rintih Mbak Riska merasakan tanganku nakal meremas kuat kuat kedua bukit kembarnya yang menggelantung sangat indahnya, buah dadanya benar benar kenyal dan montok. Mbak Riska sampai terpejam erat merasakan remasan tanganku itu, buah dadanya aku remasi semau mauku

“Aaaaaaaampuun aaaaaaampuun .. sayaaang .. aaampuun .. suuuudaaaaaaaaaaah .. sudaaaaaah .. ooh noo … tidaaaaaaaaaaaaak “ teriak Mbak Riska merasakan aku semakin agresif bermain main dengan buah dadanya itu. Kupelan pelan remasanku membuat Mbak Riska membuka matanya

“Sayaang .. aaaaah .. kamu kok kasaar sih .. ?” sungut Mbak Riska.

“Plooooooooooooooooooooook “ kembali aku menepok pantatnya

“Mau protes ? aku pergi “ ancamku lagi. Mbak Riska langsung luruh.

“Sudaah .. nungging yang lebaaar . aku pengin masukin kontolku ..aku pengin muncrat nih .. nggak tahan lihat kemolekan tubuhmu ini .. uuuh .. luar biasa seksi dan montoknya dirimu Mbak Terry .. siap ya Mbaaak .. kontolku mau masuk sarang lagi .. “ kataku sambil memegangi kontolku kemudian mencobloskan ke memek Mbak Riska yang basah itu, Mbak Riska sampai melihat dari bawah dadanya itu, perlahan lahan kontolku mulai masuk disertai desisan dan rintihan Mbak Riska yang membuatku semakin bersemangat kawin di atas meja itu, pemandangan yang sangat vulgar sekali di malam penuh birahi itu. Mbak Riska memang benar benar gila seks, maniak kontol. Matanya tak berkedip memandang ke kontolku yang melesak masuk mili demi mili, namun tatapa mata Mbak Riska itu kemudian berganti dengan pejaman

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. pelaaaaaan .. aaaaaaauh …mmmmmmhh ..sssssssshhh sssssssshhh hhh .. say .. saaaaay .. aduuh ..saaaaakit … sesaaaaaaak .. kontolmu .. ooh kontol .. kontol .. kontol .. kenapa kontolmu enaaak banget .. lebih enak dari …aaaaaaaah .. auuuh … “ rintih Mbak Riska yang nungging di atas meja sambil memukul mukul meja merasakan kontolku masuk lebih separo itu

“Uuuuh .. aaakuu tarik … hujamin yaa “ sahutku sambil mendongak ke atas, kutarik selakanganku dan kuhujamkan sampe mentok membuat kami menjrit bersamaaan

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. ooooooooooooooooooh “ jerit kami bersahutan.

“Sayaaang aaaaaaaah .. capeek nian dikawini sama kamuu .. huuuuuuuuuuuh .. uuh . kayak dibor tadi .. kontolmuu benaaar benaaaaaar .. aaaah .. hangaat bangeeet .. diam dulu sayaaaang .. Mbak Terry ingin rasakan kehangata kontolmu .. buat nyaman sayaaaang .. jangan gerak dulu .. kontolmuu aaaaaaaaah .. benar benar memekku enaaak bangeeeeet .. oooooooooooooh .. luaaar biasaaaaaaaaa … ck ck ck ck ck .. kontool kok enaaak begini .. sayaaaang .. jangan geraaak yaaa …. Biaaarkan Mbaak Terry nikmaaaati .. hmmmm …. Huuuuuh .. “ ucap Mbak Riska dengan penuh kemesuman dan kata kata jorok itu.

Aku terdiam dengan kontolku terasa dipijat dan dipilin pilin dalam memek basah Mbak Riska ini, kurasakan kedutan perlahan lahan sampai membuatku sampai ingin bergerak menggenjotnya, namun Mbak Riska masih belum memberikan lampu hijau untuk bergerak

“Boleh geraaaaaaak ?” tanyaku

“Boleeh .. tapi dikit aaajaaa “ jawab Mbak Riska dengan masih terpejam menikmati kontolku yang tersumpal dalam memeknya dari belakang itu

“Begini .. “ kataku dengan menarik pelan dan mendorong pelan

“Oooh .. itu teeerlaluu pelaaaaan , sayaaaaaaang “ jawab Mbak Riska dengan tanpa membuka matanya, kutarik dan kuhujamkan keras keras membuat Mbak Riska menjerit

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoooooooooh .. itu kasaaaaaaaaaaar “ protes Mbak Riska dengan mata membesar dan menggeleng geleng kesakitan, aku sampai tergelak dan menepuk panta Mbak Riska di depan perutku itu

“Dasar betina banyak maunya .. “ makiku yang dijawab dengan cibiran Mbak Riska itu.

Tanpa di minta aku langsung menarik dan menggenjot memeknya dari belakang dengan cepat membuat Mbak Riska menggeliat tak karuan, kepalanya sampai menggeleng geleng, rambutnya sampai acakan acakan, kurasakan sodokan batangku keluar masuk memek Mbak Riska dengan lancar

“Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. Srep ..Srep .. Srep .. “

Terdengar suara gesekan penuh nikmat di alat kelamin kami yang sudah bersatu memadu birahi itu.

“Oooh sayaaang .. teruus .. genjot aaaku .. genjot terus Mbak Terry .. hamili .. hamili .. buntingi .. buatin aku anaaak .. mmmmmmmmmmhh .. ooooh .. duuh ssssssssssssshh sssssssssshh hh .. teruus yaaang .. raasaaaanya aaaaaaaaaaaaaaah .. ooh .. indahnya kita kawin .. ooh sayaaaang … teruus .. kontolku … aaaku aaaaaaah .. oooh … mentokin terus .. rasanya nikmat bangeeeet .. oooooooh aaaaaaaaaauh aaah .. uuh ..aaah .. uuh .. aah .. uuh .. aah .. uuuuuuuuuuuh “ lenguh Mbak Riska dengan tak karuan merasakan sodokan demi sodokan kontolku keluar masuk memeknya itu.

Kupegang buah dadanya dan kuremas remas keduanya sampai membuat Mbak Riska kepalanya ditekankan ke meja itu, matanya sempat melihat sebentar bagaimana kontolku membentur bagian jalan buntu memeknya yang basah itu sampai membuat Mbak Riska tergoncang goncang ke depan dan belakang.

“ooooh Mbaaaak .. uuuh .. enaaaak .. gimaaaana Mbaaaaaaak “ sahutku dengan nafas memburu ingin menggelontorkan spermaku dalam rahim Mbak Riska itu.

“Enaaaaaaaaaaaaaak ‘ sahut Mbak Riska dengan tubuh penuh keringat itu, aku kemudian merapatkan dadaku ke punggung Mbak Riska dan menekannya, sehingga Mbak Riska langsung merapatkan ke meja, buah dadanya aku pegang dengan kedua tanganku dan kuremas remas, Mbak Riska sampai mencakar cakar ke meja dengan liar. Kedua kakinya melebar setelah kedua kakiku kutekuk di bawah paha Mbak Riska, aku kemudian menggenjotnya dengan cara berjongkok itu.

“Saaaay aaaaaaaaaaaaaaah .. teruuus .. teruus .. ndaaaaaak kuaaat .. “ seru Mbak Riska dengan suara serak.

Aku pun juga tak tahan merasakan jepitan lubang memek Mbak Riska itu. Genjotan demi genjotan itu lakukan Mbak Riska hanya pasrah dengan menggerakan pantatnya itu melawan kontolku yang keluar masuk dengan sangat cepat

“hhhhh hhhhh hhhh .. ooh .. aaaauh .. sayaaang .. ndaaak kuaaat aaaaaaaah .. oooh ..oooh …. “ rintih Mbak Riska dengan penuh erangan dan desahan khasnya itu, kontolku keluar masuk dengan gencar, tubuhku serasa lebih panas, menyatu di dadaku

“Ooh .. maaau aaaaaaaaaaaaaah ‘ sahut Mbak Riska yang kurasakan memeknya menjepit lebih ketat lagi, kurasakan Mbak Riska hendak orgasme. Aku pun dengan semakin cepat menggenjot lagi.

“Oooh .. aaaku pengin keluaaaaaaaaaaaaar “ sahutku dengan mata terpejam erat

“Didaaaaaaaalaaaaaaam .. daaaaaaaalaaaaam .. hamili .. hamili .. “ sahut Mbak Riska dengan tangan memegang kuat ke bibir meja itu.

“Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. Plok .. “

Terdengar suara benturan selakanganku dengan pantat Mbak Riska itu, kurasakan Mbak Riska dengan kuat berpegangan pada bibir meja, kurasakan memeknya sempit sekali menjepit kontolku, kubuka mataku terlihat Mbak Riska kini mendongak ke atas

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Mbak Riska panjang mendapatkan orgasmenya, badannya menegang dengan kaku, aku pun juga tidak tahan, kontolku aku benamkan dalam dalam berkali kali dan kurasakan panas dadaku merayap dengan cepatnya, namun aku merasakan kontolku kembali disiram cairan panas dari dalam.

Kuhujamkan kontolku tiga kali dalam dalam di memeknya dan aku pun tegang menyemburkan isi kontolku

“Craaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaat .. craaaaaaaat “

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erangku panjang dengan rubuh ke depan, Mbak Riska berkelojotan terlebih dahulu, aku kemudian rebah tersungkur menindih tubuh sekal Mbak Riska yang ngos ngosan aku kawini itu.

Kurasakan ada lelehan kental keluar dari sela sela kontolku yang mengecil perlahan lahan, kurasakan di meja itu cairan kami bersatu merembes dan kurasakan selakanganku basah luar biasa, aku ngos ngosan kawin di atas meja rumahnya itu, kami berdua terdiam dengan pikiran masing masing setelah memadu birahi dengan penuh semangat. Kami kugulingkan tubuhku tanpa melepaskan kontolku yang tertanam dalam memek Mbak Riska yang hangat. Kuelus elus kepala Mbak Riska yang berambut panjang itu.

“Aku pengin menggenjotmu di kolam renangmu, sayaaang .. aku pengin kawin lagi di dalam kolam itu .. “ bisikku yang disambut dengan jawaban Mbak Riska yang lemah

“Sabaar .. sabaar sayaaang .. apapun maumu .. Mbak Terry layani .. Mbak Terry milikmu ..kawini, entotin, ewein, spermain memek Mbak Terry sepuasmu … “ sahut Mbak Riska dengan mengelap mukanya penuh keringat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar