Kamis, 11 Agustus 2011

Mbak Riska 3

Jam berjalan dengan cepatnya, tak terasa menunjukan angka 01 lebih tepat ketika kami masih satu tubuh di atas meja, hawa dingin AC di rumah Mbak Riska membuat kami terbangun, hembusan udara dingin itu cepat sekali membuat kami kering, namun gairah kami tidak kering, terbukti ketika aku dengan menarik kontolku keluar itu, kami membuka mata saling berpandangan penuh arti, Mbak Riska kemudian melihat ke selakangannya yang penuh lendir kental itu dengan tersenyum. Matanya kembali menatapku dengan tersenyum lagi, kemudian mengelus elus lenganku, naik dan menarik kepalaku, kemudian dipagutnya bibirku dengan mesra, kubalas pagutan itu tak kalah dengan lembutnya, kurasakan manisnya bibir artis ini, habis kami berpagutan Mbak Riska menunduk, kuangkat dagunya agar kembali bertatapan padaku, kami bertatapan lagi, senyum kami saling berbalas sambil kami saling berpegangan tangan.

“Trims sayang .. jika malam ini mau bersama Mbak Terry “ sahut Mbak Riska dengan menarik kembali badannya untuk turun dari meja, Mbak Riska sampai memandang ke arah tengah meja yang juga penuh lendir kental di atas meja itu, kemudian wanita nakal ini tersenyum lalu menarik tanganku.

“Masih pengin kawin lagi Mbak ?” tanyaku dengan penuh arti, Mbak Riska tidak menjawab namun kemudian menarik tanganku untuk turun, kami berdua kemudian duduk berdampingan di sofa, Mbak Riska menarik celana dalamnya yang di lantai kemudian mengelap memeknya sendiri, celana dalam itu kemudian dipakai untuk mengelap kontolku

“Kalo ngaceng lagi tanggung jawab ya ? “ candaku yang dijawab dengan cubitan di lenganku, usapan demi usapan itu memang membuat kontolku perlahan naik mengacung, Mbak Riska sampai terlonjak dengan mata menatapku nakal, karena tidak tahan Mbak Riska kemudian langsung menduduki aku, celana dalamnya dilempar sembarangan.

“Nakaaaal yaaa .. Mbak Terry tanggung jawab nih .. masukin ya “ canda Mbak Riska dengan mengangkang di atasku yang duduk bersandar di sofa itu, kontolku di pegangnya kemudian bagian memeknya yang memerah itu kemudian ditusuk dengan kontolku secara paksa, Mbak Riska langsung menjerit kecil

“Aaaaaaaaaaaaaaaaauh .. saaaaaaakitnyaaaaaaaaa “ erang Mbak Riska dengan mata terpejam merasakan kontolku menembus memeknya lagi secara paksa, aku pun sampai meremang tak karuan, kupejamkan mataku ketika kami berdua ingin menjadi satu tubuh lagi.

Kami perlahan lahan kembali mengeluarkan keringat karena kami kembali berjuang menjadi satu tubuh, kuremas buah dadanya di depanku itu sampai membuat Mbak Riska menggeliat menggoyang nakal di dadanya itu

“Hmmm .. benar benaar kenyal banget susumu Mbak .. aku suka bentuk buah dadamu ini .. terbayang sejak sore ingin menggeluti dirimu .. buah dadamu ini lho .. uuuuuuuuh ….hhmmmm .. kenyalnya sayaaang … montok bangeet “ pujiku yang disambut dengan senyum nakal Mbak Riska

“Remeeeeeees ajaaaa sesukamu sayaaang .. tubuhku milikmu .. terserah mau diapain .. Mbak Terry pasraah .. habis .. enak banget kawin sama kamu .. senang aku dientotin sama kamu … rasanya tak bisa diukur kalo Mbak Terry diewe sama kamuuu .. uuuh .. aaaaah .. tuuh .. sudah ludes kontolmu dalam memek Mbak Terry .. genjot apa diam dulu, say “ sahut Mbak Riska dengan memegang ke pundakku dengan kuat setengah mencakar itu.

“Diam dulu Mbak .. aku suka memandang kemolekan tubuhmu .. andai kau mau menari bugil untukku” godaku yang disambut dengan cubitan tangan Mbak Riska di dadaku

“Iih .. kamu jorok aaaah .. ndak mau Mbak Terry menari bugil untukmuu “ tolak Mbak Riska dengan gemas mencubiti aku

“Ayoo deeh .. aku ingin menikmati tarian bugil Mbak Mbak Riska .. katanya dah pasrah padaku .. kok masih menolak .. ntar ndak aku ewein lagi lho .. “ ancamku yang disambut dengan membeliaknya mata lentik presenter mesum ini, Mbak Riska kemudian menatapku dengan mata yang seolah olah menolak, kepalanya menggeleng geleng perlahan.

“Betapa indahnya pacarku ini menarik bugil .. ayo deh, sayaaang .. menarik bugilah untukku .. aku suka goyangan Mbak Terry .. terutama pantat nakalnya ini “ sahutku sambil meremas bokong Mbak Riska yang seksi itu.

“Tapi .. tapi .. Mbak Terry nggak sanggup .. Mbak Terry pasrah padamu .. tapi bukan untuk itu .. Mbak Terry ndak bisa menari bugil .. “ tolak Mbak Riska, aku kemudian mengangkat pinggang Mbak Riska, Mbak Riska keberatan aku menarik namun dengan paksa aku keluarkan kontolku keluar dari memek basahnya itu. Mbak Riska kemudian terduduk di sampingku dengan kesal, aku kemudian duduk di kursi sebelahnya

“Ayolah .. Mbak Riska pasti sanggup menari bugil … mau dikontoli lagi ndak ? kalo mau dikontoli lagi sampai pagi .. menari bugil dulu yaa, sayaaang .. please .. aku pulang saja aaah “ ancamku dengan nada yang kubuat serius sambil menatap ke memek Mbak Riska yang mengangkang ke arahku itu, kulihat jembutnya tipis nan indah.

Mbak Riska sampai terkejut

“Jangaaaaaan aaaaaaaaah .. Mbak Terry mohon kamu jangan pergi sayaaang . sungguh .. Mbak Terry nggak sanggup menari bugil untukmu .. maafkan aku, sayaaang “ iba Mbak Riska yang memang keberatan untuk menari bugil itu.

“Tidak, satu kata : menarilah “ sahut tegas dengan memandang penuh nafsu pada tubuh telanjang Mbak Riska itu. Mbak Riska terlihat kecewa padaku yang memaksa itu, Mbak Riska kemudian memelukku dengan erat

“Sayang .. jangan gitu aaah .. kamu jahaaat .. “

“Menarilah sana .. kutunggu tarian bugilmu .. “ tarikku pada kepala Mbak Riska yang berambut panjang itu, bibir Mbak Riska sampai gemetar, aku tersenyum, kukecup bibir itu

“Taa .. ta .. pi “ sahut Mbak Riska dengan terbata bata

“Jadi presenter ngomongnya ceplas ceplos .. disuruh menari bugil gemetaran .. ayo deeh .. aku pulang saja aaaaaaaah “ ancamku dengan setengah bercanda, Mbak Riska langsung menarik badannya dan memandangku

“Baiklah .. baiklaaaaaaaaaah .. Mbak Terry akan menari bugil di hadapanmu .. jangan diketawain ya kalo tarian bugilku jelek “ sahut Mbak Riska dengan mengalah walau hatinya berat melakukan apa yang kuminta itu.

Mbak Riska kemudian berdiri setelah keluar dari sofa itu, kemudian mundur dengan menggoyang goyangkan dadanya, sehingga buah dadanya yang montok itu ikut bergoyang dengan sangat indahnya, aku sampai memandangnya penuh nafsu sambil memegang kontolku mengelus elus, kontolku yang basah itu aku kemudian pegang, kupandang tubuh sintal nan molek Mbak Riska yang mundur perlahan lahan sambil buah dadanya ikut tergoncang goncang

“Wooooooooow .. pacarku luar biasa .. indah sekali kau sayaang .. terus Mbaaak .. kontolku ikut menonton tarian bugilmu yang indaaah .. uuuh ..” komentarku melihat goyangan nakal Mbak Riska di dadanya itu.

“Aaaaaaaaaah .. ndaaak aaaaaah “ Mbak Riska berhenti sejenak, aku menjadi kesal.

“huuh “ dengusku dengan kesal.

“Baik .. baaaik .. tapi janji ya .. setelah Mbak Terry menari bugil kamu langsung genjotin memek Mbak Terry .. genjotin tanpa ampun .. jangan sisakan untukku .. sampai aku benar benar tak kuat … Mbak Terry akan bilang : sayangku, stoping your action … tanpa kata ini jangan pernah berhenti menggenjot Mbak Terry .. baiklah .. Mbak Terry akan menari bugil sepenuh hati untukmu, sayaaang “ sahut Mbak Riska dengan mundur selangkah kemudian membelakangi aku

Dengan nakal, presenter Mbak Riska menggoyang pantatnya berulang ulang sampai membuatku sampai meneteskan air liur, kuseka air liurku sampai tak berkedip menatap tarian bugil Mbak Riska yang bergoyang di pantatnya itu.

“saksikan sayaaaaaaaang “ ucap Mbak Riska dengan berputar memamerkan buah dadanya kemudian diremasnya pelan sambil kepala mendongak, kemudian bergoyang lagi di pantatnya, lekuk lekuk tubuhnya sangat indah, goyangan itu naik sampai ke pinggang kemudian di dadanya ikut bergoyang.

Lidahnya menjilati bibir seksinya, Mbak Riska kemudian menyamping sambil memandangku penuh nafsu, matanya selalu menatap ke kontolku sambil berjalan dan bergoyang. Luar biasa indahnya presenter ini menari bugil.

Tangan Mbak Riska mengelus elus buah dadanya kemudian turun sampai di selakangannya tanpa berhenti menggoyang pantatnya kemudian ke kanan dan ke kiri, Mbak Riska kemudian berbalik arah padaku, memeknya dimajukan sambil dadanya di tekuk ke depannya, betapa indahnya tubuh itu

“Woow .. ck ck ck ck .. terus Mbaaak .. aku jadi bernafsu nih .. ingin menggeluti dirimu lagi .. aku ndak tahaaan aaaaaaaah .. Mbaaak Terry .. kemari .. aku coblos memekmu “ pintaku yang disambut dengan menutup bibir dengan jari telunjuknya agar aku diam

“Ssssssssssssssssssttt .. diaaaaaaaaam kaaaaaaau “ sahut Mbak Riska dengan menggoyang nakal di selakangannya memutar, memek yang basah memerah itu membuat aku tidak tahan, jari Mbak Riska kemudian dimasukan ke dalam mulutnya, disedot dan ditarik tarik, jari itu kemudian diturunkan lewat leher menyusuri buah dadanya, tarian lembut nan gemulai sambil jarinya menggaris garis tipis sampai buah dadanya kemudian memutar

Aku menggeleng geleng sambil memegangi kontolku, aku sampai tidak mau sandaran dan hendak bangun ingin menerkam Mbak Riska ini, namun Mbak Riska tetap melarangku untuk berdiri, jarinya menggaris ke bawah sampai selakangannya, matanya dipejamkan sebentar sambil menusuk memeknya dengan jari telunjuk itu, lalu naik lagi menggaris ke atas .. sambil dadanya.. habis itu Mbak Riska mencelupkan jarinya ke dalam mulutnya dan di keluar masukan ibarat mengulum kontolku.

Mbak Riska kemudian menaikan kaki kirinya ke meja di depanku sambil menggoyang pantat kemudian melekuk lekuk sangat indahnya, aku sampai terbengong memandang indahnya Mbak Riska menari bugil itu, Mbak Riska kemudian membuat gerakan seperti aku menggenjot maju mundur, pantat Mbak Riska sampai maju mundur, selakangannya terlihat jelas di depanku, yang jaraknya hanya 1 meter di depanku, mata Mbak Riska menatap tajam padaku agar jangan bergerak sama sekali

“Diaaam kaaau .. rasaaain .. kamu yang minta “ ledek Mbak Riska dengan menggenjot maju mundur di depanku itu.

“Mbaaak aaah .. ndak taaaahaan .. memekmu ingin aku coblos lagi .. ini kontolku ngaceng ndak karuan ‘ rutukku dengan tak karuan merasakan erotisnya Mbak Riska menari bugil itu.

Mbak Riska kemudian mundur menjauh sambil bergoyang goyang nakal di pantat sampai meliuk liuk memutar menampilkan tarian bugil yang membuat aku sampai meneteskan air liur lagi, lidahku sampai menjilati bibirku, Mbak Riska berusaha sekuat mungkin tidak tertawa.

Diremasnya buah dadanya yang montok itu di hadapanku, kedua buah dadanya dirapatkan.

“Hmmm “ dehemku sambil mengocok kontolku perlahan lahan, akibatnya Mbak Riska justru terhenti sebentar aku mengocok kontolku, Mbak Riska memang paling tidak tahan jika aku mengocok kontolku sendiri, bibirnya sampai tergigit melihat kontolku, namun Mbak Riska kemudian maju ke depan, menarik tanganku dengan kuat

“Berdiri .. berdiiiri “ ajak Mbak Riska dengan mengoyang nakal.

“Yaaa “ sahut pelan

“Kau tunggu apalagi ? geluti pacarmu ini .. geluti Mbak Terry “ sahut Mbak Riska cepat, aku langsung menarik tubuhnya kurengkuh dan kuhujani dengan lumatan ganas, Mbak Riska menyambut lumatan ganas itu, kudorong tubuhnya dan aku langsung menindihnya di sofa

“Sayaaaaang aaaaaaaah .. liaarnya kaamuu aaaaaaaaauuh “ erang Mbak Riska merasakan lumatanku, tanganku dengan kuat meremas remas buah dadanya, kutindih dengan kuat sambil bermain main menggesek gesek memeknya dengan kontolku, kulumat habis bibirnya, kuremas buah dadanya, Mbak Riska sampai menggeliat bak cacing kepanasa di sofa itu, tangannya dengan kuat mencengkeram ke sofa, kedua kakinya melebar menjepit pinggangku

“Masukin kontolmu .. masukin kontolmu .. genjot aku dengan keras ..aaaaaah .. mmmmmmmmhh .. ayo sayang .. masukin donk kontolmuu .. pengin dientotin lagi sama kamuu .. please aaaaaaaaah .. kawinin aku lagi .. kawinin .. please .. sayaaaaaang .. masukin kontolmu cepaaaaaat “ rengek Mbak Riska yang disambut dengan tersenyum

“Ndak tahan ya “ godaku

“Aduuh .. kamuu aaaaaaaaaaah “ tepuk Mbak Riska di punggungku ketika memelukku erat, aku memegang buah dadanya sebelah kiri dan kuremas remas

“Baik .. sayaaang … pacarku ndak tahan kalo tidak diewe .. siap ya ?” tanyaku yang disambut anggukan Mbak Riska dengan tersenyum, nafasnya tersengal sengal habis aku geluti di sofa itu

Kurogoh kontolku dan kuarahkan ke memeknya, tangan Mbak Riska pun itu memegang kontolku

“Masukin pelan tapi kuaat yaa .. I love you “ bisik Mbak Riska.

Kudekan kontolku sampai membuat Mbak Riska merem melek keenakan, kulihat Mbak Riska mendongak sambil mencakar pelan ke punggung, kurasakan kontolku seperti dibetot dari dalam, memeknya seolah jadi magnet menarik kontolku lebih dalam, mili demi mili kontolku masuk walau agak seret, namun Mbak Riska ikut menaikan selakangannya, sehingga kontolku mau tak mau masuk dengan perlahan sampai kontolku diremas remas dan diurut urut dalam memek basahnya itu, Mbak Riska menggeliat tak karuan seiring tusukan kontolku, dadanya membusung ke atas sehingga remasan tanganku semakin kuat, Mbak Riska sampai menggapai gapai pegangan di meja, kusodokan dengan kuat membuat Mbak Riska menjerit keras

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ jerit Mbak Riska ketika kontolku mentok dalam memeknya membentur dinding buntu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar