Senin, 15 Agustus 2011

Mbak Emi 1

Aku sudah lama mengagumi dan mengamati wanita seseksi Mbak Emi, aku suka sekali dengan bentuk body seksi Mbak Emi, malah salah satu karyawati ini sering aku bayangkan sambil bermasturbasi. Dulu waktu jadi presenter sebuah acara di televisi, aku cukup terkesima dengan keseksian dan kemontokan Mbak Emi, apalagi kini umurnya baru mencapai 33 tahun, usia yang cukup matang dalam posisi seseksi seksinya, aku menyukai wanita dengan wajah 30an dan sudah mempunyai anak, lagian Mbak Emi ternyata sangat menjaga keseksiannya agar terlihat enak dipandang, bahkan aku suka membayangkan meremas remas buah dadanya yang besar itu.
Aku suka bibirnya, buah dadanya serta yang paling aku rindukan adalah pantatnya yang sangat indah ketika berjalan. Ingin aku meremas remas pantatnya. Belum lagi aku suka dengan kumisnya yang tipis menghias dibawah hidungnya, wanita seperti ini sebenernya haus akan seks, dan yang jelas suka petualangan bahaya menantang jika diajak berselingkuh Hmmm .. bagaimana mendapatkan Mbak Emi untuk bisa bercinta dengannya, cukup sulit memang, wanita ini statusnya sebagai ibu rumah tangga, sehingga praktis kehidupannya banyak dihabis di rumah bersama dengan kedua anaknya. Namun siapa sangka aku akhirnya bisa bercinta dengan Mbak Emi, sungguh aku sangat puas dengan wanita ini sehingga kami akhirnya terlbat perselingkuhan yang membuat aku malah melupakan karyawati yang pernah kukencani. Bahkan perpacaranku dengan Tamara Bleszinky malah menjadi hiasan semata walau kami datang bertemu melepas kerinduan di villa puncak Bogor untuk melampiaskan gairah kami, namun pikiranku masih tak bisa lepas dari Mbak Emi. Ketika aku dan Tamara Bleszinsky memadu kasih dan kelelahan, ku buka hape Tamara Bleszinzky siapa tahu ada nomer kontak dan alamat rumah Mbak Emi. Nasib memang, ada beberapa nomer hape Mbak Emi. Aku cukup senang juga.
Pagi itu aku mengamati rumah Mbak Emi. Aku melihat dari kejauhan kulita Mbak Emi melepas anak anaknya sekolah dengn diantar pembantunya. Selepas itu dia pergi sendiri ke tempat suatu kesibukan lain. Aku hanya membuntuti. Bahkan Mbak Emi mampir ke sebuah kafe untuk membeli makanan kesukaannya.
Aku masuk ke kafe itu dan duduk mengambil bagian paling pojok agar tidak terlihat, aku pura-pura sibuk duduk sambil memanggil pelayan menyediakan pesanan, aku sibuk dengan laptopku. Aku tak tahu, ternyata Mbak Emi sendiri melihatku sering memandangnya, aku kaget setelah mata kami saling bertemu tertumbuk. Mbak Emi langsung memalingkan wajahnya sambil geleng geleng. Lirikan matanya sesekali mencuri curi padaku. Ah .. apa aku yang salah… Ketia pesanan dah diberikan, Mbak Emi masih juga mengamati aku dengan ekor matanya. Malah tak segan dia mengamati aku. Ketika hendak pergi, kukedipkan mata kiriku dan tak disangka dibalas oleh kedipan mata Mbak Emi dan diberikan sebuah senyuman dari bibirnya yang seksi. Alamak … jadi dia pasti mau deh.
Setelah kepergian Mbak Emi aku hanya bisa menutup laptopku dengan gemas, Mbak Emi lewat memutar dan tubuhnya melintas di luar toko namun dekat denganku posisi duduk hanya tersekat kaca bening, seulas senyuman diberikan padaku dan kemudian menggigit bibirnya karena seperti merasa tertekan.
Aku bertemu dengan Mbak Emi ketika aku tak disangka mendapat order maintenance jaringan di kantor sebuah usaha production house sMbak Emitron, pertemuan yang tak sengaja itu membuat aku semakin dekat dengannya.
Aku masuk ke kantor itu dan cukup terkejut dengan adanya Mbak Emi, tubuhnya dibalut kaos tipis warna biru serta celana panjang dan alamak .. aku suka buah dadanya yang membusung itu. Dan Mbak Emi sendiri yang memyambutku
“Selamat siang .. “ sapaku ramah
Mbak Emi tergagap dengan sapaanku ketika melihatku mengucapkan salam, malah Mbak Emi sempat menutup mulutnya melihat
“Sell..lamat siiii ….ang “ ujarnya tergagap
“Saya dari Alfan Network, ada beberapa job yang harus saya kerjakan di sini “
Ternyata production House ini milik Mbak Emi, walau tidak setiap hari di kantor namun uahanya dijalanakan dengan cara dikontrol lewat komunikasi.
Mbak Emi masih memandangku takjub.
“ Bu .. Mbak Emi … “
“Maaf …. Maaf .. anda mengingatkan saya pada seseorang … “
Aku menggaruk kepalaku tanda tak gatal.
“Mas yang di kafe kemaren ya … “
“Iya .. Bu Mbak Emi .. “ kujabat tangannya yang mulus itu dan Mbak Emi pun membalasa jabatanku dengan erat.
Aku yang cukup profesional sehingga tanpa basa basi menanyakan apa yang harus aku kerjakan, Mbak Emi sampai tergagap menjawabnya, lalu membuka lacinya dan memberikan secarik berkas. Kuterima map itu dan kubuka.
“Biasanya Pak Alfan yang kemari mengajak kerja sama mengurus semua komputer “
“Saya partnertnya Bu Mbak Emi .. “
“Panggil saja dengan nama Mbak Emi Mas .. “
“Bagaimana kalo Mbak Mbak Emi ..??? “
“Boleh .. malah saya merasa lebih muda … “ ujarnya tersenyum penuh arti kepadaku.
Kupresentasikan dengan sederhana tentang jaringan yang hendak kudirikan dikantornya, tugasku menyediakan beberapa komputer dan serta maintenance internetnya yang biasanya hanya dipakai satu komputer.
Mbak Emi mendengar penjelasanku dengan mengangguk walau dia tidak paham.
“Saya mengerti Mas … “ ujarnya setengah tersenyum
Mbak Emi menggigit bibirnya.
“Mbak Mbak Emi .. “
“Oh ya .. “
“Tadi Mbak Mbak Emi bilang kalo saya mengingatkan seseorang … boleh saya tahu Mbak ?”
Mbak Emi memandangku
“Saya telah mengecewakan hati mantan pacar saya .. rasanya saya sedih meninggalkan dia, karena sayalah yang mengakibatkan penderitaan dia sampai ke ujung maut … “
Aku hanya diams aja.
“Lain kali kita boleh bicara soal ini ya .. tapi jangan sekarang .. pekerjaanku banyak banget .. “
Kuberikan kartu namaku.
Aku mengerjakan proyek di kantor Mbak Emi sendirian, hanya dibantu tukang angkat angkat, praktis aku merasa lelah sekali dan yang kusuka Mbak Emi suka mencuri curi pandang padaku dan matanya sering tertangkap basah, kalo sudah tertangkap basah dia langsung tersenyum. Ku dekati dia dengan duduk di sampingnya. Sebagai lelaki aku langsung menantangnya untuk ditaklukan.
“Mbak selalu mencuri curi memperhatikan aku ya .. “ ujarku duduk disamping dengan menggeser kursi tanpa sandaran
Kupegang tangannya dan kukatakan
“Apa yang berlalu biarlah berlalu, jika saya mengingat Mbak Mbak Emi, anggap saja bagaimana Mbak Mbak Emi bisa berbuat lebih baik ..”
Kukatakan dengan kata kata yang penuh ekpresi, duduk mai saling merapat dan tak disangka Mbak Emi menyandarkan kepalanya di bahuku, ku elus elus rambutnya yang panjang sampai ke atas buah dadanya yang membusung padat, namun aku masih mengontrol emosiku agar tidak bertindak lebih jauh.
Aku terkejut juga dengan reaksi Mbak Emi, menyandarkan ke bahuku kuremas remas tangannya dan Mbak Emi membalasnya, kupandang wanita ini dengan teduh dan terasa sudah takluk dalam kekuasaanku. Mbak Emi memejamkan matanya, kudekat bibirku dan kucium bibirnya, Mbak Emi terkejut namun aku sudah terlambat, awalnya Mbak Emi tidak merespon namun dalam 3 detik malah membalas pagutan bibirku, jadilah aku sambil berciuam bibir lama sekali, kulingkarkan tanganku untuk memeluknya, dan Mbak Emi pun memeluk pundaku. Kami berciuman bibir lama sekali dan tak disangka tersadar dengan apa yang kami lakukan. Mbak Emi terperanjat.
“Apa yang kita lakukan tadi Han .. ??” ujarnya dengan wajah tertunduk
Kudongakan dagunya dengan tanganku
“Mbak cantik sekali … Mbak Mbak Emi susah melepaskan beban itu .. apapun akan kulakukan demi Mbak Mbak Emi..” ujarku sambil kembali medekatkan bibirku ke bibir Mbak Emi, Mbak Emi menyambut bibirku, lalu kami saling memagut dan memilin, tanganku mulai nakal masuk ke dalam bajunya yang longgar, masuk ke lebih atas, lalu masuk ke dalam cup BHnya semakin sesak dengan tanganku yang nakal. Bibir kami semakin lama semakin tenggelam dalam pagutan demi pagutan.
“Mas .. jangan terlalu jauh … “
“Aku suka sama Mbak Mbak Emi .. “
Apalagi Mbak Emi hanya menggunakan rok pendek ketat sehingga aku merasa bebas meraba raba pahanya yang mulus sekali, bahkan setengah nakal tanganku sudah mengelus elus gudukan kemaluannya,w alau sudah beranak dua namun aku yakin masih cukup sempit.
“Rupanya Mbak Mbak Emi kesepian ya .. ?”
“Kesepian sih bukan .. Cuma aku terkenang sama mantan pacarku .. namun nasih sudah jadi bubur”
Aku bertindak makin jauh, namun Mbak Emi mencegahku
“Jangan Mas .. jangan .. aku khan sudah berkeluarga .. “
“Mbak .. aku minta Mbak Mbak Emi boleh nggak ?”
Mbak Emi memandangku sayu
“Kamu besok siang ada waktu nggak .. ?”
“Bisa diatur Mbak . lagian Mbak yang kuasa di sini … “
Mbak Mbak Emi memberikan secarik kertas dan memberikan alamat sebuah villa di Cipanas Bogor.
“Aku akan ceritakan semua itu yang membebani “
Kuterima secarik kertas itu dan langsung mencari bibir Mbak Emi dan melumatnya, Mbak Emi membalas lumatan pada bibirnya, aku lama menikmati kuluman bibirnya dan kupeluk.
“Aku sayang Mbak Mbak Emi .. “
“Tunggu saja aku di sana ya .. !! Jam 09 pagi aku sampai .. “ ujarnya dengan gemas meremas alat vitalku yang sudah tegang dan menonjol di mata Mbak Emi. Kami berkuluman bibir cukup lama di belakang meja kerja Mbak Emi, sedang pintu ruangan Mbak Emi terkunci dari dalam ketika ditutup dari dalam, sehingga praktis yang bisa membuka pintu itu hanya dari dalam. Kami bercumbu di ruangan itu, nafsu kami sudah diubun2. Kayaknya kami lepas kontrol sekita aku tak sengaja menarik kaitan Bhnya dan buahdadanya langsung ku remas remas dengan gemas, vagina ternyata sudah becek. Yang aku kejutkan ternyata kantornya sudah sepi dan di ruangan itu ada sebuah ranjang kecil. Kami dengan penuh gairah melakukan perselingkuhan itu dengan nikmat. Kubuka bajunya yang berupa kaos dan pakaian dalamnya warna putih, putting susunya tercetak jelas di pakaian dalamnya, kutarik pakaian dalamnya itu dan langsung kuisap putingnya. Mbak Emi mendesah bergairah.
“Terus Han .. terus .. puasi aku … “
“Kau rela Mbak Mbak Emi ?”
“Mantan pacarku yang merenggut kegadisanku, sayang … “ ujarnya penuh gairah
Kutarik roknya dan Mbak Emi membantunya membuang ke lantai, kancing bajuku dicopoti Mbak Emi, dibuangnya baju dan kaos dalamnya ke lantai, penisku diremas remas dengan gemas
“Punyamu besar sekali … “ ujarnya dengan genit.
“Aku milikmu Mbak .. “
Aku berdiri dan Mbak Emi jongkok dan menarik celana panjangku, belum sampai ke kaki Cdku juga dipelorotkan, tersebulah batangku yang mengacung keras, Mbak Emi mengocoknya pelan lalu tanpa ba bi bu langsung mengulumnya. Kuluman Mbak Emi sungguh nikmat bagiku, sangat lembut dan membuat tensi gairahku melonjak tinggi, bahkan tubuhku serasa diberi listrik ribuan volt membuat diriku seperti terhipnotis. Nafsu sudah memenuhi diri kami, yang ada harus dituntaskan saat itu juga. Mbak Emi masih bermain dengan penisku.
“Mbak .. sudah .. gantian aku deh .. “
Mbak Emi berhenti melakukan aktifitas itu dan kembali duduk di kursi putar itu.
“Sudah berapa lama kau nggak diberi kepuasan batin sama suamim Mbak ?”
“Dah hampir sebulan .. suamiku tugas luar terus .. “
“Kalo suami Mbak tugas luar bagaiaman kalo aku yang mengisi itu Mbak .. kalo boleh tiap hari” pintaku
“Boleh .. tapi waktunya yang susah .. aku takut ketahuan”
Aku berjongkok, sedang Mbak Emi mengangkat kakinya dan menarik Cdnya.Alamak ! rambut kemaluannya sungguh indah, sudah basah becek sekali. Aku langsung menciumi kemaluannya.
“Dhuh ., Han .. enak sekali .. auh …. “Mbak Emi meringis keenakan. Aku menjilati kemluannya dan aku sesekali memasukan lidahku ked dalam lubangnya
“Han.. jangan berhenti .. terus Han .. terus .. ‘ ujanrnya sambil menengadahkan kepalanya, matanya memutih karena menahan sensasi jilatanku. Aku mengaduk aduk isinya lubangnya, Mbak Emi menjerit tertahan ketika sebuah biji kacangnya aku jilati dengan penuh gairah
“Ooooooh … iya terus.. terus … ah auh ah uh auh .. “
Tanganku tak tinggal diam, kedua tanganku bekerja meremas remas buah dadanya, Mbak Emi menjadi sangat liar bak cacing kepanasan, tubuhnya sesekali melengkung menahan nikmat atas rangsaanku. Rambutnya semakin acak acakan dan tubuhnya mengkilat indah seiring cucuran keringatnya yang membanjir.
Mbak Emi mendapatkan orgasmenya yang pertama ketika mencapai menis ke enam belas.
“Han .. aku tahan .. aku keluuuuuuuu aarrrrrrrr “ ujarnya sambil menyemprotkan cairan kewanitaan. Mbak Emi langsung terkulai lemas dengan kaki menjepit kepalaku. Kuberikan rangsangan agar orgasmenya maksimal.
Kubiarkan dia menikamti orgasmenya. Lalu kupondong wanita itu ke ranjang kecil yang biasa dipakai Mbak Emi jika menginap di kantornya, ranjang itu menjadi saksi bisau perselingkuhan dua anak manusia. Kutidurkan wanita itu sambil memberikan rangsangan. Kukangkangkan kakinya dan aku mulai mengarahkan penisku ke lubangnya.
Kupaksa masuk dan hanya masuk sedikit, kudorong dan kutarik berulang
“Ya .. masukin sayang .. masukin .. sodok aku yang keras .. “
Menit demi menit aku memasukan batangku dan akhirnya amblas semuanya, penisku serasa dijepit dengan keras dan disedot-sedot. Pekikan kecil bersamaan memenuhi ruangan kantor Mbak Emi. Aku lalu memacu tubuhnya diatas menindih tubuh telanjang Mbak Emi. Aku suka akan buah dadanya kukulum dengan gemas dan sesekali meremasnya, bibirku tak hentinya mengajak berciuman bibir.
Percintaan kami di siang sore itu sungguh dashyat. Mbak Emi menjepit pinggangku dengan keras
“Han .. mainmu enak .. aku suka … mau ya jadi pacar gelapku .. “ujarnya dengan genit
“Mau Mbak .. mana nggak mau sama Mbak Mbak Emi yang seksi dan cakep ini .. “
Kami saling memilin, memagut dan meremas, sodokan pantatnya membuat Mbak Emi tergoncang goncang, buah dadanya yang besar ikut bergoyang, kami memadu kasih, memadu cinta dan memadu birahi. Kasihan istri kesepian ini jika gairahnya tidak dipenuhi. Dan aku jutsru malah menjadi pemuas nafsunya.
Sudah hampir lima belas menit aku menindih dan mengocok lubangnya, kami terus memacu dengan tubuh penuh keringat, bunyi derak dan derik ranjang kecil itu membuat permainan semakin nikmat
“Oh .. sayang .. aku mau sampai .. “ ujarnya terengah engah
“Keluar dimana Mbak ?”
“Di dalam saja sayang … semprot ya yang keras .. “
Kami terus saling memacu pada menit kedua puluh aku pun tak tahan dan hendak memuncratkan lahar asmaraku
“Kau mau keluar juga ya Han .. bareng ya .. “
Kami akhirnya mencapai puncak orgasme.
“Han … aku .. ah ……. Nggak taha … ah ……. Aku saaaaaammmmmmpppppaiiii “Mbak Emi menjerit dan aku membackup dengan bibirku agar tidak terdengar keras. Dan aku menyusul orgasmenya
“Aku juga ..sayang … “
Kusemprotkan maniku ke dalam lubangnya,
“crattttttttttt .. crattttttt… crat…… “ bahkan malah delapan kali aku menyemprotkan karena seminggu nafsuku tak tersalurkan.
Kami langsung lemas tak berdaya dalam posisi saling memeluk, tubuhku menindih tubuh Mbak Emi yang sangat mengkilap.
“terima kasih Mbak Mbak Emi .. “
“Iya sama sama sayang .. “ ujarnya sambil memberikan kecupan manis ke bibirku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar