Senin, 15 Agustus 2011

Bu Yenti 5

Kami masih saling bercanda dengan jahil bahkan jorok, aku langsung menaikan kakiku dan mengangkat tubuh Bu Yenti lebih ke tengah ranjang, kami sempat terpekik karena jepitan penisku itu terasa sekali menekan ke dalam lubang Bu Yenti lebih dalam. Kemudian kami saling tertawa merasakan kenikmatan seks yang luar biasa, aku bahkan kali ini merasakan jepitan luar biasa dari seorang artis yang sangat doyan seks, bersikap sangat agresif dan nakal. Bu Yenti memang merupakan artis pendangdut kalo tampil dipanggung pastilah menggoyang pantatnya, tapi siapakah yang pernah melihat Bu Yenti bergoyang tanpa busana ? Apakah suaminya pernah meminta dirinya goyang tanpa busana ? Tentu saja pikiran kotor kita pastilah ingin disuguhi goyangan bahenol pantat Bu Yenti ini polos tanpa busana. Wanita ini memiliki magnet seks yang tinggi, apalagi menyukai penis besar. Jika sudah masuk dalam ranah seks, Bu Yenti termasuk wanita yang doyan bicara kotor, semakin kotor partner seksnya semakin kotorlah dia. Bahkan tak segan membayar lelaki yang bisa memuaskan libidonya.

“Sayaaang .. uuuuh .. kamu lelaki yang paling memuaskan Tante Bu Yenti .. tak ada lelaki yang sepertimu, cool, pinter, nakal, juga jahil pengin ngeremes susu dan pantat tante .. tante nggak mau dengan lelaki lain, bahkan suami tante sendiri sudah nggak menarik bagi tante ..kuserahkan diri tante padamu … nggak usah mikir suami tante .. biarlah pecundang itu dapat jatah kalo tante pas mau saja .. atau sekedar menyenangkan hatinya “

“Oke deh Tante Bu Yentiku yang nakal dan berpantat bahenol .. jadilah selingkuhanku .. “ candaku membalas kata kata Bu Yenti yang di luar akal sehat itu.

“Naaah .. gitu . tugasmu khan menyenangkan Tante Bu Yenti .. Tante akan senang jika ketemu kamu nanti, kamu wajib ngeremes pantat tante .. itu kalo nggak ada orang lho .. “ canda lagi Bu Yenti dengan gemas

“Saatnya aku menggenjot Tante Bu Yenti lagi nih .. sudah kepingin lagi “ ajakku dengan menggerakan kakiku melebar sehingga membuat Bu Yenti merintih karena gerakan kaki dan selakanganku yang sangat terasa di vaginanya.

“Hhhhhhsssssss… aaah .. sayaaang .. rasanya nikmat bangeeet .. gerakanmu membuat tante langsung nggak karuaaan .. duuuuh .. kontolmu itu lho .. galak banget di tempek Tante Bu Yenti .. “ keluh Bu Yenti dengan tersenyum dan memberikan pagutan mesra di bibirkum kubalas pagutan itu tak kalah mesra dan menjadi sebuah lumatan demi lumatan. Bu Yenti menyedot bibirku dengan rakus, menikmati setiap inchi bibirku. Kami berlumatan sangat lama, lidah kami saling bertaut dan bertumbukan dengan saling digoyang goyangkan sehingga terasa bibir kami semakin membasah, belum lagi kami selalu berbagi air liur. Dipagutnya dengan rakus sekali lagi bibirku, lalu dicekalnya kepalaku dengan kedua tangannya.

“Saatnya kamu menggenjot Tante Bu Yenti .. katanya kamu pengin menggenjot tante dalam posisi menindih .. ayo deh .. tante sudah nggak sabaran pengin disemprot dengan air manimu .. uuuuh “ kata kata Bu Yenti membuatku semakin bernafsu menuntaskan nafsuku.

Aku lalu bersiap siap dengan menata kakiku berposisi paling enak, demikian pula dengan Bu Yenti, dilingkarkannya kedua kakinya menjepit pinggangku dengan memberi ruang pada pantatku yang bisa naik turun.

“Tahaan ya Tante .. jika tante menjerit .. menjeritlah .. jika teriak, teriaklah .. jangan pendam hati tante yang puas akan hubungan seks kita .. aku ingin tiap hari menyetubuhi Tante Bu Yenti “ kataku dengan tersenyum dan meletakkan tanganku di buah dadanya yang besar dan ranum serta montok itu, terasa mengeras di tanganku walau belum meremasnya

“Duuuh .. kamu mau ngeremes susu tante .. remes saja .. tante akan siap segalanya .. yuuk .. segera genjot penyanyi dangdut ini .. Bu Yenti siap untukmu … Nyonya Bu Yenti akan menjadi tempat pelampiasan seksmu .. tante akan selalu merindukanmu setiap hari “ ucap Bu Yenti dengan tersenyum, lalu memelukku memberikan pagutan lagi dengan pelan.

Aku langsung menarik pantatku ke atas dan menghujamkan kebawah.

“Haaaaaaaan ..aaaaaaaaaaaauuuuuh … aaaaah … aaaaaauuuh “ lenguh Bu Yenti tak kuat merasakan hujaman penisku keluar masuk sampai mentok di dadar terdalam vaginanya. Tanganku kemudian menyusul dengan meremas keras buah dadanya membuat Bu Yenti kepalanya menjadi oleng ke sana kemari, kususupkan kepalaku di samping kepalanya agar tidak bergerak oleng. Pantatku tetap naik turun menghujam dan membuat dinding vaginanya terasa bergesek dengan penisku.

Kupegang kepalanya dengan tangan kiriku, kunaikan kepalaku dan langsung melumat bibirku, Bu Yenti kaget merasakan tiga bagian senstifnya diserbu, bibir, buah dada dan vaginanya. Tak menyangka Bu Yenti merasakan jurusku yang berbarengan itu. Ditahannya kepalaku dengan kedua tangannya

artis_bugil “Gilaaaa ..aaah aku nggak kuaaat “ pekik Bu Yenti dengan nafas menggila, namun pantatnya bergerak karena sodokanku yang semakin cepat. Kubekap lagi bibirnya dengan lumatan demi lumatan, tanganku juga kembali bergerak meremas sepuasku, Bu Yenti semakin kepayahan melawan serbuanku. Buah dadanya yang montok itu, bagian puntingnya terasa sekali di telapak tanganku.

Jeritan, lenguhan dan rintihan serta erangan Bu Yenti semakin bersahutan dengan cepat. Rambutnya yang panjang itu berantakan sampai menutupi kepala kami. Serbuanku semakin ganas, kupercepat sodokanku dan Bu Yenti meladeni. Tak kuat melawan lumatanku, dicekalnya kepalaku. Namun tanganku tetap meremas, habis mencekal kepalaku, ditahannya tanganku yang meremas, namun aku berganti kembali dengan menyerbu bibirnya.

Bu Yenti semakin kewalahan menghadapi serbuan itu. Genjotanku semakin keras menghujam keluar masuk. Kurasakan batangku sangat nikmat keluar masuk, diremas dan dipilin di dinding vaginanya, penisku mentok menyisakan beberapa centi. Terasa sempit dan ketat vagina milik Bu Yenti.

Tak terasa kami sudah bertempur lebih sepuluh menit saling memagut, memilini memeluk dan menggerakan pantat kami untuk memuaskan hubungan badan ini. Peluh dan keringat kami bercucuran hanya demi sebuah kepuasan bernama SEKS. Lenguhannya semakin lemah, daya tahan tubuhnya melorot drastis ketika melawanku, libidonya yang tinggi kini mendapatkan lawan sebanding

“Tante kaaalaaah aaah .. sudaaah .. jangan serbu bibiiiirr tanteeeeeeee .. “ tolak Bu Yenti dengan suara parau membuatku semakin nakal dan tak mengubris teriakannya, kuserbu lagi bibirnya membuat Bu Yenti tak melayani lumatanku, kuremas sekuatku buah dadanya.

Jepitan vaginanya dengan cepat menyempit karena tak tahan akan rangsanganku yang menyerbu dengan menggila, dikempitkan kakinya lebih erat.

“Tante .. nggak tahaan mau sampai “ sahut Bu Yenti dengan suara berat.

Kugenjot lebih cepat lagi dan batangku semakin lancar keluar masuk, menggesek gesek dinding vaginanya dengan mantap

“Taaaaaaaanteeeeeee …….. muncaaaaaaaaaaak “ teriak Bu Yenti dengan suara keras.

Kuhujamkan penisku dengan keras dan cepat, penisku disiram cairan panas dan membasahi penisku sampai muncrat keluar dari sela sela penisku dengan keras, cairan bening itu memancar seiring gerakan penisku keluar masuk, tubuhnya menegang, jepitan vaginanya semakin keras. Namun aku terus menggenjotnya karena aku juga tak tahan.

Bu Yenti berkelonjotan dengan melepaskan pelukannya dan tangannya telentang pasrah, kuangkat tanganku untuk bertelepak, Bu Yenti kemudian diam tak bisa berbuat apa apa. Pasrah dengan kondisi mencapai orgasme.

Kusodok sodok lagi karena aku juga sudah tidak tahan lagi, gerakan sodokanku membuat buah dadanya bergoncang naik turun, demikian pula dengan kepalanya yang tak kuasa harus bergerak seiring sodokanku, pantatnya yang diam tak bergerak kecuali menerima sodokanku ikut bergerak

“Haaaaaaaaaan “ panggil Bu Yenti dengan lemah

Kupercepat genjotanku lebih cepat, aku hendak mencapai orgasme

“Aku .. maaau sampaaai “ teriakku dengan terus menggenjot dan memompa Bu Yenti, Bu Yenti sebenarnya hendak menahan pinggangku namun mendengar aku hendak sampai langsung saja tangannya dilepaskan. Hujaman penisku semakin menggila. Tak kuasa aku pun menegang dengan kaku

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ teriakku dengan menyemprotkan air maniku lagi ke dalam rahim Bu Yenti dan aku langsung berkelonjotan di atas tubuh Bu Yenti. Penisku mengucurkan sperma dengan keras. Penisku kubenamkan dalam dalam walau tidak bisa seluruhnya amblas, namun terasa nikmat sekali. Tubuhku terasa ringan dan serasa terbang ke langit, mataku menggelap aku akhirnya diam dalam pelukan hangat Bu Yenti.

Kami berdua sangat lelah sekali, sehingga kami masih diam dalam waktu lama, penisku terasa dikedut kedut di dalam vagina Bu Yenti. Walau tidak ngaceng seratus persen, namun jepitan dan remasan lembut di vaginanya membuatku hanya bisa tersenyum penuh kepuasan, demikian pula dengan Bu Yenti yang memejamkan matanya puas mendapatkan kesempatan seks yang luar biasa. Kami saling memeluk dengan penuh rasa sayang. Ranjang penuh dengan ceceran air mani. Ranjang itu seharusnya ranjang yang dipakai hanya untuk Bu Yenti dan suaminya, namun kini lelaki kedua, diriku yang bisa merasakan empuknya ranjang birahi itu. Aku tak tahu di mana suami dan anak Bu Yenti. Kami tak pernah bicara soal anak, hanya menyinggung sedikit suaminya.

1 Kami akhirnya saling membuka mata, aku masih menindih Bu Yenti yang kecapekan luar biasa. Ditariknya kepalaku yang terbenam di samping kepala Bu Yenti

“Sayaaang , tante nggak kuat tadi .. uuuh kamu benar benar perkasa” puji Bu Yenti dengan tersenyum

“Tante Bu Yenti juga “ balasku dengan tersenyum

“Gantian tante yang nindih .. sakit rasanya kalo kamu nindih Tante Bu Yenti terus “ rengak Bu Yenti

Aku langsung memeluknya dan menggulingkan badan kami, pantatku terasa berada di tempat basah namun kubiarkan

“2 juta yaa .. itu ucapan terima kasih tante padamu .. tante puas akan layananmu .. janji ya ngajak Tante Bu Yenti untuk kumpul kebo” tawar Bu Yenti

“Tapi nggak gratis tante .. “ godaku

“Nggak usah minta, pasti tante kasih kok .. yuuk bobok .. 2 juta itu sekalian mengeloni tante malam ini, besok pagi kamu pulang dulu yaaa .. nggak usah mikir suami tante di mana .. yang jelas tidak akan kesini “ ujar Bu Yenti dengan memelukku lebih erat dan menciumi keningku bertubi tubi.

“Sayaaang .. kamu masih punya hutang sama tante … tante pengin sekali mengulum kontolmu sampai ludes, tapi nggak bisa .. terlalu besar buat mulutku .. tapi ya sudahlah .. mau apa lagi .. tante bangga disodoki dengan kontol besarmu .. Iiiih … pastilah banyak gadis yang pernah merasakan kontolmu itu .. tante bangga jadi daftar orang yang pernah kamu genjot” goda Bu Yenti dengan membenahi rambutnya yang berantakan itu. Diberikannya aku senyuman manis namun tidak nakal. Ditariknya pantat Bu Yenti untuk mengeluarkan penisku dan terasa sekali dipenisku masih ada sisa sisa sperma yang menempel. Kami akhirnya saling memeluk dan tertawa sebentar bersama. Mata kami memejam untuk tidur.

Kami bangun kesiangan, aku tak menyadari ketika aku merasakan ada jilatan nakal ke penisku itu, penisku waktu bangun terasa ngaceng sekali. Jilatan lidah di penisku itu membangunkan aku, aku merintih dan masih memejam merasakan rangsangan yang nikmat itu, kubuka mataku pelan pelan mengintip, dan aku merasa terkejut karena bukan Bu Yenti, kulihat Bu Yenti duduk di dekat kaki kiriku, dengan menopangkan kakinya memamerkan vaginanya, di selakanganku seorang wanita dengan membungkuk dan menjilati penisku dengan pelan pelan. Kubuka mataku lebar lebar dan Bu Yenti bangun dari duduknya

“Sudah bangun sayaaang ? kubawakan dewimu .. Nita Thalia … “ kata Bu Yenti dengan tersenyum, wanita itu mengangkat kepalanya dan tersenyum padaku. Oh my God .. Nita Thalia kini bertelanjang bulat di depan selakanganku dengan tersenyum.

Aku belum menguasai keadaan, Nita Thalia langsung menindihku

“Tadi Bu Yenti telpon dan menyakinkan aku .. uh .. benar juga punya selingkuhan berkontol besar .. aku ingin menikmati kontolmu .. panggil dengan Tante Nita yaaa .. kamu suka begitu khan ?” goda Nita Thalia dengan gemas dan mengelus elus kepalaku lalu memberikan pagutan mesra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar